Trump Desak Semua Orang Tinggalkan Teheran, AS Akan Ikut Campur Perang Iran-Israel?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengeluarkan peringatan samar di Truth Social, mendesak semua orang untuk meninggalkan Ibu Kota Iran, Teheran, sesegera mungkin. Namun, dia tidak mengonfirmasi apakah Amerika akan ikut campur dalam perang antara Iran dan Israel yang sedang berlangsung.
Perang pecah setelah militer Zionis menyerang fasilitas nuklir dan militer Iran pada Jumat lalu, menggambarkan tindakan tersebut sebagai upaya pencegahan untuk menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir.
Israel juga telah menargetkan wilayah sipil, yang menyebabkan korban berjatuhan, dan menyerang markas stasiun televisi pemerintah Iran saat siaran langsung pada hari Senin.
Baca Juga: Perang Iran-Israel Memanas, AS Kerahkan Kapal Induk Nuklir Kedua ke Timur Tengah
Iran, yang menyangkal berupaya membuat senjata nuklir, mengatakan serangan udara militer Zionis merupakan deklarasi perang dan membalas dengan beberapa tembakan rudal balistik yang ditujukan ke Israel.“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya sudah mengatakannya berulang-ulang!” tulis Trump pada Senin malam, saat konflik Iran-Israel memasuki hari kelima.
“Semua orang harus segera mengevakuasi Teheran!” imbuh pemimpin Amerika itu, tanpa merinci ke mana sekitar 10 juta penduduk ibu kota itu harus pergi.
Trump sebelumnya menegaskan bahwa AS tidak ada hubungannya dengan serangan Israel terhadap Iran, tetapi memperingatkan Teheran bahwa Washington akan melakukan pembalasan pada level yang belum pernah terlihat sebelumnya jika Iran menargetkan aset Amerika di Timur Tengah.
Trump menolak untuk menjelaskan apa yang mungkin memicu keterlibatan militer AS, dan mengatakan kepada wartawan pada hari Senin: “Saya tidak ingin membicarakan hal itu.”
Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengonfirmasi pengerahan "kemampuan pertahanan" tambahan ke Timur Tengah, tanpa mengungkapkan aset militer mana yang dikirim selama akhir pekan.
Namun, laporan Reuters, Selasa (17/6/2025), menyebutkan bahwa Amerika telah mengerahkan kelompok penyerang kapal induk USS Nimitz ke Timur Tengah."Melindungi pasukan AS adalah prioritas utama kami, dan pengerahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan postur pertahanan kami di kawasan tersebut," tulis Hegseth di X.
Menurut Military Watch, AS dilaporkan telah mengirim lebih dari 30 pesawat tanker pengisian bahan bakar udara melintasi Atlantik menuju Timur Tengah. Media tersebut menggambarkan penumpukan itu sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya", yang menunjukkan bahwa itu dapat menandakan keterlibatan AS yang lebih luas dalam konflik Israel-Iran.
Israel dilaporkan telah meminta AS untuk berpartisipasi langsung dalam serangan terhadap Iran. Angkatan Udara Israel tidak memiliki bom penghancur bunker yang diperlukan untuk menghancurkan situs nuklir bawah tanah Iran yang dijaga ketat, tetapi Washington dapat memasoknya, menurut laporan Axios mengutip pejabat Israel.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mengesampingkan opsi membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dengan mengatakan kepada ABC News pada hari Senin: "Itu akan mengakhiri konflik."
Teheran telah berulang kali menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai dan menuduh Israel merusak upaya diplomatik Iran dengan AS.
"Iran tidak memulai perang ini dan tidak berkepentingan untuk mengabadikan pertumpahan darah. Namun, kami akan dengan bangga berjuang sampai titik darah penghabisan untuk melindungi tanah kami," tulis Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di X pada hari Senin.
Dia memperingatkan bahwa tindakan Israel untuk membuat AS terperosok dalam perang abadi akan menghancurkan peluang solusi diplomatik.