Apa itu FOMO Investasi? Fenomena yang Bisa Bikin Boncos, Pelajari Gejalanya

Apa itu FOMO Investasi? Fenomena yang Bisa Bikin Boncos, Pelajari Gejalanya

Global | IDX Channel | Jum'at, 16 Februari 2024 - 17:41
share

IDXChannel Apa itu FOMO dalam investasi? FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut kehilangan momentum, juga bisa terjadi ketika seseorang berinvestasi di pasar modal.

Mengutip National Library of Medicine (16/2), FOMO adalah istilah yang mulai populer pada 2004 untuk mendeskripsikan fenomena yang melibatkan persepsi takut kehilangan momentum, lalu diikuti dengan perilaku kompulsive.

Contoh fenomena FOMO yang belakangan dapat diamati di media sosial adalah popularitas gelas termostat merek Stanley. Konsumen Amerika Serikat berbondong-bondong rela mengantri demi mendapatkan produk tersebut.

Bahkan ada yang rela mengoleksi Stanley Cup dalam beragam warna, membeli aksesoris tambahan, hingga melewati batas perlu dan tidak perlu. Perilaku FOMO berbahaya bagi keuangan personal jika tidak dihentikan.

Hal semacam ini juga bisa terjadi pada seorang investor saham. Mengutip CIMB Sekuritas Indonesia, FOMO investasi adalah perasaan yang muncul ketika melihat orang lain terlibat dalam investasi yang menguntungkan.

Contohnya, merasa takut kehilangan momentum rally kenaikan harga temporer ketika investor lain ramai-ramai memamerkan portofolionya, lalu dengan buru-buru ikut membeli saham tersebut tanpa mempelajari pergerakan trennya.

Contoh lain, saat pandemi COVID-19 melanda empat tahun lalu, BEI mencatatkan lonjakan jumlah investor baru yang sangat signifikan, utamanya di kalangan generasi milenial. Ini dipengaruhi oleh keterbukaan informasi yang tumpah ruah.

Sehingga risikonya adalah banyak investor pemula yang sebenarnya masih bingung dalam memilih saham, masih membutuhkan waktu untuk mempelajari pasar modal dan investasi, akhirnya mengikuti tren tanpa melakukan analisa. Masuk pasar tanpa persiapan.

Mengikuti hasrat FOMO dapat berdampak negatif pada diri sendiri. Seseorang bisa mengambil keputusan impulsif yang pada akhirnya merugikan portofolionya sendiri.

Bagaimana cara agar terhindar dari FOMO investasi? Berikut ini adalah tips dari Kementerian Keuangan yang patut dipertimbangan:

Ketika ada saham yang meroket harganya, hasrat untuk mengejar potensi cuan dari capital gain tentu saja besar. Sangat wajar bila investor merasa ingin ikut mendapatkan keuntungan.

Namun perlu diingat, harga saham bisa berfluktuasi, terlebih pada saham-saham berkapitalisasi pasar sedang atau menengah. Lonjakan harga perlu diamati, apakah tren berpotensi lanjut, atau justru sebaliknya: terjun bebas.

Dengan mengingat tujuan Anda untuk berinvestasi, Anda dapat mensugesti diri sendiri untuk bersabar agar tidak ikut-ikutan. Sadari juga berapa kemampuan modal dan toleransi risiko ketika tergoda untuk FOMO mengejar rally .

Investasi dan trading bukan perkara membaca potensi tren semata, baik investor dan trader pun harus pandai mengelola emosi agar psikisnya tetap terjaga ketika merugi. Tak jarang, orang kapok berinvestasi ketika return yang didapat tidak sesuai ekspektasi.

Itulah penjelasan sederhana tentang apa itu FOMO investasi yang patut diketahui investor dan trader pemula. ( NKK )

Topik Menarik