Akhir Tahun Dinamis, Bursa Asia Beragam di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga
IDXChannel - Bursa Asia bergerak beragam pada Senin (29/12/2025) di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga tahun depan, yang juga memicu reli tajam pada logam mulia.
Di pasar saham, indeks MSCI Asia Pasifik (di luar Jepang) naik 0,27 persen, menyentuh level tertinggi sejak 3 Oktober, menandai awal yang solid pada pekan terakhir tahun ini. Sepanjang tahun berjalan, indeks tersebut telah melonjak lebih dari 25 persen, ditopang saham teknologi seiring euforia kecerdasan buatan yang kian menguat.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,38 persen ke level tertinggi hampir dua bulan, membawa kenaikan sepanjang tahun menjadi sekitar 74 persen, dan berpeluang mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1999.
Shanghai Composite juga mendaki 0,34 persen, sedangkan Hang Seng Hong Kong meningkat 0,65 persen.
Berbeda, indeks Nikkei Jepang turun 0,48 persen, ASX 200 Australia berkurang 0,24 persen dan STI Singapura melemah tipis 0,05 persen.
Perhatian investor pada pekan perdagangan yang dipersingkat libur ini tertuju pada risalah rapat terakhir The Fed yang akan dirilis Selasa.
Bank sentral AS memangkas suku bunga awal bulan ini dan memproyeksikan hanya satu kali pemangkasan lagi tahun depan, sementara pelaku pasar telah memperhitungkan setidaknya dua kali pemangkasan tambahan.
Analis Pasar IG, Tony Sycamore, mengatakan pasar akan mencermati risalah tersebut untuk mencari petunjuk lebih dalam mengenai perdebatan di internal komite terkait keseimbangan risiko dan waktu pelonggaran kebijakan berikutnya.
Sorotan selanjutnya akan beralih ke data pasar tenaga kerja yang diperkirakan rilis pada awal tahun, termasuk non-farm payrolls (NFP).
“Jika laporan-laporan itu menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja yang jelas, peluang The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin pada rapat FOMC Januari akan semakin besar,” kata Sycamore, dikutip Reuters.
Dari pasar logam mulia, perak melonjak menembus USD80 per troy ons untuk pertama kalinya sebelum berbalik turun tajam dalam perdagangan yang volatil pada Senin. Platinum dan paladium juga terkoreksi dalam setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.
Emas turun hampir 1 persen, meski sepanjang tahun ini berulang kali mencetak rekor baru, ditopang pelemahan dolar, permintaan aset lindung nilai, serta spekulasi pemangkasan suku bunga.
Kepala Strategi Investasi Saxo, Charu Chanana, mengatakan logam mulia tahun ini terangkat oleh kombinasi kuat antara prospek pemangkasan suku bunga dan kebutuhan lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan fiskal.
“Ditambah kekhawatiran pasokan, pergerakannya menjadi parabolik. Namun lonjakan tajam menjelang akhir tahun, terutama pada perak, juga meningkatkan risiko volatilitas yang lebih tinggi. Dalam jangka pendek, risikonya bersifat teknikal dan dipicu oleh posisi pasar,” ujar Chanana.
Meski demikian, ia menilai gambaran besar logam mulia masih didukung secara struktural oleh prospek suku bunga yang lebih longgar, kegelisahan fiskal dan geopolitik, serta permintaan diversifikasi yang berkelanjutan.
“Artinya, setiap koreksi berpotensi dipandang sebagai peluang bagi investor jangka panjang untuk kembali membangun eksposur,” tambahnya.
MNC Sekuritas Raih Penghargaan Best Community Empowerment Initiative di ESG Initiative Awards 2025
Isu geopolitik kembali menjadi perhatian setelah Presiden AS Donald Trump pada Minggu mengatakan bahwa dirinya dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky semakin mendekat, bahkan mungkin sangat dekat dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. (Aldo Fernando)









