Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal?

Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal?

Global | IDX Channel | Rabu, 14 Februari 2024 - 11:46
share

IDXChannel Hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024 resmi digelar pada Rabu (14/12/2024). Apa saja yang menjadi perhatian para investor terkait pesta demokrasi ini?

Sebanyak tiga kandidat pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden maju dalam gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni Anies Baswedan-MuhaiminIskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Nantinya, apabila tidak ada kandidat yang mampu memenangkan lebih dari 50 persen dari total jumlah suaraselain dua syarat lainnya: minimal menang di 20 provinsi dan meraih minimal 20 persen suara dari separuh provinsi di IndonesiaPilpres akan dilanjutkan di putaran kedua pada Juni mendatang.

Sekitar 205 juta pemilih akan memilih presiden berikutnya dan wakil-wakilnya di legislatif.

Pencoblosan Pemilu 2024 berlangsung pada Rabu (14/12) dari pukul 07.00 pagi sampai 13.00 waktu setempat.

Penghitungan cepat ( quick count ) tidak resmi yang dilakukan oleh lembaga survei swasta diperkirakan akan mulai dilakukan sekitar dua jam usai pemungutan suara ditutup.

Sementara, hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memakan waktu beberapa minggu.

Kaca Mata Investor

Menurut Investment Strategist dari Franklin Templeton Institute Kim Catechis, investor mengapresiasi kebijakan makroekonomi RI yang terbilang disiplin.

Kim menyebut, meningkatnya ekspor logam olahan berarti defisit eksternal kemungkinan besar tidak akan terkendali.

Sementara itu, peningkatan infrastruktur telah membantu membatasi biaya logistik, sehingga membantu mengendalikan inflasi.

Dalam kampanye pemilu, banyak pembicaraan mengenai peningkatan pembayaran kesejahteraan sosial, yang berpotensi menekan defisit fiskal. Namun, para kandidat pilpres juga berbicara mengenai reformasi pajak untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.

Beberapa pihak disibukkan oleh larangan pemerintah terhadap ekspor nikel dan bauksit, yang secara efektif memberikan insentif pada pemrosesan mineral di darat, untuk mendapatkan lebih banyak nilai tambah dalam produksi dan mempromosikan rantai pasokan lokal.

Tampaknya, demikian menurut Kim, terlepas dari hasil pemilu nanti, Indonesia akan mampu terus menyeimbangkan hubungan dengan China dan Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut sekaligus membuat Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk membangun posisi kunci dalam arsitektur baru rantai pasokan global, yang berbasis pada sumber daya mineral penting.

Dengan mengesampingkan target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang berbeda-beda dari para kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yang berkisar antara 5,5% hingga 8% per tahun, variasi utamanya tampaknya terletak pada tingkat perbedaan dari kebijakan era Jokowi, tergantung pada kandidat yang menang, jelas Kim.

Menurut hemat Kim, salah satu isu penting yang diperhatikan oleh perusahaan konstruksi dan investor infrastruktur sektor swasta adalah apakah proyek pemerintah saat ini untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota baru bernama Nusantara di Pulau Kalimantan akan benar-benar terwujud.

Menyoal Kandidat Pilpres

Di antara tiga paslon capres-cawapres, Kim melihat, tampaknya Prabowolah yang paling mungkin tetap dekat dengan kebijakan Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, yang memiliki latar belakang militer, mendukung pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara, di Kalimantan, upaya menuju kemandirian energi melalui penggunaan biodiesel dan biogas yang lebih besar, dan pengembangan sektor pengolahan mineral hulu di Indonesia.

Sementara, Ganjar menekankan perlunya memberantas korupsi, memodernisasi pertanian dan menurunkan suku bunga bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja. Dia juga berkomitmen menyelesaikan ibu kota baru di Nusantara.

Kemudian, Anies telah berkampanye dengan janji untuk fokus pada penciptaan lapangan kerja, dengan preferensi pada industri padat karya seperti pertanian, manufaktur, dan peternakan, dibandingkan peleburan nikel padat modal.

Berbeda dengan yang lain, Aneis menentang pembentukan ibu kota baru di Nusantara, yang menurutnya terlalu mahal.

