Wall Street Dibuka Tak Kompak, Investor Waspadai Respons Iran terhadap Serangan AS

Wall Street Dibuka Tak Kompak, Investor Waspadai Respons Iran terhadap Serangan AS

Ekonomi | idxchannel | Senin, 23 Juni 2025 - 21:10
share

IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka variatif pada awal pekan, Senin (23/6/2025). Hal ini terjadi seiring kekhawatiran pasar atas potensi eskalasi konflik di Timur Tengah, menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir utama Iran pada akhir pekan.

Investor mencermati kemungkinan langkah balasan dari Iran yang telah mengancam akan melakukan pembalasan, tetapi hingga Senin pagi belum terlihat aksi nyata. Ketidakpastian ini menahan laju indeks-indeks utama di bursa.

Dow Jones melemah 0,02 persen. Sementara itu, S&P 500 naik 0,06 persen, dan Nasdaq tumbuh 0,11 persen.

"Pasar membuka pekan ini dengan penuh kehati-hatian, sambil menanti apakah konflik ini akan terus bereskalasi atau justru mereda," kata Analis B Riley Wealth Art Hogan, dilansir dari laman Investing, Senin (23/6/2025).

Harga minyak sempat melonjak pada awal sesi seiring kekhawatiran bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz, jalur krusial pengiriman minyak global. Namun, harga Brent kemudian bergerak nyaris mendatar di posisi USD76,96 per barel.

Saham-saham energi menguat di sesi pra-pembukaan, mengikuti kenaikan harga minyak mentah. Saham Chevron dan ExxonMobil masing-masing naik lebih dari 1 persen. Saham pertahanan juga mengalami penguatan, seperti Lockheed Martin yang naik 0,6 persen dan RTX Corporation naik 1,2 persen.

Saham Tesla naik 1,6 persen setelah meluncurkan 10 taksi swakemudi di Texas untuk pertama kalinya kendaraan Tesla tanpa pengemudi mengangkut penumpang berbayar.

Di sisi lain, saham maskapai penerbangan justru melemah. Delta Air Lines turun 1,1 persen dan American Airlines melemah 0,6 persen.

Saham Fiserv melonjak 5,8 persen setelah perusahaan fintech tersebut mengumumkan rencana peluncuran platform aset digital terbaru.

Sepanjang pekan ini, investor akan memantau sejumlah indikator ekonomi penting, termasuk data inflasi inti PCE dan pembacaan akhir PDB kuartal pertama AS. 

Selain itu, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Kongres selama dua hari ke depan menjadi perhatian utama, terutama terkait arah kebijakan suku bunga dan dampak tarif perdagangan terhadap inflasi.

Pasar juga menunggu data manufaktur PMI Juni yang dijadwalkan rilis setelah bel pembukaan, diikuti data penjualan properti periode Mei.

(Dhera Arizona)

Topik Menarik