Serangan Israel Terhadap Iran Diduga Targetkan Sistem Rudal S-300 Buatan Rusia

Serangan Israel Terhadap Iran Diduga Targetkan Sistem Rudal S-300 Buatan Rusia

Global | sindonews | Selasa, 23 April 2024 - 09:07
share

Provinsi Isfahan di Iran dilaporkan telah dihantam serangan drone dan rudal Israel pada Jumat (19/4/2024) lalu. Serangan itu menargetkan wilayah yang menampung fasilitas nuklir dan sistem pertahanan udara Teheran.

New York Times melaporkan bahwa Israel memang melakukan serangan tersebut, sementara rezim Zionis tidak membenarkan atau pun menyangkal telah melakukan serangan terhadap Iran.

Serangan di Isfahan dilaporkan memicu ledakan. Itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan ratusan drone dan rudal terhadap Israel pada Sabtu malam atau Minggu (14/4/2024) dini hari—serangan langsung pertama kali Teheran terhadap negara Yahudi.

Baca Juga: Iran Olok-olok Serangan Israel: Itu Serangan Mainan Anak-anak

New York Times dan BBC telah menganalisis citra satelit di wilayah Isfahan yang dilaporkan terkena serangan drone dan rudal—yang dilaporkan diluncurkan dari pesawat tempur Israel.

Citra satelit menunjukkan baterai sistem pertahanan rudal anti-balistik S-300 buatan Rusia yang ditempatkan di timur laut Bandara Internasional Isfahan.

Citra satelit yang diakses BBC menunjukkan sistem pertahanan rudal S-300 terletak di fasilitas rahasia tersebut pada 15 April. Gambar terbaru di Google Earth menunjukkan tempat itu kosong, tanpa ada jejak sistem pertahanan rudal S-300. Fasilitas nuklir Natanz terletak di utara lokasi serangan.

Sistem rudal tersebut terdiri dari beberapa kendaraan yang dilengkapi dengan radar, peluncur rudal khusus, dan peralatan lainnya, menurut laporan BBC berdasarkan analisisnya.

Drone dan rudal Israel dilaporkan menyerang sistem tersebut, menyiratkan bahwa senjata Israel berhasil menghindari sistem pertahanan udara Iran dan tidak terdeteksi serta menghantam wilayah yang dipersenjatai dengan sistem pertahanan rudal anti-balistik buatan Rusia.

Kedua pejabat Iran, yang dikutip New York Times, mengatakan bahwa militer negaranya tidak mendeteksi apa pun yang memasuki wilayah udara Iran pada hari Jumat, termasuk drone, rudal, dan pesawat terbang.

Penilaian tersebut didukung oleh kantor berita pemerintah Iran, IRNA, yang mengatakan tidak ada serangan rudal yang terjadi dan sistem pertahanan udara Iran belum diaktifkan.

Namun citra satelit yang dinilai oleh BBC dan New York Times menunjukkan kerusakan pada fasilitas tersebut.

BBC menyebutkan radar sistem pertahanan S-300 rusak namun peluncur rudalnya masih utuh. Radar pengendali tembakan mengarahkan rudal ke sasaran dan merupakan elemen penting dalam sistem.

Iran International, sebuah kantor berita yang kritis terhadap rezim Teheran, juga melaporkan serangan terhadap fasilitas di Isfahan.

"Gambar tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sistem radar yang digunakan untuk memandu rudal permukaan-ke-udara telah dihancurkan,” kata Farzin Nadimi, Senior Fellow di Washington Institute, kepada media tersebut.

Tingkat kerusakan masih belum diketahui dan senjata apa yang dilaporkan digunakan oleh Israel masih belum jelas karena kedua belah pihak membantah klaim tersebut.

Namun, New York Times, mengutip para pejabat Barat, melaporkan bahwa serangan Israel diperhitungkan untuk menyampaikan pesan kepada Iran bahwa mereka dapat melewati sistem pertahanannya tanpa terdeteksi. Para pejabat Barat menambahkan bahwa, baik rudal maupun pesawat Israel yang menembakkannya tidak memasuki wilayah udara Yordania.

Sekadar diketahui, Rusia menyelesaikan pengiriman sistem pertahanan rudal S-300 ke Iran pada 2016 setelah negosiasi bertahun-tahun. Pasokan salah satu sistem pertahanan udara paling tangguh ini memicu kekhawatiran di Israel. Pada 2010, Rusia terpaksa membatalkan perjanjian dengan Iran karena adanya tekanan dari Barat.

Topik Menarik