Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Menciut 9 Persen Jadi Rp1,6 Triliun di 2023

Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Menciut 9 Persen Jadi Rp1,6 Triliun di 2023

Global | IDX Channel | Senin, 26 Februari 2024 - 10:01
share

IDXChannel - Emiten pembiayaan multiguna, PT BFI Finance Tbk (BFIN) mencatatkan laba bersih Rp1,6 triliun pada 2023. Realisasi itu turun 9,01% year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,8 triliun.

Ini mendorong laba per saham dasar BFIN mengalami koreksi menjadi Rp109 per saham, dari semula Rp121 per saham. Adapun total pendapatan sebesar Rp6,4 triliun atau lebih tinggi 18,0% dibandingkan periode 2022.

Dalam keterangannya, Direktur Keuangan BFIN, Sudjono mengatakan, perseroan membukukan nilai pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp19,1 triliun. Angka ini sedikit menurun sebesar 5% dari tahun sebelumnya karena menjelang akhir semester I-2023.

Perusahaan menghentikan sementara sistem operasionalnya guna peningkatan keamanan digital, segera setelah terdeteksi adanya serangan siber. Atas kondisi ini perusahaan segera melakukan recovery dan penyesuaian di berbagai lini," ujarnya di Jakarta, Senin (26/2/2024).

"Oleh karena itu, pada kuartal IV-2023, seluruh proses recovery telah tuntas dan perusahaan kembali berfokus untuk peningkatan kinerja yang ditargetkan, lanjut Sudjono.

Dari sisi risiko kredit, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) dapat ditekan hingga berada di level bruto 1,36% dan level neto 0,15% per 31 Desember 2023.

Sudjono memaparkan, rasio NPF yang diraih BFI Finance ini masih jauh lebih rendah dibandingkan peer-nya yang rata-rata berada di level bruto 2,44% .

Kami merespons tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh dan semakin adaptif di segala kondisi. Kami fokus pada target konsumen yang tepat, proses pembiayaan yang efektif dengan menyesuaikan kepada risk appetite dan policy Perusahaan, serta posisi kapasitas penagihan (collection) yang seimbang, terangnya.

Neraca BFIN akhir 2023 menunjukkan kenaikan 9,4% yoy menjadi Rp24,0 triliun. Besarnya kelolaan aset yang dimiliki oleh perseroan saat ini terkontribusi dari bertumbuhnya total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar 7,4% dari Rp20,5 triliun menjadi Rp22,0 triliun.

(FAY)

Topik Menarik