Donald Trump: Kazakhstan Akan Bergabung dengan Perjanjian Abraham
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Kamis, (6/11/2025), bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan Perjanjian Abraham atau Abraham Accord, untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara mayoritas Muslim.
Pengumuman ini muncul setelah Trump mengatakan ia telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
"Kami akan segera mengumumkan Upacara Penandatanganan untuk meresmikannya, dan masih banyak lagi negara yang mencoba bergabung dengan klub KEKUATAN ini," tulis Trump di Truth Social, sebagaimana dilansir Reuters.
Kazakhstan sudah memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi penuh dengan Israel, yang berarti langkah ini sebagian besar bersifat simbolis.
Trump bertemu dengan Tokayev bersama empat pemimpin Asia Tengah lainnya di Gedung Putih pada Kamis, seiring upaya AS untuk mendapatkan pengaruh di kawasan yang telah lama didominasi oleh Rusia dan semakin didekati oleh China.
Utusan khusus AS Steve Witkoff sebelumnya mengatakan dalam sebuah forum bisnis di Florida bahwa ia akan kembali ke Washington untuk pengumuman tersebut, tanpa menyebutkan nama negaranya.
Sumber kedua yang mengetahui masalah ini mengatakan Amerika Serikat berharap masuknya Kazakhstan akan membantu menghidupkan kembali Perjanjian Abraham, yang perluasannya telah ditunda selama perang Gaza.
Trump telah berulang kali mengatakan ingin memperluas perjanjian yang ditengahinya selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.
Uni Emirat Arab dan Bahrain menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Perjanjian Abraham yang ditengahi Trump. Maroko menjalin hubungan dengan Israel di akhir tahun yang sama.
Trump optimistis tentang prospek bahwa negara adidaya regional Arab Saudi akhirnya akan bergabung dengan perjanjian tersebut sejak gencatan senjata berlaku di Gaza bulan lalu, tetapi Riyadh tidak menunjukkan keinginan untuk maju tanpa setidaknya jalur menuju negara Palestina.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diperkirakan akan mengunjungi Gedung Putih pada 18 November.
Negara-negara Asia Tengah lainnya seperti Azerbaijan dan Uzbekistan, yang keduanya memiliki hubungan dekat dengan Israel, juga dipandang berpotensi bergabung dengan Perjanjian Abraham, yang dianggap sebagai pencapaian kebijakan luar negeri utama dari masa jabatan pertama Trump.







