Khamenei Ungkap AS Gunakan Program Nuklir Iran sebagai Dalih untuk Konfrontasi

Khamenei Ungkap AS Gunakan Program Nuklir Iran sebagai Dalih untuk Konfrontasi

Global | sindonews | Rabu, 30 Juli 2025 - 06:44
share

Program nuklir dan pengayaan uranium Teheran hanyalah dalih bagi Amerika Serikat (AS) untuk menargetkan Iran. Pernyataan itu diungkap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Selasa (29/7/2025).

"Semua pembicaraan mereka tentang isu nuklir, pengayaan (uranium), hak asasi manusia, dan hal-hal semacam itu hanyalah dalih. Yang membuat mereka kesal adalah kenyataan bahwa Republik Islam mampu menghasilkan ide-ide baru di berbagai bidang sains dan pengetahuan – baik di bidang humaniora, ilmu teknik, maupun ilmu agama," ungkap Khamenei.

Iran dan AS telah mengadakan lima putaran perundingan mengenai program nuklir yang dimediasi Oman.

Putaran keenam dijadwalkan pada 15 Juni, tetapi serangan Israel terhadap Iran dan pengeboman AS terhadap situs nuklir Iran membatalkan rencana tersebut.

Para pejabat Iran menolak tuduhan bahwa Iran diam-diam telah membuat senjata nuklir, menekankan Teheran siap melanjutkan perundingan dengan Washington tanpa prasyarat. Secara khusus, Iran menentang tuntutan AS untuk menghentikan pengayaan uranium. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan Teheran belum berencana mengadakan perundingan dengan Washington, dengan alasan persyaratan untuk putaran konsultasi baru belum matang.

Iran dan negara-negara Uni Eropa (UE3) — Prancis, Jerman, dan Inggris — mengadakan perundingan nuklir di Istanbul pada 25 Juli untuk pertama kalinya sejak berakhirnya "perang 12 hari."

Perundingan tersebut berlangsung di tengah ancaman Uni Eropa (UE3) untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran jika kesepakatan nuklir baru tidak tercapai pada akhir musim panas.

Sebagai langkah pencegahan, parlemen Iran telah merancang rancangan undang-undang untuk menarik Republik Islam tersebut dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NNT) jika ketiga negara Eropa tersebut memberlakukan kembali sanksi yang tercantum dalam kesepakatan nuklir 2015, yang secara formal masih berlaku.

Baca juga: Houthi Umumkan Fase Baru Perang: Semua Kapal yang Terkait Pelabuhan Israel Diserang

Topik Menarik