Bos NATO Panggil Trump Daddy, Bela Omelan Kasarnya pada Iran dan Israel
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte membela omelan kasar penuh sumpah serapah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Iran dan Israel. Saat berbincang, bos NATO itu memanggil presiden Amerika dengan panggilan "Daddy" atau "Ayah".
Trump pada hari Selasa mengecam Iran dan Israel karena diduga melanggar gencatan senjata yang ditengahi Washington.
Dia mengatakan kepada wartawan sebelum berangkat ke KTT NATO di Den Haag bahwa Tel Aviv dan Teheran telah bertempur begitu lama dan begitu keras sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.
Baca Juga: Trump Bandingkan Serangan AS Terhadap Iran dengan Pengeboman Nuklir Hiroshima
Ledakan terjadi beberapa jam setelah dia mengumumkan gencatan senjata, yang diduga segera dilanggar oleh Israel dan Iran.Ketika ditanya tentang pernyataan itu selama konferensi pers bersama keesokan harinya, pada Rabu, Trump menyamakan kedua negara itu dengan "anak-anak yang berkelahi di halaman sekolah."
Rutte, yang duduk di sebelahnya, menambahkan: "Dan terkadang, Daddy harus menggunakan bahasa yang kasar."
Ketika seorang reporter kemudian menyinggung komentar itu, Trump tertawa dan menjawab, "Daddy—Anda Daddy saya," dengan mengatakan bahwa bos NATO itu bermaksud mengatakan itu dengan penuh kasih sayang.
"Saya pikir dia menyukai saya, jika tidak, saya akan kembali dan memukulnya dengan keras," canda Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/6/2025).
Sanjungan Rutte tidak terbatas di atas panggung. Menjelang pertemuan puncak, Trump menerbitkan pesan teks pribadi di mana Rutte yang memuja-muji "tindakan tegas presiden AS di Iran" sebagai "sungguh luar biasa".
"Itu membuat kita semua lebih aman," kata Rutte. Dia melanjutkan dengan mengatakan kepada Trump: "Anda akan mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh presiden Amerika mana pun dalam beberapa dekade. Eropa akan membayar besar."
Rutte juga menggunakan pertemuan puncak NATO untuk mendukung dorongan kontroversial Trump bagi anggota NATO untuk menggandakan pengeluaran militer mereka menjadi 5 dari PDB.
Pada konferensi pers hari Rabu, dia menyebut Trump sebagai "teman baik" dan mengatakan bahwa dia pantas mendapatkan semua pujian karena memaksakan masalah tersebut.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis apakah kekaguman yang terbuka seperti itu membuatnya tampak lemah, Rutte menepisnya: "Saya rasa tidak. Saya pikir itu sedikit masalah selera."









