Warga Israel Demo Antiperang di Dekat Gaza, Publik Kecam Netanyahu
Kelompok aktivis veteran militer Israel Breaking the Silence membagikan klip video para demonstran yang berpartisipasi dalam pawai di dekat perbatasan antara Gaza dan Israel dan menyerukan penghentian perang.
"Kami datang ke sini untuk mengakhiri perang yang mengerikan ini," tegas salah satu peserta protes warga Israel.
"Ini adalah bencana kemanusiaan yang menjijikkan yang menjadi tanggung jawab kami, dan sudah saatnya perang ini berakhir," ujar dia.
Para demonstran membawa spanduk yang menyerukan agar pembunuhan dihentikan sementara beberapa orang memukul drum dan alat musik lainnya.
Sementara itu, jajak pendapat baru, yang dilakukan jaringan televisi Israel Channel 12, menanyakan kepada responden apakah Perdana Menteri Netanyahu lebih tertarik untuk tetap berkuasa daripada memenangkan perang atau membebaskan tawanan yang tersisa di Gaza.
Sekitar 55 responden mengatakan mereka percaya Netanyahu melihat mempertahankan kekuasaan sebagai tujuan utamanya, sementara hanya 36 yang mengatakan mereka percaya mengembalikan tawanan adalah yang terpenting bagi perdana menteri.
Ketika pengembalian tawanan ditukar dengan "memenangkan perang", tanggapannya tetap kurang lebih sama.
Ketika ditanya mengapa tidak ada kesepakatan tawanan untuk gencatan senjata lagi, sekitar 53 responden mengatakan mereka yakin hal itu disebabkan oleh alasan politik.
Sementara itu, militer Israel telah melancarkan beberapa serangan mematikan di Gaza selama beberapa jam terakhir, menewaskan 8 warga Palestina sejak tengah malam, termasuk serangan pesawat nirawak di satu tenda dekat Kota Gaza yang menewaskan satu orang.
Tentara Israel juga mengatakan telah melancarkan serangan pesawat nirawak yang menargetkan "beberapa warga Palestina bersenjata" di Gaza tengah, The Times of Israel melaporkan, dengan mengklaim beberapa di antaranya adalah "agen Hamas" yang berdiri di dekat truk bantuan.
Kantor Media Pemerintah Gaza membantah keenam orang yang tewas dalam serangan hari Jumat itu adalah pejuang Hamas, dengan mengatakan mereka adalah petugas keamanan bantuan yang "melaksanakan tugas kemanusiaan murni".






