Politisi Pakistan Desak Dunia Lucuti Senjata Nuklir India, Sebut Modi Ekstremis

Politisi Pakistan Desak Dunia Lucuti Senjata Nuklir India, Sebut Modi Ekstremis

Global | sindonews | Minggu, 18 Mei 2025 - 14:25
share

Seorang politisi Pakistan mendesak komunitas internasional melucuti senjata nuklir India dengan alasan New Delhi telah menjadi kekuatan nuklir yang tidak bertanggung jawab.

Syed Ali Zafar, pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), menyampaikan desakan itu di sidang Senat Pakistan. Dia mengecam agresi tak beralasan India baru-baru ini karena menargetkan warga sipil Pakistan.

PTI merupakan partai oposisi yang didirikan mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan, yang kini mendekam di penjara.

Menurut Zafar, India telah membuktikan dirinya sebagai negara yang tidak bertanggung jawab yang melanggar hukum internasional.

“Persenjataan nuklir India menimbulkan ancaman bagi perdamaian di kawasan dan sekitarnya. Komunitas internasional harus bertindak untuk denuklirisasi India demi kepentingan kemanusiaan,” katanya, seperti dikutip dari surat kabar Dawn, Minggu (18/5/2025).

Dia mengatakan propaganda India bahwa senjata nuklir Pakistan tidak aman telah gagal dan telah menunjukkan bahwa aset nuklirnya sendiri yang tidak aman.

Selain menyerukan denuklirisasi India, Zafar juga mendesak komunitas internasional berhenti memberinya New Delhi senjata karena senjata tersebut dapat digunakan untuk melawan warga sipil yang tidak bersalah.

Dia mengatakan permusuhan baru-baru ini dan tanggapan yang kuat terhadap agresi telah menghancurkan impian India untuk mendapatkan hegemoni regional.

“Angkatan Udara kita terbukti dalam satu malam menjadi raja di langit,” katanya, seraya menambahkan bahwa setelah perkembangan terakhir, sengketa Kashmir sekali lagi menjadi pusat perhatian.

Lebih lanjut, politisi Pakistan ini menyebut PM India Narendra Modi sebagai ekstremis, menyerukan warga India untuk menggulingkannya dan memilih pemimpin yang ingin hidup damai dengan tetangga.

“Bangsa India harus melihat ke mana Modi membawa mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa rakyat dan partai politik bersatu untuk Pakistan.

“Perang belum berakhir. Tidak perlu banyak merayakan. Modi patah hati, dia seperti tikus yang terluka,” katanya.

Dia lebih lanjut mengusulkan pembentukan komite Parlemen untuk Perjanjian Perairan Indus. Menekankan bahwa persatuan nasional adalah kebutuhan saat ini, Ali Zafar menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap PTI.

Dia menuntut pembebasan segera semua tahanan politik dan penarikan kasus-kasus yang dibuat-buat terhadap para pemimpin PTI.

Pemimpin Parlemen dari Pakistan Muslim League (PML-N), Irfanul Haq Siddiqui, dalam pidatonya mengatakan Pakistan mendukung perdamaian tetapi cukup mampu untuk mempertahankan integritas dan kedaulatan teritorialnya.

PML-N merupakan partai berkuasa pimpinan PM Pakistan Shehbaz Sharif.

Siddiqui mengatakan bahwa persatuan nasional yang disaksikan selama ketegangan baru-baru ini, juga akan dikenang sebagai bab yang cemerlang dalam sejarah Pakistan.

Menurut Siddiqui, aspek paling positif dari agresi India dan kemenangan gemilang Pakistan adalah bahwa saat ini, pemerintah dan oposisi bersatu.

"Persatuan nasional ini adalah keberhasilan yang sesungguhnya," katanya.

Mengkritik kebijakan regional India, dia mencatat bahwa sejarah India dirusak oleh hubungan yang tegang dengan negara-negara tetangga.

“Baik Nepal, Bhutan, Pakistan, atau Sri Lanka, India tidak pernah menjalin hubungan persahabatan dengan negara-negara tersebut. India tidak akan pernah bisa mengubah Pakistan menjadi Gaza, dan pesan ini telah disampaikan dengan tegas kepadanya. Pasukan kita yang gagah berani telah membuktikan bahwa perang tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi dengan semangat, keberanian, dan tekad,” kata Siddiqui.

Topik Menarik