BI Ungkap Kondisi Ini Jadi Penyebab Rupiah Stabil dan Perkasa

BI Ungkap Kondisi Ini Jadi Penyebab Rupiah Stabil dan Perkasa

Terkini | idxchannel | Rabu, 18 Juni 2025 - 20:30
share

IDXChannel - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan, nilai tukar rupiah menunjukkan stabilitas dan bahkan penguatan di tengah kondisi global yang masih berisiko tinggi.

Menurut Destry, Indonesia masih menjadi negara yang menawarkan yield atraktif bagi instrumen keuangan, sehingga menarik aliran masuk modal asing.

"Jadi memang kita bersyukur karena dengan kondisi global yang memang risiko masih cukup tinggi tapi ternyata memang kita masih menjadi negara yang bisa memberikan atraktif yield untuk aset instrumen keuangan kita," ujarnya dalam pengumuman hasil RDG BI periode Juni 2025 secara virtual, Rabu (18/6/2025).

Hal tersebut tercermin dari aliran masuk (inflow) yang signifikan. Selama Juni 2025, inflow untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai sekitar Rp11 triliun.

Meskipun terjadi outflow pada saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), jumlahnya relatif kecil, masing-masing sekitar Rp3 triliun dan Rp5 triliun.

Destry menambahkan, secara keseluruhan inflow yang masuk ke SBN sudah mencapai Rp43,5 triliun.

Peningkatan pasokan valas di pasar juga terlihat dari transaksi harian di pasar valas yang terus mengalami peningkatan. Jika pada April rata-rata harian di bawah USD6 miliar (sekitar USD5,76 miliar), pada 16 Juni sudah di atas USD6 miliar, yaitu sekitar USD6,22 miliar.

"Jadi ini juga sebenarnya yang menyebabkan kenapa di sepanjang bulan Mei dan Juni, Juni pertengahan hingga saat ini, rupiah itu mengalami penguatan secara kuartalan dibandingkan dengan kuartal yang lalu di mana kita mengalami penguatan sebesar 1,72 persen," kata Destry.

Dia menegaskan, pergerakan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang negara-negara sejenis (peers group).

Destry juga menegaskan komitmen BI untuk terus mengoptimalkan operasi pasar pro-market. Hal ini penting mengingat masih adanya beberapa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain terkait kebijakan tarif global dan perkembangan geopolitik di Timur Tengah.

Dari sisi BI, kesiapan penuh dijaga dengan terus melakukan intervensi di pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), sebagaimana disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.

Di pasar domestik, BI juga terus melakukan triple intervention, baik di pasar DNDF, spot, maupun SBN. Selain menjaga stabilitas Rupiah, intervensi ini juga bertujuan menambah ekuitas di pasar melalui pembelian SBN yang sudah mencapai Rp124 triliun.

(Dhera Arizona)

Topik Menarik