Amerika Peringatkan Konsekuensi Bencana jika Rusia Nekat Pakai Senjata Nuklir

Amerika Peringatkan Konsekuensi Bencana jika Rusia Nekat Pakai Senjata Nuklir

Global | koran-jakarta.com | Senin, 26 September 2022 - 09:51
share

Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (25/9) memperingatkan "konsekuensi bencana" apabila Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina, setelah menteri luar negeri Rusia mengatakan wilayah yang mengadakan referendum akan mendapatkan perlindungan penuh jika dianeksasi Moskow.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan pada hari Minggu (25/9) mengatakan negaranya akan menanggapi setiap penggunaan senjata nuklir Rusia terhadap Ukraina dan telah menjelaskan kepada Moskow "konsekuensi bencana" yang akan dihadapinya.

"Jika Rusia melewati batas ini, akan ada konsekuensi bencana bagi Rusia. Amerika Serikat akan merespons dengan tegas," kata Sullivan kepada program televisi "Meet the Press" NBC .

Peringatan AS terbaru menyusul ancaman nuklir terselubung yang dibuat pada hari Rabu oleh Presiden Vladimir Putin, yang mengatakan Rusia akan menggunakan senjata apa pun untuk mempertahankan wilayahnya.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov membuat poin lebih langsung pada konferensi pers pada hari Sabtu setelah pidato di Majelis Umum PBB di New York di mana ia mengulangi klaim palsu Moskow untuk membenarkan invasi Rusia di Ukraina.

Ditanya apakah Rusia akan memiliki alasan untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah yang dicaplok, Lavrov mengatakan wilayah Rusia termasuk yang akan diresmikan di masa depan, sepenuhnya berada di bawah perlindungan negara.

Pemungutan suara di empat wilayah Ukraina timur, yang bertujuan untuk mencaplok wilayah pendudukan Rusia, yang digelar pada 23-27 September 2022 disebut akan memungkinkan parlemen Rusia untuk bergerak cepat meresmikan aneksasi dalam beberapa hari.

Mengutip Reuters, dengan memasukkan wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia ke dalam Rusia, Moskow dapat menggambarkan upaya untuk merebutnya kembali sebagai serangan terhadap Rusia, sebuah peringatan bagi Kyiv dan sekutu Baratnya.

Rusia sendiri mengatakan referendum, diselenggarakan dengan tergesa-gesa setelah Ukraina merebut kembali wilayah dalam serangan balasan bulan ini, yang disebut memungkinkan orang-orang di wilayah tersebut untuk mengekspresikan pandangan mereka.

Sebagai informasi, wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia di empat wilayah Ukraina tersebut mewakili sekitar 15 persen dari keseluruhan luas Ukraina dan itu belum termasuk Krimea, yang lebih dulu dicaplok Rusia pada 2014.

Sementara itu, pasukan Ukraina masih menguasai beberapa wilayah di masing-masing wilayah, termasuk sekitar 40 persen luas ibu kota provinsi Donetsk dan Zaporizhzhia. Pertempuran sengit berlanjut di seluruh front, terutama di Donetsk utara dan di Kherson.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang bersikeras bahwa Ukraina akan mendapatkan kembali semua wilayahnya, mengatakan pada Minggu bahwa ada "hasil positif" bagi Kyiv dalam beberapa bentrokan.

"Ini adalah wilayah Donetsk, ini adalah wilayah Kharkiv kami. Ini adalah wilayah Kherson, dan juga wilayah Mykolaiv dan Zaporizhzhia," kata Zelenskiy dalam video pidato malamnya.

Kantor berita Reuters menuturkan staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa Rusia telah meluncurkan empat rudal dan tujuh serangan udara dan 24 kali penembakan terhadap sasaran di Ukraina dalam 24 jam terakhir, menghantam puluhan kota, termasuk di dalam dan sekitar Donetsk dan wilayah Kherson.

Topik Menarik