Sejarah Baru G20, Untuk Pertama Kali Anggota Dilarang Hadir oleh Tuan Rumah ke KTT?
WASHINGTON, iNews.id - Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak mengundang Afrika Selatan ke KTT G20 2026 di Miami menciptakan preseden yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah forum ekonomi terbesar dunia itu.
Selama lebih dari 2 dekade sejak dibentuk, G20 selalu mengedepankan prinsip inklusivitas antarsesama anggota. Namun keputusan pemerintah AS ini membuka babak baru, anggota kini berpotensi “dilarang hadir” oleh tuan rumah.
Pertama dalam Sejarah G20
Amerika Serikat yang memegang keketuaan G20 2026 menyatakan bahwa Afrika Selatan tidak akan masuk dalam daftar undangan resmi. Trump mengulangi tuduhannya soal praktik genosida terhadap kulit putih serta politik luar negeri Afrika Selatan, terutama kedekatannya dengan Rusia dan China, tak sejalan dengan posisi Washington.
Keputusan ini langsung memicu kejutan karena G20 tidak memiliki mekanisme untuk mengeluarkan atau menangguhkan keanggotaan. Satu-satunya proses formal adalah undangan tahunan yang dikeluarkan negara ketua, namun selama ini dianggap seremonial, bukan alat seleksi.
Mengguncang Prinsip Dasar G20
Selama ini G20 bekerja berdasarkan konsensus. Setiap negara tetap diundang meski terdapat perbedaan politik, bahkan saat terjadi ketegangan geopolitik besar.
Dengan tidak diundangnya Afrika Selatan, AS menciptakan preseden politik baru, ketua G20 memiliki kekuasaan de facto untuk memutuskan siapa yang hadir dan siapa yang tidak.
Langkah ini memunculkan pertanyaan besar, apakah forum ini masih mampu mengklaim diri sebagai representasi 80 persen ekonomi dunia?
- Apakah keputusan sepihak tuan rumah berpotensi memecah G20?
- Akankah negara-negara berkembang merasa status mereka dapat dicabut kapan saja?
Reaksi Afrika Selatan dan Kekhawatiran Blok Global Selatan
Pejabat Afrika Selatan mengecam langkah ini sebagai tindakan merusak multilateralisme. Beberapa negara berkembang lain juga menyuarakan kekhawatiran bahwa G20 mulai berubah dari forum ekonomi menjadi arena pengaruh politik negara yang menjadi ketua.
Jika negara anggota dapat tidak diundang, maka legitimasi G20 sebagai platform dialog global bisa tergerus.
Potensi Efek Domino
Para analis memperingatkan bahwa keputusan AS dapat menciptakan efek jangka panjang, di antaranya:
- Fragmentasi G20 menjadi blok-blok politik.
- Boikot balik oleh negara-negara yang merasa dimarginalkan.
- Kemungkinan pembentukan forum tandingan oleh negara-negara yang tak ingin tunduk pada dinamika geopolitik.
Babak Baru atau Awal Keretakan?
Langkah Washington mengundang debat global apakah ini merupakan pembaruan struktur G20, atau justru awal keretakan serius dalam forum ekonomi yang selama ini menjadi jangkar stabilitas internasional.
Satu hal jelas, keputusan tidak mengundang Afrika Selatan menandai momen bersejarah, ketika sebuah negara anggota G20 untuk pertama kalinya “dibekukan” oleh tuan rumah, sebuah perubahan yang dapat mengubah arah forum ini untuk tahun-tahun ke depan.
