Sosok Valentina Gomez, Politisi AS yang Bakar Al-Qur'an Sambil Caci Maki Umat Islam
Politisi perempuan Amerika Serikat (AS) bernama Valentina Gomez telah membakar Al-Qur'an sambil mencaci maki umat Islam. Dia merekam aksinya dan mengunggahnya di X.
Politisi Partai Republik asal Texas ini sedang mencalonkan diri untuk kursi Kongres. Dalam aksi pembakaran kitab suci itu, dia bersumpah untuk mengakhiri Islam di negara bagian Texas.
Dia meminta umat Muslim untuk meninggalkan negara bagian tersebut, dengan mengatakan: "Umat Muslim boleh pergi ke mana pun dari 57 negara Muslim."
Baca Juga: Viral! Politisi AS Bakar Al-Qur'an, Sesumbar Ingin Akhiri Islam di Texas
Dalam video bernuansa kampanye itu, Gomez menuduh komunitas Muslim mengancam negara-negara Kristen melalui kekerasan dan mendesak orang-orang untuk membantunya mencapai tujuannya."Umat Muslim memerkosa dan membunuh dalam perjalanan mereka untuk menguasai negara-negara Kristen" tulisnya dalam unggahan di X yang kini telah dihapus. "Bantu saya masuk ke Kongres agar kalian tidak perlu tunduk pada batu karang bodoh mereka."
Dia memulai video dengan mengatakan, "Putri-putri kalian akan diperkosa dan putra-putra kalian akan dipenggal, kecuali kita menghentikan Islam untuk selamanya," lalu melanjutkan dengan membakar Al-Qur'an.
Gomez kemudian mengklarifikasi bahwa dia tidak menyesali pembakaran Al-Qur'an dan menyalahkan kitab suci agama tersebut atas serangan 7 Oktober di Israel. "Saya teguh pada tindakan saya dan saya tidak akan pernah tunduk pada kitab suci yang bertanggung jawab atas pembantaian 7 Oktober, yang merenggut nyawa 13 anggota militer AS di Abbey Gate, dan menyerukan pembunuhan kami," tulisnya di X.
Tindakan Gomez menuai kritik dari Richard Grenell, utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk misi khusus, yang mengatakan bahwa Gomez merusak Amandemen Pertama Konstitusi AS.
"Hentikan perusakan Amandemen Pertama Konstitusi yang ditetapkan oleh para leluhur kita. Konstitusi AS menjamin kebebasan beragama. Anda tidak memahami kebebasan kami dengan baik," katanya, yang dikutip TRT Global, Jumat (29/8/2025).
Siapa Sebenarnya Sosok Valentina Gomez?
Valentina Gomez pernah memproklamirkan diri sebagai pendukung Presiden Donald Trump dan kampanye Make America Great Again (MAGA).
Politisi Amerika ini lahir pada 8 Mei 1999 di Medellin, Kolombia. Dia dan keluarganya pindah ke AS pada tahun 2009.
Sebelum terjun ke dunia politik, Gomez mendapatkan pengakuan sebagai investor real estate dan memegang berbagai peran di sektor keuangan, termasuk posisi yang berfokus pada optimalisasi keuangan dan strategis di Nestlé.
Namun, profil politiknya telah diwarnai oleh berbagai kontroversi. Menurut The Independent, Gomez memiliki riwayat melakukan aksi kekerasan dan menggunakan retorika yang menghasut terhadap Muslim, komunitas LGBT+, warga Amerika kulit hitam, dan imigran.
Tindakan-tindakannya itu tampaknya bertujuan untuk mendapatkan ketenaran di tengah karier politiknya yang tampaknya sedang goyah.Pada bulan Desember 2024, Gomez merilis sebuah video yang menggambarkan eksekusi tiruan seorang imigran, menembak boneka yang diikat ke kursi dengan kantong hitam di atas kepalanya. Dia mengatakan kepada The Independent saat itu, "Sesederhana itu, eksekusi publik untuk setiap imigran ilegal yang memerkosa atau membunuh seorang Amerika. Mereka tidak pantas dideportasi; mereka pantas untuk dihabisi."
Gomez juga telah menargetkan warga Amerika kulit hitam, memberi tahu mereka untuk "dengan baik hati" meninggalkan AS jika mereka "tidak menyukainya", merujuk pada Juneteenth, hari libur yang menandai berakhirnya perbudakan, sebagai hari libur yang "paling keras".
Catatan homofobianya termasuk aksi pada bulan Februari 2024 di mana dia menggunakan penyembur api untuk membakar setumpuk buku LGBTQ+.
Gomez memulai karier politiknya pada tahun 2024 dengan berkampanye untuk jabatan penting di pemerintahan Missouri. Namun, berada di urutan keenam, hanya menerima 7,4 persen suara.
Meskipun beberapa kali kalah dalam pemilu dan berulang kali diblokir dari media sosial karena ujaran kebencian, dia terus membangun reputasi sebagai tokoh sayap kanan yang memecah belah.

