Sosok Ali Hadji, Inspirator Indonesia dalam Menggali Potensi Kewirausahaan ASEAN
Seiring dengan menguatnya peran kawasan ASEAN dalam ekonomi global, Indonesia terus menarik perhatian, tidak hanya karena skalanya, tetapi juga karena munculnya individu-individu yang secara diam-diam berkontribusi pada transformasi ekonominya.
Salah satunya adalah Ali Hadji, yang keterlibatannya dalam investasi, kolaborasi publik-swasta, dan forum lintas sektor turut membentuk ekosistem kewirausahaan yang lebih terhubung dan tangguh di seluruh Asia Tenggara.
Selama setahun terakhir, Ali Hadji yang memegang beberapa posisi strategis termasuk Senior Executive Investment and Portfolio Manager di JTA International Investment, CFO Nikoil Group Indonesia, dan CFO Northshore International, serta menjadi perwakilan bagi berbagai organisasi dan bisnis elite, dan telah berpartisipasi sebagai tamu VVIP dan pembicara di beberapa platform besar.
Baca Juga: 5 Negara Asia yang Diam-diam Dukung Israel, Salah Satunya Mayoritas Muslim
Forum tersebut di antaranya adalah KTT Baterai Internasional (International Battery Summit), Konferensi Produsen Nikel (Nickel Producers Conference), dan Forum Investasi Pariwisata Internasional (International Tourism Investment Forum). Kehadirannya di berbagai acara yang mempertemukan para pemangku kepentingan utama dari industri dan pemerintah ini telah memposisikannya sebagai suara yang konsisten dalam diskusi seputar strategi investasi, keberlanjutan, dan inovasi.
Di luar panggung, keterlibatan Ali Hadji meluas hingga pertemuan langsung dengan tokoh-tokoh senior pemerintah seperti Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, Budi Gunadi Sadikin, Basuki Hadimuljono, pejabat tinggi di lingkungan kantor kepresidenan, Bank Indonesia dan asosiasi perbankan, serta kementerian dan pejabat lainnya.
Dia juga berdiskusi dengan tokoh publik seperti Hanung Bramantyo, Angga Sasongko, Giring Ganesha, Irfan Hakim, Ivan Gunawan, dan tokoh-tokoh ternama lainnya. Melalui diskusi tersebut, dia menyumbangkan gagasan dalam percakapan mengenai strategi bisnis, teknologi hijau, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan yang digerakkan oleh kaum muda—bidang-bidang yang semakin penting bagi prospek ekonomi Indonesia.
“Dalam setiap pertemuan yang saya hadiri, baik dengan menteri, wali kota, maupun pimpinan universitas, saya hadir untuk berkontribusi, belajar, dan membantu menciptakan jembatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar bisnis,” kata Ali Hadji.
Keterlibatannya yang berkelanjutan dalam dialog dengan institusi seperti Universitas Indonesia, UGM, dan Lemdiklat Polri, serta pemerintah daerah mulai dari Sulawesi Selatan hingga Karimun dan Tasikmalaya, menunjukkan pendekatan yang konsisten terhadap kolaborasi jangka panjang.
Meskipun dia seringkali tidak menonjolkan diri, mereka yang pernah bekerja dengannya mendeskripsikan pendekatannya sebagai strategis, diplomatis, dan efektif tanpa banyak publikasi.
Kebangkitan ekonomi Indonesia tidak hanya bergantung pada infrastruktur atau modal, tetapi juga pada individu yang mampu membangun momentum lintas sektor. Figur seperti Ali Hadji, yang bergerak di antara kebijakan dan dunia usaha, turut membangun model kewirausahaan yang berakar pada integritas, konektivitas, dan nilai jangka panjang.
