Kenapa Kerajaan Inggris Dipimpin Ratu? Ini Penjelasannya

Kenapa Kerajaan Inggris Dipimpin Ratu? Ini Penjelasannya

Global | katadata.co.id | Jum'at, 9 September 2022 - 13:42
share

Ratu Elizabeth II merupakan salah satu ratu terlama di dunia. Di luar sana, banyak orang yang penasaran kenapa Kerajaan Inggris dipimpin oleh ratu. Terlebih lagi, Ratu Elizabeth II telah menjadi kepala negara untuk United Kingdom (Britania Raya) selama hampir tujuh dasawarsa.

Saat ini publik Inggris tengah berduka. Pasalnya, Ratu Elizabeth II dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (8/9) waktu Inggris. Ia wafat di usia 96 tahun, setelah memimpin monarki Inggris sejak naik takhta pertama kali pada tahun 1952.

Sebenarnya ada alasan kenapa Kerajaan Inggris dipimpin ratu. Akan tetapi, selama ratusan tahun berdiri sudah banyak pergantian raja dan ratu di Inggris.

Untuk mengetahui alasan kenapa Kerajaan Inggris dipimpin ratu, selengkapnya simak penjelasannya berikut ini.

Mengenal Sistem Monarki Kerajaan Inggris

Britain-Eu/Parliament (ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville)

Perlu diketahui, alasan besar kenapa Kerajaan Inggris dipimpin Ratu Elizabeth II karena beliau adalah pewaris takhta yang sah. Sehingga Ratu Elizabeth II bisa menjadi salah satu ratu terlama di dunia.

Melansir BBC.com , lahir pada 21 April 1926 di Mayfair, London, Inggris, Ratu Elizabeth II memiliki nama asli Elizabeth Alexandra Mary Windsor. Di usia 18 tahun, ia menghabiskan lima bulan di Auxiliary Territorial Service untuk mempelajari mekanika motorik dasar dan keterampilan mengemudi.

Sedikit sekali yang bisa memprediksikan Elizabeth sebagai ratu Inggris terlama. Meski demikian, semua itu bisa terlihat setelah pamannya Raja Edward VIII turun takhta di bulan Desember 1936.

Posisi raja Inggris kemudian diduduki oleh Raja George VI, ayah dari Ratu Elizabeth II. Lalu pada usia 10 tahun, Lilibet, begitu ia dikenal dalam keluarganya, menjadi pewaris takhta Kerajaan Inggris.

Singkatnya, alasan kenapa Kerajaan Inggris dipimpin Ratu Elizabeth II adalah karena ia menjadi pewaris Kerajaan Inggris setelah Raja George VI bertakhta.

Menurut Britanica , Kerajaan Inggris menganut sistem monarki konstitusional, di mana raja berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional.

Fungsi utama raja atau ratu Kerajaan Inggris yang berkuasa adalah sebagai kepala negara negara. Sedangkan, semua kekuatan politik berada di tangan perdana menteri selaku kepala pemerintahan dan kabinet.

Atas dasar itulah baik raja maupun ratu yang berkuasa di Kerajaan Inggris harus bertindak atas saran mereka, atau sebaliknya.

Banyak orang yang penasaran mengapa mendiang Pangeran Philip, suami dari Ratu Elizabeth II tidak jadi raja Inggris. Menurut CBS News , itu karena Pangeran Philip tidak memiliki garis keturunan langsung dari raja Inggris terdahulu. Sehingga ia tidak bisa menjadi pewaris yang sah.

Untuk menikahi Ratu Elizabeth II, Philip harus rela melepaskan gelar kerajaan sebagai Pangeran Yunani. Philip lalu memutuskan menjadi warga negara Inggris melalui proses naturalisasi.

Setelah itu Philip mengadopsi nama keluarga dari pihak ibunya yakni Mountbatten. Sebelum resmi menikahi Elizabeth, dia dianugerahi gelar Royal Highness dan diangkat menjadi Duke of Edinburgh.

Dihimpun dari berbagai sumber, dalam sistem monarki Kerajaan Inggris terdapat banyak aturan yang harus dipenuhi, agar seorang dari keluarga kerajaan dapat menjadi pewaris takhta yang sah.

