6 Anak Gaza Tewas Diserang saat Ambil Air, Israel Salahkan Rudalnya Malfungsi

6 Anak Gaza Tewas Diserang saat Ambil Air, Israel Salahkan Rudalnya Malfungsi

Global | sindonews | Senin, 14 Juli 2025 - 14:41
share

Setidaknya delapan warga Palestina, sebagian besar anak-anak, tewas dan lebih dari selusin lainnya luka-luka di Gaza tengah ketika mereka pergi untuk mengambil air pada hari Minggu akibat serangan militer Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan rudalnya yang malfungsi sehingga meleset dari target yang sebenarnya.

IDF berdalih rudal-rudal mereka sebenarnya menargetkan seorang milisi Jihad Islam Palestina (PIJ) di daerah tersebut, tetapi terjadi malfungsi yang menyebabkannya jatuh puluhan meter dari target.

"IDF menyesalkan kerugian apa pun yang dialami warga sipil yang tidak terlibat," katanya dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin (14/7/2025). IDF menambahkan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau.

Baca Juga: Israel Coba Habisi Presiden Iran Seperti Membunuh Nasrallah, tapi Gagal

Serangan itu menghantam titik distribusi air di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan enam anak dan melukai 17 lainnya, kata Ahmed Abu Saifan, seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda.Kekurangan air di Gaza telah memburuk tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan kekurangan bahan bakar yang menyebabkan fasilitas desalinasi dan sanitasi ditutup, membuat orang-orang bergantung pada pusat pengumpulan air di mana mereka dapat mengisi wadah plastik mereka.

Beberapa jam kemudian, 12 orang tewas akibat serangan Israel di sebuah pasar di Kota Gaza, termasuk seorang konsultan rumah sakit terkemuka, Ahmad Qandil, menurut laporan media Palestina.

Militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 58.000 orang telah tewas sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, dengan 139 orang ditambahkan ke jumlah korban tewas selama 24 jam terakhir.

Kementerian tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan milisi perlawanan Palestina dalam penghitungannya, tetapi mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Upaya Gencatan Senjata

Utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, mengatakan pada hari Minggu bahwa dia berharap pada negosiasi gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung di Qatar.Dia mengatakan kepada wartawan di Teterboro, New Jersey, bahwa ia berencana untuk bertemu dengan para pejabat senior Qatar di sela-sela final Piala Dunia Antarklub FIFA.

Namun, negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata telah terhenti, dengan kedua belah pihak terpecah mengenai sejauh mana penarikan Israel dari wilayah kantong Palestina tersebut, menurut sumber-sumber Palestina dan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu para menteri pada Minggu malam untuk membahas perkembangan terbaru dalam perundingan tersebut, kata seorang pejabat Israel.

Perundingan tidak langsung mengenai proposal AS untuk gencatan senjata 60 hari sedang diadakan di Doha, tetapi optimisme yang muncul minggu lalu tentang kesepakatan yang akan datang sebagian besar telah memudar, dengan kedua belah pihak saling menuduh keras kepala.

Netanyahu, dalam sebuah video yang diunggahnya di Telegram pada hari Minggu, mengatakan Israel tidak akan mundur dari tuntutan utamanya-membebaskan semua sandera yang masih berada di Gaza, menghancurkan Hamas, dan memastikan Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel.Perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika para milisi perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas menyerbu Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa 251 sandera ke Gaza. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa diyakini masih hidup.

Keluarga para sandera telah berkumpul di luar kantor Netanyahu di Yerusalem untuk menuntut kesepakatan dengan Hamas.

"Mayoritas rakyat Israel telah berbicara dengan lantang dan jelas. Kami ingin mencapai kesepakatan, bahkan dengan mengorbankan perang ini, dan kami ingin melakukannya sekarang," kata Jon Polin, yang putranya, Hersh Goldberg-Polin, disandera oleh Hamas di sebuah terowongan Gaza dan tewas pada Agustus 2024.

Netanyahu dan para menterinya juga dijadwalkan membahas rencana pada hari Minggu untuk memindahkan ratusan ribu warga Gaza ke wilayah selatan Rafah, yang digambarkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebagai "kota kemanusiaan" baru, tetapi kemungkinan akan menuai kritik internasional karena pemindahan paksa.

Seorang sumber Israel yang diberi pengarahan tentang diskusi di Israel mengatakan bahwa rencana tersebut adalah untuk membangun kompleks di Rafah selama gencatan senjata, jika tercapai.Pada hari Sabtu pekan lalu, seorang sumber Palestina yang mengetahui perundingan gencatan senjata mengatakan bahwa Hamas menolak peta penarikan tentara IDF yang diusulkan Israel, karena peta tersebut akan membuat sekitar 40 wilayah di bawah kendali Israel, termasuk seluruh Rafah.

Kampanye militer Israel melawan Hamas telah menggusur hampir seluruh populasi lebih dari 2 juta orang, tetapi warga Gaza mengatakan tidak ada tempat yang aman di daerah kantong pantai tersebut.

Pada Minggu pagi, sebuah rudal menghantam sebuah rumah di Kota Gaza tempat sebuah keluarga pindah setelah menerima perintah evakuasi dari rumah mereka di pinggiran selatan.

"Bibi saya, suaminya, dan anak-anaknya, telah tiada. Apa salah anak-anak yang tewas dalam pembantaian berdarah yang mengerikan saat fajar?" kata Anas Matar, warga Gaza yang berdiri di reruntuhan bangunan.

Topik Menarik