8 Kota di Iran yang Diserang Israel secara Brutal
Perang antara Iran dan Israel dimulai ketika rezim Zionis membombardir sejumlah wilayah dan membunuh para pemimpin Iran. Teheran kemudian membalas dengan melancarkan serangan balasan ke Israel.
Berikut ini berbagai kota di Iran yang menjadi sasaran serangan rudal Israel.
1. Teheran
Teheran, ibu kota Iran, menjadi salah satu target paling awal dan terberat dalam eskalasi serangan militer Israel pada Juni 2025.Kota ini merupakan pusat pemerintahan, intelijen, dan militer Iran, sekaligus tempat tinggal jutaan warga sipil.
Serangan diarahkan ke berbagai fasilitas penting, termasuk depot bahan bakar di utara kota, pusat siaran IRIB (televisi negara), serta pangkalan militer yang berada di wilayah barat dan selatan kota.
Serangan udara menyebabkan kehancuran besar, termasuk runtuhnya gedung-gedung tinggi di kawasan Nobonyad Square dan distrik-distrik elite lainnya.
Akibatnya, ribuan warga sipil melarikan diri ke daerah pegunungan Alborz. Laporan dari organisasi HAM menyebutkan lebih dari 600 orang tewas dan ribuan lainnya terluka di seluruh Iran, sebagian besar di wilayah urban seperti Tehran.
Kota ini menjadi simbol dari skala luas konflik yang menyentuh pusat kekuasaan dan kehidupan rakyat biasa sekaligus.
2. Isfahan
Di wilayah tengah Iran, Isfahan menjadi target penting, mengingat kota ini merupakan pusat teknologi nuklir Iran dan rumah bagi fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz.Serangan Israel telah menargetkan Isfahan sejak 2024, namun pada eskalasi 2025, serangan meningkat secara signifikan.
Pangkalan udara Shekari dan fasilitas radar serta depot militer di pinggiran Isfahan mengalami kerusakan parah. Meski pemerintah Iran awalnya menyatakan berhasil menembak jatuh sejumlah drone, citra satelit menunjukkan sistem pertahanan S-300 mereka mengalami gangguan serius.
Serangan terhadap Isfahan memiliki makna strategis karena bertujuan melumpuhkan kemampuan pengayaan uranium Iran dan menghambat potensi pengembangan senjata nuklir.
Warga sipil di wilayah ini mengalami ketakutan besar karena dekatnya lokasi permukiman dengan target-target militer yang dibombardir.
3. Arak dan Khondab
Arak dan Khondab, dua kota yang berlokasi di Provinsi Markazi, juga menjadi sorotan dalam serangan udara Israel karena di sinilah Iran mengembangkan reaktor air beratnya, salah satu elemen kunci dari program nuklirnya.Serangan terhadap fasilitas ini bukan hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu kekhawatiran global akan risiko kebocoran radioaktif.
Meskipun tidak ada laporan kebocoran radiasi besar, media Rusia memperingatkan potensi bencana yang bisa menyamai skala tragedi Chernobyl.
Reaksi keras muncul dari berbagai negara yang menilai serangan terhadap fasilitas nuklir aktif dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang tak terduga terhadap keselamatan regional dan lingkungan.
4. Rasht
Kota Rasht, yang terletak di utara Iran dekat Laut Kaspia, juga tidak luput dari serangan. Meski bukan target nuklir utama, kota ini dilaporkan memiliki jaringan pertahanan dan fasilitas logistik yang mendukung operasi militer Iran.Serangan Israel terhadap kota ini menunjukkan eskalasi tidak terbatas pada wilayah pusat dan selatan Iran saja, tetapi meluas ke wilayah utara yang sebelumnya dianggap relatif aman.
Dampak serangan termasuk gangguan pasokan logistik dan ketegangan psikologis terhadap penduduk sipil yang tidak terbiasa dengan kehadiran konflik bersenjata langsung di wilayah mereka.
5. Bushehr
Wilayah pesisir selatan Iran juga menjadi target, terutama di sekitar Bushehr yang dikenal sebagai lokasi reaktor nuklir sipil pertama Iran dan pusat industri gas dan minyak.Fasilitas pengolahan gas seperti Fajr-e Jam dan kilang minyak South Pars mengalami kerusakan akibat serangan udara.
Serangan ini menyasar infrastruktur ekonomi vital Iran, dengan tujuan memperlemah kapasitas energi negara itu dan menimbulkan tekanan ekonomi tambahan.
Kebakaran besar terjadi di depot-depot energi ini, yang menambah ketakutan warga akan potensi krisis lingkungan dan pasokan bahan bakar dalam negeri.
Keterlibatan Bushehr dalam konflik ini memperluas medan tempur ke sektor ekonomi strategis.