Pewaris takhta Kerajaan Inggris disebut sebagai Prince of Wales. Gelar ini diperkenalkan pertama kali oleh Raja Edward I di tahun 1301, usai penaklukan wilayah Wales.

Kemudian, muncul1701 Act of Settlement yang menetapkan aturan suksesi. Undang-undang (UU) ini menetapkan bahwa hanya keturunan dari cucu James I dari Inggris (Putri Sophia the Electtress of Hanover) yang dapat naik takhta.

Di Kerajaan Inggris, mahkota biasanya diturunkan ke putra tertua. Jika raja tersebut memiliki anak perempuan dan tidak punya saudara laki-laki, maka yang diangkat sebagai penerus adalah putri tertua sebagai ratu.

Ketika Raja George VI berkuasa, pewaris takhta diberikan kepada Ratu Elizabeth II yang merupakan putri sulungnya. Mengingat George VI tidak memiliki putra, maka yang berhak atas kekuasaan Kerajaan Inggris adalah Ratu Elizabeth II.

Namun, sejak 2013, terdapat aturan baru yang memperbolehkan anak tertua dari pemegang takhta berhak menjadi pewaris yang sah. Baik itu putra ataupun putri sulung dari penguasa Kerajaan Inggris.

Aturan ini menghapus prioritas yang diberikan kepada garis laki-laki, yang berarti bahwa keturunan raja atau ratu yang lahir sejak 28 Oktober 2011, tidak akan didiskriminasi dalam suksesi takhta berdasarkan jenis kelamin.

Dengan kata lain, alasan tersebutlah yang menjadi landasan kuat kenapa Kerajaan Inggris dipimpin Ratu Elizabeth II.

Kerajaan Inggris Berkabung Setelah Ratu Elizabeth II Tutup Usia

Ratu Elizabeth II (Lorna Roberts/123RF)

Raja George VI meninggal dunia pada 16 Februari 1952. Masih mengutip BBC , saat itu Elizabeth II berada di Kenya mewakili Raja yang sakit. Lalu ketika Philip menyampaikan kabar bahwa ayahnya telah meninggal. Elizabeth segera kembali ke London sebagai ratu Kerajaan Inggris yang baru.

Di usianya yang menginjak 27 tahun, Elizabeth dimahkotai di Westminster Abbey pada 2 Juni 1953. Disaksikan oleh publik dan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi, saat itu Elizabeth resmi menjadi ratu yang memimpin Kerajaan Inggris.

Mengutip dari The Conversation , usai Ratu Elizabeth II naik takhta, Kerajaan Inggris saat itu hanya berjarak tujuh tahun dari perang dunia kedua. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dilakukan.

Walau demikian, banyak pihak yang menilai Ratu Elizabeth II membawa perubahan besar bagi Inggris. Sebab, 70 tahun kemudian, Inggris terlihat sangat berbeda.

Menurut The Conversation , Ratu Elizabeth II mungkin menguasai ekspansi teknologi dan perubahan sosio-politik paling cepat dari raja mana pun dalam sejarah Kerajaan Inggris.

Sejak beberapa tahun terakhir, sosok Ratu Elizabeth II dikenal sebagai kepala negara yang sangat menjaga netralitas politik Kerajaan Inggris. Faktanya, Elizabeth II memang sangat jarang mengeluarkan pendapat politiknya.

Kini masyarakat Inggris atau mungkin publik dunia tengah berkabung. Kita tidak bisa lagi melihat kepala negara yang berpakaian rapi, mencengkeram tas tangannya yang ikonik dan familiar itu.

Tagar #LondonBridgeDown dan #QueenElizabeth , banyak dicuitkan oleh pengguna Twitter. Linimasa media sosial dan headline pemberitaan media massa saat ini, banyak memberitakan tentang wafatnya Ratu Elizabeth II.

Keluarga Kerajaan Inggris saat ini telah memasuki masa berkabung. Dalam beberapa hari mendatang, banyak kegiatan nasional akan ditunda.

Banyak kepala negara dan pemimpin negara lainnya yang berbelasungkawa atas kepergian Sang Ratu.

Di Inggris, nantinya para Anggota Parlemen akan memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II dan bersumpah kepada Charles Philip Arthur George, yang kini menjadi Raja Charles III.

Raja Charles III akan memimpin Kerajaan Inggris untuk sekarang dan masa mendatang.

Topik Menarik