Jurnalis Wanita yang Sebut Istri Macron Seorang Pria Mencari Suaka di Rusia
Jurnalis Prancis Natacha Rey yang mengklaim istri Presiden Prancis Emmanuel Macron terlahir sebagai seorang pria, mengatakan dia mencari suaka politik di Rusia.
Dalam wawancara dengan Izvestia, Rey dan pengacaranya, Francois Danglehant, mengutip "penganiayaan" di Prancis sebagai alasan keputusannya.
Pada tahun 2021, Rey menuduh Brigitte Macron sebenarnya adalah identitas transgender dari saudara laki-lakinya, Jean-Michel Trogneux.
Rey menghabiskan tiga tahun untuk meneliti rahasia Macron dan kemudian menerbitkan video tentang temuannya di media sosial. Sejak saat itu, Rey telah menjadi subjek tindakan hukum di Prancis.
Dalam wawancara pada hari Senin (3/2/2025) yang menjelaskan keputusannya mencari suaka di Rusia, Rey menggambarkan Rusia sebagai negara demokrasi yang hebat dibandingkan dengan Prancis, yang, menurut pandangannya, menganiaya oposisi politik dan membatasi kebebasan berbicara.
Mengapa saya memilih Rusia? Karena Rusia adalah negara besar, peradaban besar yang saya kagumi, yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan Kristen yang melekat pada diri saya, ungkap dia kepada Izvestia.
Menurut Rey, Rusia telah menjadi korban kampanye disinformasi dan serangan yang tidak dapat dibenarkan oleh media Eropa dan Amerika selama beberapa dekade.
Pengacaranya bersikeras tuduhan terhadap Rey dibuat-buat. Menurutnya, kesaksian palsu diberikan oleh mantan anggota keluarga Brigitte Macron, termasuk mantan suaminya, Jean-Louis Auziere.
Nyonya Macron menggugat Rey pada tahun 2022 atas pencemaran nama baik dan pelanggaran privasinya.
Tahun lalu, pengadilan Paris mendenda Rey dan memerintahkannya membayar ganti rugi sebesar USD8.200 kepada istri presiden Prancis tersebut.
Mengomentari aspirasi suaka Rey, Danglehant mengatakan jurnalis tersebut yakin Rey akan dihormati di Rusia dan tidak akan menghadapi penganiayaan.
Sebelumnya, dia mengatakan Rey telah mengajukan permintaan suaka kepada Wakil Ketua Duma Negara Rusia Pyotr Tolsty.
Namun, Tolsty mengatakan kepada RT pada hari Senin bahwa dia belum menerima permintaan apa pun sejauh ini, seraya menambahkan, "Masalah kewarganegaraan diputuskan oleh kepala negara." "Dia belum mengajukan permohonan tetapi akan segera mengirimkannya ke Kedutaan Besar Rusia di Paris," ujar pengacara tersebut kepada Izvestia.
Pengacara itu menjelaskan, "Dia yakin di Rusia, dia mungkin dipandang sebagai orang normal, seseorang yang setidaknya memiliki nilai tertentu, seperti mantan pegawai Badan Keamanan Nasional AS Edward Snowden."
Emmanuel Macron berusia 17 tahun ketika dia menyatakan niatnya untuk menikahi Brigitte Marie-Claude Trogneux, yang 24 tahun lebih tua darinya dan merupakan guru sastranya.
Brigitte menceraikan bankir Andre-Louis Auziere, yang dengannya dia memiliki tiga anak pada tahun 2006, dan menikahi Macron pada tahun 2007.






