Industri Penerbangan AS Minta Biden Larang Penerbangan Tambahan ke China

Industri Penerbangan AS Minta Biden Larang Penerbangan Tambahan ke China

Global | sindonews | Jum'at, 19 April 2024 - 09:25
share

Industri-industri penerbangan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memblokir persetujuan penerbangan tambahan dari dan menuju China.

Mereka mengatakan bahwa "kebijakan anti-persaingan berbahaya" yang diterapkan Beijing berdampak pada maskapai penerbangan dan pekerja Amerika.

Airlines for America (A4A), Association of Flight Attendants-CWA (AFA), Air Line Pilots Association (ALPA) dan Allied Pilots Association (APA) telah mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Transportasi Pete Buttigieg pada 11 April terkait hal tersebut.

Dalam surat tersebut, badan-badan penerbangan AS mengatakan kerugian kompetitif ini merugikan sekitar 315.000 pekerja yang dipekerjakan oleh maskapai penerbangan AS yang melayani China.

"Jika pertumbuhan pasar penerbangan China dibiarkan terus tak terkendali dan tanpa memperhatikan kesetaraan akses di pasar, penerbangan akan terus diserahkan kepada maskapai penerbangan China dengan mengorbankan pekerja dan bisnis AS," bunyi surat tersebut yang dikutip The HK Post , Jumat (19/4/2024).

Surat itu muncul hampir dua bulan setelah Washington mengumumkan untuk mengizinkan maskapai penerbangan China meningkatkan lebih lanjut penerbangan penumpang langsung mereka ke AS, dalam upaya memulihkan layanan penerbangan pascapandemi secara bertahap.

Surat tersebut juga menjelaskan bagaimana kebijakan anti-persaingan pemerintah China yang merugikan maskapai penerbangan AS dan pekerjanya yang melayani China.

Kerugian Kompetitif

"Setelah merebaknya Covid-19, China secara sepihak menangguhkan perjanjian layanan udara bilateral dengan AS, dan secara efektif menutup pasar bagi maskapai penerbangan AS. Selama periode ini, China menerapkan pembatasan ketat terhadap akses pasar, serta menerapkan peraturan menantang yang memengaruhi operasional, pelanggan, dan perlakuan terhadap awak maskapai penerbangan kami," lanjut surat tersebut.

"Tindakan ini jelas menunjukkan perlunya pemerintah AS untuk menetapkan kebijakan yang melindungi pekerja penerbangan, industri, dan pelancong udara AS," imbuh surat itu.

"Hubungan anti-persaingan antara kedua negara disorot oleh keuntungan yang diterima maskapai penerbangan China dengan terus mengakses wilayah udara Rusia, sementara maskapai penerbangan AS berhenti terbang melalui wilayah udara Rusia pada awal invasi Rusia ke Ukraina pada Maret 2022," papar surat bersama industri-industri penerbangan tersebut.

"Bahkan untuk penerbangan-penerbangan yang tidak beroperasi melalui wilayah udara Rusia, masih ada kerugian kompetitif karena maskapai penerbangan China menikmati perlindungan tertentu yang berasal dari hubungan maskapai China dengan pemerintah mereka," imbuhnya.

Perlindungan Pekerja Penerbangan

"Hal ini memungkinkan maskapai penerbangan China untuk beroperasi terlepas dari kondisi pasar standar. Sama seperti pemerintahan saat ini dan sebelumnya yang telah mengatasi praktik anti-persaingan dan kelebihan kapasitas dengan China, kami yakin kekhawatiran maskapai penerbangan AS saat ini juga sama, sambung surat mereka.

Surat bersama yang ditandatangani kelompok lobi industri Airlines for Americayang anggotanya termasuk American Airlines, Delta dan Uniteddan serikat pekerja lain yang mewakili pekerja penerbangan, termasuk Air Line Pilots Association, mendesak pemerintah AS untuk menghentikan sementara penerbangan penumpang tambahan antara AS dan China hingga pekerja AS mendapat jaminan kesetaraan akses di pasar, dan bebas dari kebijakan anti-persaingan Beijing yang merugikan.

"Kami sangat mendesak pemerintah AS untuk menghentikan sementara penerbangan tambahan sampai para pekerja dan dunia usaha AS dijamin mendapatkan kesetaraan akses di pasar tanpa adanya kebijakan anti-persaingan yang merugikan di China," seru gabungan industri tersebut.

"Kami meminta pemerintah untuk mengkaji lagi secara seksama demi mengatasi masalah persaingan signifikan ini, dan demi melindungi pekerja penerbangan, pelancong, serta maskapai penerbangan AS," tutupnya.

Topik Menarik