Jerman Janji Bantu Ukraina Produksi Rudal Jarak Jauh yang Mampu Serang Rusia
Kanselir Jerman Friedrich Merz telah berjanji untuk membantu Ukraina memproduksi rudal jarak jauhnya sendiri yang dapat digunakan untuk menyerang target di wilayah Rusia. Moskow mengecam langkah tersebut karena akan semakin meningkatkan konflik.
Awal pekan ini, Merz juga menyatakan bahwa tidak ada lagi batasan jangkauan pada rudal yang dipasok ke Ukraina oleh negara-negara utama NATO—Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat—, dengan mengeklaim bahwa batasan tersebut telah dicabut beberapa bulan yang lalu. Ini artinya, Kyiv bebas menyerang wilayah Rusia dengan senjata pasokan sekutu Barat.
Pada hari Rabu, Merz mengatakan dia telah memberi tahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Berlin akan mendukung Kyiv dalam mengembangkan kemampuan rudalnya sendiri.
Baca Juga: Jerman Nyatakan Ukraina Kini Bebas Serang Wilayah Rusia dengan Rudal NATO
“Menteri pertahanan kami akan menandatangani nota kesepahaman hari ini mengenai pengadaan sistem senjata jarak jauh buatan Ukraina,” kata Merz kepada wartawan di Berlin.“Kami juga ingin memastikan produksi bersama, tetapi kami tidak akan mengungkapkan rinciannya kepada publik,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa tidak akan ada pembatasan jangkauan pada senjata-senjata tersebut dan bahwa Kyiv akan diizinkan untuk menyerang target-target di luar wilayahnya sendiri.
Merz mengelak dari pertanyaan wartawan tentang apakah Berlin juga akan menyediakan rudal jelajah Taurus untuk Ukraina, yang mampu menjangkau ibu kota Rusia.Surat kabar Bild melaporkan pada hari Selasa, mengutip beberapa sumber, bahwa Jerman tidak mungkin memasok rudal Taurus, mengingat bahwa para pejabat di Berlin memandang isu tersebut sebagai “tabu", karena khawatir hal itu dapat menyebabkan eskalasi besar-besaran.
Moskow telah mengecam inisiatif Merz. "Jerman bersaing dengan Prancis untuk mendapatkan keunggulan dalam memprovokasi perang lebih lanjut," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (29/5/2025).
Menyusul klaim Merz sebelumnya tentang pencabutan pembatasan penggunaan rudal jarak jauh Barat untuk Ukraina, Peskov memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan eskalasi serius konflik Moskow-Kyiv.
"Ini sangat merusak upaya penyelesaian damai yang telah dilakukan," ujarnya, merujuk pada perundingan langsung pertama antara Rusia dan Ukraina dalam tiga tahun awal bulan ini.
Peskov juga menunjukkan bahwa Kyiv tidak memiliki sistem penargetan yang diperlukan untuk melakukan serangan jarak jauh secara independen dan berpendapat bahwa memungkinkan serangan ini akan membuat negara-negara Barat menjadi peserta langsung dalam konflik tersebut.
"Pernyataan ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa Uni Eropa tidak memperjuangkan perdamaian dan tidak ingin menyelesaikan konflik Ukraina melalui diplomasi," kata Peskov.



