Riwayat Pendidikan Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan yang Sebut Dirinya Tak Pernah Terbitkan Izin Penebangan Hutan

Riwayat Pendidikan Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan yang Sebut Dirinya Tak Pernah Terbitkan Izin Penebangan Hutan

Gaya Hidup | okezone | Jum'at, 5 Desember 2025 - 19:20
share

JAKARTARiwayat pendidikan Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan yang menegaskan dirinya tidak pernah mengeluarkan izin penebangan hutan selama menjabat. Pernyataan itu disampaikan Raja Juli di tengah ramainya isu pembalakan liar yang mencuat setelah bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra.

“Saya sudah sampaikan, selama satu tahun menjabat menteri, saya tidak menerbitkan satu pun PBPH penebangan yang baru,” tegas Raja Juli.

Nama Raja Juli terus menjadi sorotan publik lantaran munculnya gelondongan kayu di lokasi bencana yang memicu dugaan adanya aktivitas penebangan hutan. Posisi dan kebijakannya sebagai Menhut kemudian ikut dipertanyakan.

Di tengah perhatian tersebut, latar belakang pendidikannya ikut menarik perhatian masyarakat.

Raja Juli Antoni, Ph.D., dikenal sebagai politisi sekaligus intelektual muda. Ia lahir di Pekanbaru, Riau, pada 13 Juli 1977, dan menghabiskan enam tahun pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arqam Garut.

Pada tahun 2001, Raja Juli menempuh studi Strata 1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta—yang kini bernama Universitas Islam Negeri (UIN). Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia berhasil memperoleh beberapa beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri, baik untuk program magister maupun doktor.

Tahun 2004, ia melanjutkan pendidikan di University of Bradford, Inggris, melalui beasiswa Chevening Award. Di Departemen Studi Perdamaian (Department of Peace Studies), ia menulis tesis yang berfokus pada proses resolusi konflik Aceh.

Perjalanan akademiknya berlanjut ke jenjang doktoral setelah mendapatkan beasiswa Australian Development Scholarship (ADS). Ia kemudian mengambil bidang ilmu politik dan studi internasional di University of Queensland, Australia, hingga meraih gelar PhD. Disertasinya mengulas perbandingan proses perdamaian di Maluku, Indonesia, dan Mindanao, Filipina Selatan.

Topik Menarik