Strategi BRI Mengejar Target Nol Emisi di 2050

Strategi BRI Mengejar Target Nol Emisi di 2050

Ekonomi | IDX Channel | Sabtu, 9 Desember 2023 - 09:31
share

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pencapaian target pemerintah terkait Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Bahkan, seolah menegaskan komitmen tersebut, secara internal bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga telah mematok target pribadi perusahaan, yaitu dapat mewujudkan target nol emisi pada 2050 mendatang, atau sepuluh tahun mendahului target capaian NZE yang telah dipatok pemerintah.

"Ya, memang kami sendiri punya keinginan untuk dapat nol emisi pada 2050 mendatang. Jadi sekitar 27 tahun lagi dari sekarang," ujar Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, dalam keterangan resminya.

Target tersebut, di antaranya, coba diwujudkan dengan turut sertanya Bank BRI dalam sebagai pembeli sertifikat emisi gas rumah kaca, saat Bursa Karbon Indonesia pertama kali diluncurkan, pada Selasa (26/9/2023) lalu.

Tak tanggung-tanggung, BRI bahkan telah memborong sertifikat emisi hingga sebesar 4.000 ton. Aksi borong tersebut, menurut Ahmad, juga tak lepas dari upaya pihaknya dalam mewujudkan kondisi nol emisi perusahaan pada 2050 mendatang tersebut

Namun demikian, dalam hal aktivitas bursa karbon nasional, Ahmad mengakui bahwa saat ini BRI masih memiliki sejumlah catatan dan evaluasi yang perlu dikerjakan secara bersama-sama, agar bursa bursa karbon dapat terus berjalan secara berkelanjutan.

Beberapa catatan tersebut, menurut Ahmad, terkait dengan policy, infrastruktur proses sertifikasi, serta kontinuitas supply dan demand yang tersedia di bursa karbon itu sendiri.

"Supplynya perlu diperbanyak. Demand akan sangat banyak, tapi kalau supply terbatas, tentu itu jadi tantangan juga," tutur Ahmad.

Namun demikian, tak hanya ingin menggantungkan harap pada keberadaan Bursa Karbon Indonesia, BRI secara internal operasional perusahaan juga melakukan sejumlah improvement, di antaranya dengan mulai menggunakan kendaraan listrik untuk keperluan kegiatan operasional.

Saat ini, Ahmad menjelaskan, BRI tercatat telah mengoperasikan sedikitnya 97 mobil listrik dan 50 motor listrik. Tak hanya itu, di Kantor Pusat BRI juga telah tersedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Bukan hanya itu saja, sebanyak 12 unit kerja kami juga telah menggunakan panel surya sebagai alternatif penggunaan listrik perusahaan," ungkap Ahmad.

Pencapaian ini, dikatakan Ahmad, semakin memperkuat posisi BRI sebagai front-runner on sustainable banking di Indonesia dan pemilik portofolio sustainable finance terbesar di Indonesia.

"Hal ini tak terlepas dari komitmen kami untuk terus memperkuat praktik keuangan berkelanjutan sebagai fondasi bisnis perusahaan untuk terus dapat tumbuh dan berkembang," papar Ahmad.

Komitmen tersebut, Ahmad menjelaskan, salah satunya diwujudkan dengan menjadikan pembiayaan hijau (green financing) sebagai prioritas kinerja pembiayaan yang dijalankan perusahaan.

Hingga Triwulan II-2023, misalnya, BRI telah sukses merealisasi pembiayaan hijau hingga Rp79,4 triliun pada kuartal II-2023. Capaian tersebut meningkat bila dibandingkan realisasi pembiayaan hijau pada periode sama tahun sebelumnya, yang masih sebesar Rp75,5 triliun.

"BRI berkomitmen tidak hanya mengcreate economic value, tapi juga peduli terhadap social value. Dan yang tak kalah penting dalam konteks ESG (environmental, social, and corporate governance), keuangan berkelanjutan, ini harus menjadi well-govern company," urai Ahmad.

Dari total Rp732,3 triliun portofolio kredit BRI, Ahmad menjelaskan, sebanyak Rp5,7 triliun di antaranya telah tersalurkan ke sektor Energi Baru Terbarukan (EBT).

Lalu untuk green transportation sebanyak Rp12 triliun, dan alokasi untuk pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan ramah lingkungan sebesar Rp53,5 triliun.

Sementara dari segi pendanaan, BRI pada Oktober 2023 lalu juga telah menerbitkan Green Bond melalui Obligasi Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan I Tahap II Tahun 2023 sebesar Rp6 triliun.

Penerbitan dilakukan dalam 3 seri yaitu Seri A (1 tahun) dengan kupon 6,10 persen, Seri B (2 tahun) dengan kupon 6,35 persen dan Seri C (3 tahun) dengan kupon 6,30 persen, di mana framework penggunaan dana mengacu pada POJK No.60/POJK.04/2017.

Penerbitan green bond ini juga sekaligus mencatatkan BRI sebagai penerbit green bond domestik terbesar di Indonesia, setelah sebelumnya juga telah melakukan penerbitan serupa pada 2022 lalu, dengan nilai sebesar Rp5 triliun.

Energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, transportasi ramah lingkungan serta penggunaan lahan secara berkelanjutan menjadi segmen utama atas penggunaan dana hasil penerbitan Green Bond ini.

"(Penerbitan) Ini merupakan salah satu upaya kami dalam merealisasikan Green Economy, sekaligus juga bagian dari strategi pendanaan BRI yang menganut Sustainable Principle, di mana sebelumnya kami telah sukses menerbitkan Sustainable Bond, Sustainable-Linked Loan, MTN Inklusif dan Subdebt Inklusif," tegas Ahmad. (TSA)

Topik Menarik