Perayaan Maulid Nabi dalam Pandangan Hadis

Perayaan Maulid Nabi dalam Pandangan Hadis

Gaya Hidup | sindonews | Jum'at, 5 September 2025 - 12:04
share

Hari ini, 5 Sepetmber 2025 atau tepat 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah, umat Islam di seluruh dunia merayakan Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam ini, biasanya diisi dengan berbagai acara seperti tausiyah keagamaan, pembacaan Kitab Selawat, Sirah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dan berbagi makanan.

Berikut ulasan dan penjelasan Maulid Nabi dalam pandangan Hadis Sahihdijelaskan Ustaz Muhamad Hanif Rahman, Khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo dilansir dari NU Online.

Al-Hafidz Abu Fadhl Ahmad Ibn Hajar, seperti dikutip as-Suyuthi dalam kitabnya Husnul Maqshid saat ditanya perihal peringatan Maulid Nabi mengatakan, pada dasarnya hukum asal memperingati maulid adalah belum pernah dinukil dari kaum Salaf yang hidup pada tiga abad pertama. Peringatan maulidmengandung kebaikan jika di dalamnya dilakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal buruk yang tidak direstui syari'at. Maka ini termasuk bid'ah hasanah (perkara yang baik).

Menurut beliau, dasar peringatan Maulid adalah Hadis Sahih dari Tsabit dalam Sahihain. Hadis yang dimaksud diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam Kitabus Shiyam bab 79:أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسَأَلَهُمْ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ أَغْرَقَ اللَّهُ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَنَجَّى مُوسَى فَنَحْنُ نَصُومُهُ شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Bahwa Rasulullah ﷺ datang ke Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura, maka beliau bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab: "Ini adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir'aun, menyelamatkan Musa, kami berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah Ta'ala."

Baca juga:Ayat-ayat Al Quran tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Secara zahir, Hadis ini menerangkan tentang kesunahan puasa 'Asyura. Namun as-Suyuthi memahaminya lebih luas, yang subtansinya adalah kebolehan bersyukur kepada Allah atas anugerah yang diberikan-Nya baik berupa kenikmatan atau dijauhkan dari marabahaya yang mengancam pada hari-hari tertentu.

Berikut selengkapnya:فَيُسْتَفَادُ مِنْهُ فِعْلُ الشُّكْرِ لِلَّهِ عَلَى مَا مَنَّ بِهِ فِي يَوْمٍ مُعَيَّنٍ مِنْ إسْدَاءِ نِعْمَةٍ أَوْ دَفْعِ نِقْمَةٍ وَيُعَادُ ذَلِكَ فِي نَظِيرِ ذَلِكَ الْيَوْمِ مِنْ كُلِّ سَنَةٍ وَالشُّكْرُ لِلَّهِ يَحْصُلُ بِأَنْوَاعِ الْعِبَادَةِ كَالسُّجُودِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ وَالتِّلَاوَةِ وَأَيُّ نِعْمَةٍ أَعْظَمُ مِنْ النِّعْمَةِ بِبُرُوزِ هَذَا النَّبِيِّ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ وَعَلَى هَذَا فَيَنْبَغِي أَنْ يَتَحَرَّى الْيَوْمَ بِعَيْنِهِ حَتَّى يُطَابِقَ قِصَّةَ مُوسَى فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَمَنْ لَمْ يُلَاحِظْ ذَلِكَ لَا يُبَالِي بِعَمَلِ الْمَوْلِدِ فِي أَيِّ يَوْمٍ مِنْ الشَّهْرِ بَلْ تَوَسَّعَ قَوْمٌ فَنَقَلُوهُ إلَى يَوْمٍ مِنْ السَّنَةِ

Artinya: "Dari Hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa boleh melakukan syukur kepada Allah atas apa yang Dia anugerahkan pada hari tertentu berupa pemberian nikmat dan penyelamatan dari mara bahaya, dan setiap tahun dilakukan hal yang sama setiap bertepatan pada hari itu. Adapun bersyukur kepada Allah dapat dicapai dengan macam-macam ibadah, seperti bersujud, berpuasa, bersedekah dan membaca Al-Qur'an. Lantas, pada hari ini nikmat mana yang lebih agung dari pada kelahiran Nabi sang pembawa rahmat? Atas demikian itu, maka seyogianya Maulid diusahakan untuk dilaksanakan pada hari tersebut, sehingga sesuai dengan kisah Nabi Musa pada Hari Asyura. Adapun orang yang tidak memperhatikan hal yang demikian itu, maka dia tidak perduli di hari apa saja dari bulan tersebut dia mengadakan Maulid. Bahkan, banyak orang yang memperluasnya, mereka memindahkankannya pada hari-hari dari setahun." (As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah)

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa memperingati Maulid memiliki arti bersyukur kepada Allah atas nikmat yang sangat luar biasa bagi manusia dan alam semesta, yakni kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, Nabi pembawa risalah terakhir, pembawa rahmat dan pemberi syafa'at. Tidak ada nikmat yang lebih agung ketimbang kelahiran beliau di dunia dan memperingatinya merupakan amalan yang berdasar pada hadits sahih dan bernilai pahala.

Oleh sebab itu dalam peringatan Maulid agar mengerjakan hal-hal yang dapat dipahami sebagai rasa syukur kepada Allah dengan tilawah, memberi makan, bersedekah, memuji, menyanjung dan kisah-kisah keteladanan Nabi Muhammad ﷺ yang dapat menggerakkan hati untuk terus berbuat kebaikan dan beramal yang berorientasi akhirat.

Baca juga:Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Alam Semesta Bersuka Cita

Wallahu A'lam

Topik Menarik