Ditinggal Orang Terkasih Meninggal Dunia, Ini 7 Fase Psikologi hingga Tahap Bangkit
JAKARTA - Ditinggal pasangan atau orang terkasih seperti suami atau istri, orangtua, kakak atau adik atau anak meninggal dunia adalah suatu momen yang tidak ingin terjadi bagi setiap orang. Meski pahit, namun jalan hidup itu harus dilalui.
Berdasarkan riset, ada sebuah tahapan yang umumnya akan dilalui meski polanya tidak selalu sama. Berikut tahapan umum yang dialami seseorang untuk bangkit setelah pasangan meninggal dunia, berdasarkan literatur psikologi Kübler-Ross, Worden, Stroebe dan Schut, serta teori meaning reconstruction.
Berikut ini 7 tahapan seperti dirangkum dari buku New techniques of grief therapy. Routledge, karya R. A. Neimeyer, Senin (1/12/2025).
1. Shock & Numbness
Fase ini, orang yang ditinggal meninggal dunia akan akan merasa syok dan mati rasa. Ini adalah respons biologis tubuh untuk bertahan dari trauma emosional. Biasanya terjadi hari–minggu pertama.
Perasaan yang dirasakan:
- Sulit percaya bahwa pasangan benar-benar tiada
- Tubuh seperti otomatis, tidak merasakan apa-apa
- Tangis muncul tiba-tiba
- Pola makan/tidur tidak teratur
2. Yearning & Searching
Fase ini, orang yang ditinggal meninggal dunia akan merasa kerinduan hebat dan fase pencarian sosok yang sudah tidak ada. Fase ini dilalui pada bulan-bulan awal setelah kehilangan.
Fase ini sering membuat seseorang merasa paling hancur, tapi justru merupakan bagian sehat dari proses penyembuhan.
Perasaan yang dirasakan:
- Merindukan pasangan secara intens
- Mengulang momen kenangan
- Merasa “mendengar” atau “melihat” pasangan (normal dalam fase berduka)
- Bertanya “kenapa harus terjadi?”
- Ada rasa kosong dan ingin kembali seperti dulu
3. Disorganization & Despair
Fase ini, orang yang ditinggal meninggal dunia akan merasa kekacauan dan keputusasaan.
Fase ini tahap paling berat secara emosional. Biasanya tampil setelah rasa syok mereda. Tahapan ini dukungan keluarga atau teman menjadi penting.
Perasaan yang dirasakan:
- Perasaan hancur atau putus asa
- Kesulitan menjalani hidup sehari-hari tanpa pasangan
- Menyalahkan diri sendiri atau keadaan
- Merasa tidak punya arah
- Emosi naik turun (marah, sedih, lelah, dan sepi)
4. Acceptance (Penerimaan Emosional)
Fase ini, orang yang ditinggal meninggal dunia akan menyadari bahwa kehilangan itu nyata. Tapi bukan berarti sudah tidak sedih.
Perasaan yang dirasakan:
- Rasa sakit mulai tidak setajam sebelumnya
- Bisa berbicara tentang pasangan tanpa runtuh
- Emosi lebih stabil
- Penerimaan bisa terjadi perlahan dan bertahap.
5. Reconstruction
Fase ini, orang yang ditinggal meninggal dunia dalam tahapan mulai membangun ulang hidupnya setelah kehilangan.
Fase ini disebut membangun hidup baru.
Pasangan mulai memahami bahwa hidup tetap berjalan. Fase ini salah satu tahap penting menuju bangkit.
Perasaan yang dirasakan:
- Mulai kembali bekerja dengan fokus
- Membentuk rutinitas baru
- Mengelola keuangan, rumah, keluarga tanpa pasangan
- Mulai menemukan kekuatan diri
6. Meaning-making
Teori modern psikologi (Robert Neimeyer) menyebut tahap ini kunci kebangkitan. Di mana orang yang ditinggalkan akan berusaha mencari makna. Fase ini biasanya dia akan berpikir “Ia pergi, tapi cintanya tetap membentuk siapa saya hari ini.”
Perasaan yang dirasakan:
- Mengaitkan kehilangan dengan makna hidup yang baru
- Mengenang pasangan bukan hanya dengan kesedihan, tapi cinta
- Merasa hubungan tetap hidup di dalam diri (bonding continuing)
- Menemukan alasan untuk bergerak maju
7. Growth dan Re-engagement
Fase ini seseorang akan mengalami pertumbuhan dan terlibat kembali dalam hidup. Di mana tahap seseorang benar-benar bangkit.
Ciri:
- Menjalin hubungan sosial baru
- Kembali menikmati hobi atau kegiatan
- Mencapai perdamaian dengan kehilangan
- Memiliki tujuan baru
- Bisa mencintai hidup kembali meski tetap merindukan pasangan