6. Borujerd dan Qasr-e Shirin
Kota Borujerd dan Qasr-e Shirin, meski bukan kota besar atau pusat industri militer, juga mengalami serangan yang cukup signifikan.Di Borujerd, pabrik otomotif Farda Motors menjadi sasaran dan mengalami kerusakan parah. Tidak jelas apakah pabrik tersebut memiliki koneksi langsung ke program militer Iran, namun Israel menganggap lokasi itu sebagai bagian dari jaringan produksi strategis yang mendukung kekuatan pertahanan negara tersebut.
Di Qasr-e Shirin, gedung Departemen Kesejahteraan Sosial ikut rusak. Serangan terhadap infrastruktur sipil seperti ini menimbulkan kecaman luas, karena memperlihatkan dampak konflik tidak hanya terbatas pada target militer, tetapi juga menyentuh kehidupan sipil secara langsung.
7. Tabriz, Ilam, dan Khuzestan
Serangan-serangan lainnya tercatat terjadi di Tabriz, Ilam, dan Khuzestan, terutama pada fase sebelumnya, yaitu Oktober 2024.Serangan ini merupakan bagian dari Operasi "Days of Repentance" yang dilakukan Israel sebagai respons atas aktivitas militer Iran di kawasan. Fasilitas radar, pangkalan rudal, dan pos logistik militer di wilayah-wilayah tersebut dilaporkan lumpuh atau mengalami kerusakan berat.
Sebanyak empat personel militer Iran dilaporkan tewas dalam fase ini. Serangan terhadap wilayah-wilayah di barat dan barat daya Iran ini menunjukkan betapa luasnya cakupan target Israel, yang mencakup hampir seluruh penjuru Iran dalam radius tempurnya.
8. Natanz
Salah satu target paling vital dalam konflik ini adalah fasilitas pengayaan uranium di Natanz, yang berlokasi di Provinsi Isfahan.Natanz telah lama menjadi pusat perhatian dalam perdebatan global soal proliferasi nuklir, dan menjadi target serangan fisik maupun siber, termasuk serangan terkenal Stuxnet pada dekade sebelumnya.
Pada 2025, Israel kembali menyerang fasilitas ini dengan rudal dan drone berpresisi tinggi. Citra satelit menunjukkan kerusakan pada sejumlah unit sentrifuga, serta kemungkinan korban dari kalangan teknisi dan militer yang bekerja di sana.
Meskipun Iran mencoba menyembunyikan dampak serangan, data independen memperkirakan kerugian besar yang bisa memperlambat program pengayaan nuklir Iran selama beberapa bulan ke depan.
Dampak keseluruhan dari serangan-serangan ini sangat luas. Jumlah korban jiwa tercatat lebih dari 657 orang, dengan lebih dari dua ribu lainnya luka-luka, baik dari kalangan militer maupun sipil.
Infrastruktur vital seperti jaringan listrik, sistem komunikasi, rumah sakit, dan transportasi terganggu berat.
Warga sipil di kota-kota besar seperti Tehran, Isfahan, dan Arak mengalami pemadaman listrik dan kesulitan logistik dalam memperoleh makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Dalam beberapa kasus, warga mengungsi massal ke wilayah pedesaan atau daerah pegunungan untuk menghindari potensi serangan lanjutan.Secara internasional, serangan terhadap fasilitas nuklir seperti di Arak dan Natanz menimbulkan kekhawatiran besar.
Negara-negara seperti Rusia, China, dan negara-negara Eropa menyuarakan protes dan memperingatkan risiko ekologi dan keamanan jika fasilitas tersebut mengalami kerusakan lebih lanjut.
Serangan Israel dianggap terlalu berani karena melibatkan instalasi nuklir aktif yang dapat memicu insiden seperti kebocoran atau ledakan reaktor.
Dunia memperingatkan serangan semacam ini bisa menjadi pemicu bencana ekologi yang efeknya menyeberang batas negara.
Sebagai balasan, Iran juga melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel, yang menargetkan kawasan sipil dan militer. Satu rumah sakit dan sejumlah bangunan tempat tinggal di wilayah utara Israel dilaporkan terkena dampak, menyebabkan puluhan korban tewas dan luka-luka.
Balas-membalas ini menjadikan situasi kian tidak terkendali. Di sisi lain, negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, mulai memobilisasi kekuatan di kawasan untuk mengantisipasi kemungkinan perang terbuka yang meluas ke negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, atau bahkan Irak.
Situasi di dalam negeri Iran juga semakin memburuk. Pemerintah memerintahkan penutupan sekolah dan kantor di beberapa provinsi, serta membatasi akses internet untuk mencegah penyebaran informasi dan potensi kerusuhan.
Warga di kota-kota seperti Teheran, Rasht, dan Isfahan dilaporkan mulai melakukan evakuasi mandiri, meskipun minimnya infrastruktur dan logistik membuat banyak orang tetap terjebak di zona konflik.
Kedutaan besar negara-negara seperti Australia, Republik Ceko, dan Slovakia telah mengevakuasi staf diplomatik mereka dari Tehran dan menutup operasional sementara, memperlihatkan betapa genting dan tidak amannya situasi saat ini.
Baca juga: Trump Setuju AS Serang Iran secara Langsung, tapi Kapan?