Ketiga kandidat berkomitmen terhadap modernisasi dan peningkatan angkatan bersenjata Indonesia, termasuk berinvestasi dalam keamanan siber.

Kontras, demikian masih mengutip Kim, Anies adalah satu-satunya orang yang secara terbuka menentang bergabung dengan Quad (gabungan longgar antara Amerika Serikat, India, Australia dan Selandia Baru), karena ia percaya pada non-blok.

Prabowo adalah sosok yang paling vokal dalam berinvestasi pada angkatan laut perairan biru (blue-water navy)yang mampu melakukan misi di seluruh duniaagar dapat bertahan dengan lebih baik dari potensi serangan dari luar.

Sebagian besar pengamat memperkirakan Prabowo Subianto, ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menteri pertahanan saat ini, akan menang. Ia didukung oleh pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Surakarta dan putra sulung Jokowi.

Potensi kemenangan Prabowo akan memungkinkan Jokowi untuk tetap mempunyai pengaruh besar dalam pemerintahan baru.

Hal ini juga akan menempatkan putra Jokowi, Gibran, menjadi presiden Indonesia berikutnya pada 2029 atau 2034, yang berarti ambisi dinasti jangka panjang bagi keluarga Jokowi, papar Kim.

Dampak ke Pasar Saham

Analisis Kim dan tim Franklin Templeton Institute mengkaji dampak pemilihan presiden terhadap pasar saham dalam negeri, dengan fokus pada 90 hari perdagangan sebelum dan sesudah tanggal pemilihan, dimulai dengan pemilihan presiden langsung yang pertama pada 2004.

Khususnya, pada pemilu 2004 yang menampilkan proses pemilihan dua putaran pada Juli dan September karena tidak adanya kandidat yang mencapai raihan suara mayoritas yang disyaratkan pada putaran pertama.

Temuan Kim menunjukkan, secara rata-rata, pasar ekuitas menghasilkan kenaikan sebesar 10% dalam waktu 44 hari perdagangan (kira-kira dua bulan) setelah tanggal pemilu di empat pemilu presiden yang dilaksanakan sejak 2004, dengan pengecualian pemilu 2014. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sumber:Franklin Templeton Institute. Data per 7 Februari 2024

Menjelang pemilu, pasar saham Indonesia sebagian besar menunjukkan imbal hasil positif, kecuali pada 2019, ketika pasar menunjukkan imbal hasil datar hingga negatif.

Lebih jauh lagi, analisis Kim menunjukkan adanya variasi yang lebih luas dalam kenaikan pasar sebelum pemilu dibandingkan setelahnya, sehingga menunjukkan adanya ketidakpastian yang lebih besar di kalangan investor sebelum hasil pemilu.

Sementara, menurut Alessandro Gazzini, yang mengepalai unit konsultan Alvarez & Marsal di Indonesia, investor relatif yakin akan keberlangsungan kebijakan karena ketiga kandidat telah berpartisipasi di bawah pemerintahan Jokowi, hingga saat ini.

Bahkan, kata Gazzini kepada Bloomberg Television , Anies tidak mungkin melakukan perubahan revolusioner apa pun terhadap agenda nasional, berdasarkan rekam jejaknya.

Pasar relatif tenang menjelang pemilu, analis Commerzbank AG termasuk Charlie Lay menulis dalam sebuah catatan kepada kliennya pada Rabu.

Mereka tidak memperhitungkan kejutan apa pun dan mengharapkan hasil yang mulus serta transisi kekuasaan. Ini mungkin tidak akan dilakukan secepat hari ini, tapi harus selesai dan selesai pada bulan Juni, katanya, dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/2).

Sementara, M&G Investments meningkatkan eksposurnya terhadap pasar saham Indonesia, dan lebih menjagokan sektor konsumen, keuangan, dan komoditas.

Pemerintahan yang akan datang kemungkinan akan melanjutkan, atau bahkan meningkatkan, tren ekonomi yang terjadi selama dekade terakhir, kata Vikas Pershad, Manajer Portofolio Ekuitas Asia di M&G di Singapura, dilansir Bloomberg (8/2).

Oleh karena itu, kami tidak mengantisipasi perubahan signifikan dalam lanskap makroekonomi yang akan mempengaruhi investasi di Indonesia, imbuhnya. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Topik Menarik