Iran Bingung dengan Misteri Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Raisi

Iran Bingung dengan Misteri Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Raisi

Global | sindonews | Kamis, 30 Mei 2024 - 10:52
share

Penyelidik Iran dibuat bingung dengan misteri penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi.

Namun, mereka mengesampingkan adanya sabotase dalam tragedi tersebut.

Helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS) yang membawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian jatuh pada 19 Mei di provinsi Azerbaijan Timur, Iran, menewaskan semua orang di dalamnya.

Staf Umum Militer Iran ditugaskan untuk menyelidiki penyebabnya.

Ledakan yang mungkin terjadi akibat sabotase selama penerbangan, atau beberapa detik sebelum tabrakan dengan lereng bukit telah dikesampingkan, bunyi pernyataan kan Staf Umum Militer Iran, seperti dilansir dari IRIB , Kamis (30/5/2024).

Menurut Staf Umum, setelah memeriksa dokumen dan catatan terkait pesawat kepresidenan, tidak ditemukan cacat yang dapat memengaruhi kecelakaan dalam hal perbaikan dan pemeliharaan.

"Demikian pula, berat helikopter saat lepas landas dalam batas yang diizinkan," lanjut pernyataan Staf Umum Militer Iran.

Menurut laporan Staf Umum, helikopter kepresidenan terakhir kali berkomunikasi dengan dua helikopter lainnya dalam kelompok tersebut 69 detik sebelum kecelakaan fatal terjadi, dan belum mengirimkan sinyal darurat.

Masalah dengan radio juga telah dikesampingkan, karena dua helikopter yang tersisa terus berkomunikasi, sementara tidak ada jejak peperangan elektronik yang terdeteksi di antara sisa-sisa helikopter kepresidenan.

Menurut Staf Umum, penyebab insiden tersebut belum diketahui. Namun, laporan mereka mencatat bahwa kondisi cuaca di sepanjang rute pulang perlu diselidiki lebih lanjut", mengingat dokumen terbaru dan pernyataan pilot dan penumpang helikopter yang selamat.

Raisi dimakamkan Rabu pekan lalu di kampung halamannya di Mahshad. Pemerintah di Teheran mengumumkan bahwa pemilihan penggantinya akan diadakan pada 28 Juni.

Sementara itu, Wakil Presiden Mohammad Mokhber telah mengambil alih jabatan presiden, dengan restu dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Pendaftaran kandidat presiden akan dimulai pada 30 Mei dan berlangsung hingga 3 Juni. Mereka yang ingin menduduki jabatan tersebut dilaporkan akan diperiksa oleh Dewan Wali, sebuah badan yang beranggotakan 12 ulama dan ahli hukum yang menyelenggarakan pemilu. Kampanye ini dijadwalkan berlangsung mulai 12 Juni hingga 27 Juni.

Topik Menarik