AS Isyaratkan Banyak Negara Arab Normalisasi Hubungan dengan Israel Tahun Ini

AS Isyaratkan Banyak Negara Arab Normalisasi Hubungan dengan Israel Tahun Ini

Global | sindonews | Kamis, 22 Mei 2025 - 09:38
share

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan lebih banyak lagi negara Arab yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun ini. Washington juga terus mendesak Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi tersebut.

Presiden AS Donald Trump menjelang akhir masa jabatan pertamanya memimpin apa yang disebut Perjanjian Abraham di mana Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menjadi tiga negara Arab pertama dalam beberapa dekade yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

“Saya pikir kita mungkin memiliki kabar baik, tentu saja sebelum akhir tahun ini, dari sejumlah negara yang bersedia bergabung dengan aliansi itu,” kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio kepada Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika pada hari Rabu.

Arab Saudi tengah dalam pembicaraan lanjutan mengenai normalisasi tersebut, yang didukung oleh pemerintahan presiden Joe Biden saat itu, sebelum serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang respons dengan operasi militer besar-besaran.

Ketika ditanya tentang posisi Arab Saudi seminggu setelah Trump mengunjungi Riyadh, Rubio berkata: "Saya pikir masih ada keinginan untuk melakukannya."

"Kondisi tertentu menjadi hambatan, 7 Oktober menjadi salah satunya, tetapi Saudi terus menyatakan minat, seperti halnya Israel, dalam mencapai kesepakatan itu," katanya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (22/5/2025) .

Arab Saudi dianggap sebagai hadiah utama oleh Israel mengingat peran kerajaan tersebut sebagai penjaga dua tempat suci umat Islam dan pengaruhnya di dunia Arab dan Islam.

Namun, Arab Saudi telah menegaskan bahwa mereka tidak dapat melakukan normalisasi dengan Israel hingga perang Gaza berakhir dan tanpa adanya pendirian Negara Palestina yang merdeka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meskipun antusias dengan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, justru nekat bergerak maju dengan serangan besar lainnya di Gaza, di mana hampir seluruh penduduknya telah mengungsi.

Pemimpin rezim Zionis itu terus mengabaikan kecaman dunia internasional atas perang brutal Israel di Gaza. Dia tetap berambisi mencapai tujuan perang Israel, yakni melenyapkan kelompok perlawanan Palestina; Hamas, dan memulangkan semua sandera Israel yang ditawan di Gaza.

Netanyahu, yang memimpin pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel, telah lama mengkritik pembentukan Negara Palestina. Sikap ini yang menghambat solusi dua negara dan tentu saja upaya normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel.