Rupiah Berakhir Melemah, Tertekan Kembali Memanasnya Konflik Timur Tengah
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD ditutup terdepresiasi pada akhir perdagangan Rabu (18/6/2025), melemah 23 poin atau sekitar 0,14 persen ke level Rp16.312 per USD.
Menurut Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi, kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas, setelah tiga pejabat AS menyebutkan Pentagon memperkuat kehadiran militernya di kawasan dengan mengirim lebih banyak jet tempur serta memperpanjang masa penugasan pesawat tempur yang telah siaga di sana.
"Ketegangan memuncak setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat, menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir di Teheran pada Jumat pekan lalu," ujar Ibrahim dalam risetnya, Rabu (18/6/2025).
Kemudian, lanjut Ibrahim, pasar menunggu kesimpulan dari pertemuan Fed, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 0,5 persen.
Selain itu, Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengatakan Jepang belum mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS selama pertemuan puncak Kelompok Tujuh. Ishiba mengatakan, ketidaksepakatan masih ada di antara keduanya, dan bahwa tarif AS telah memukul industri otomotif Jepang.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,50 persen.
Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Mei 2025 mencatatkan defisit Rp21 triliun. Sedangkan pendapatan negara sepanjang Januari-Mei 2025 mencapai Rp995,3 triliun.
Penerimaan pajak mencapai Rp683,3 triliun atau 31,2 persen dari target APBN 2025 senilai Rp2.189,2 triliun. Kinerja penerimaan pajak itu turun 11,28 persen (year on year/YoY) dari Mei 2024 senilai Rp760,38 triliun.
"Berdasarkan analisis tersebut, diprediksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.310-Rp16.360 per USD," katanya.
(Dhera Arizona)