Penyebab Juliana Marins Meninggal Akibat Benturan Benda Tumpul
Penyebab Juliana Marins, turis Brasil yang ditemukan meninggal dunia usai jatuh di Gunung Rinjani terungkap setelah melakukan autopsi. Dari hasil pemeriksaan, dipastikan bahwa kematian Juliana disebabkan oleh benturan benda tumpul.
Dokter Spesialis Forensik Bali Mandara Ida Bagus Putu Alit mengatakan benturan benda tumpul tersebut mengakibatkan kerusakan serius pada organ-organ vital dan perdarahan masif. Ia pun memastikan Juliana Marins bukan meninggal karena hipotermia.
"Terjadi kerusakan pada organ-organ dalam, serta pendarahan. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan," kata Ida Bagus Putu Alit dikutip dari tayangan di YouTube, Jumat (27/6/2025).
Ida Bagus Putu Alit menjelaskan bahwa berbagai luka lecet dan trauma di sekujur tubuh Juliana menunjukkan adanya kekerasan benda tumpul yang signifikan. Terutama di area punggung, dada, dan kepala.
Baca Juga:5 Fakta Mengejutkan Kasus Juliana Marins, Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani
Foto/Instagram Juliana MarinsLuka-luka tersebut sangat konsisten dengan insiden jatuh dari ketinggian. Di mana tubuh perempuan 26 tahun tersebut diduga terguling dan terbentur permukaan keras seperti batu atau tanah terjal.
"Jadi benda tumpul itu adalah semua benda yang permukaannya relatif rata dan kemudian padat, dan kebanyakan adalah luka lecet geser. Itu artinya tubuhnya daripada korban tergeser dengan benda-benda tubuh tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, tim forensik tidak menemukan tanda-tanda yang mengarah pada hipotermia, seperti pembuluh darah menyempit atau reaksi tubuh terhadap suhu dingin ekstrem. Justru yang tampak jelas adalah trauma tumpul yang menyebabkan pendarahan hebat, yang diyakini sebagai penyebab utama kematian.
"Kalau dilihat dari luka-luka yang ada dan pendarahan yang banyak itu, jadi hipotermia bisa kita singkirkan. Jadi penyebabnya adalah karena kekerasan tumpul," ujarnya.Baca Juga:Profil Juliana Marins, Turis Brasil yang Ditemukan Meninggal usai Jatuh di Gunung Rinjani
"Jadi untuk sementara itu (penyebab kematian) adalah kekerasan tumpul, yang menyebabkan patah tulang dan kerusakan organ dalam serta pendarahan," tambahnya.
Hasil autopsi juga menyebutkan bahwa luka terparah terdapat di bagian punggung korban, yang diduga menjadi titik benturan utama saat jatuh. Luka di bagian tersebut menyebabkan kerusakan fatal pada organ pernapasan di rongga dada.
"Jadi kalau kita lihat yang paling terparah, itu adalah yang berhubungan dengan pernapasan. Yaitu luka-luka terutama di daerah dada. Terutama adalah dada bagian belakang, punggung ya. Itu yang merusak organ-organ di dalamnya," ungkapnya.
"Kalau kita lihat pola lukanya, karena luka lecet geser, itu sesuai dengan terjatuh. Tersebar di seluruh tubuh, terutama di daerah punggung, kemudian juga di anggota gerak atas, dan bawah. Di bagian kepala ada," sambungnya.Baca Juga:Hasil Autopsi Ungkap Juliana Marins Meninggal 20 Menit setelah Jatuh di Gunung Rinjani
Dari seluruh temuan, disimpulkan bahwa Juliana meninggal dunia tidak lebih dari 20 menit setelah jatuh. Hal ini diperkuat oleh tidak ditemukannya tanda-tanda pembusukan atau herniasi otak yang biasanya muncul jika korban bertahan hidup selama beberapa jam setelah cedera.
"Bahwa bukti-bukti menunjukkan kematian itu adalah segera terjadi. Mengapa demikian, karena pendarahan yang begitu luas. Kemudian juga patah tulang, dan luka-luka itu multiple. Jadi hampir pada seluruh tubuhnya, termasuk juga organ-organ dalam yang ada di dada dan di perut," ucapnya.
"Segera itu memang relatif ya. Kita perkirakan itu tidak lebih dari 20 menit setelah trauma terjadi. Dari luka-luka bisa saya jelaskan misalnya, di kepala itu, belum menimbulkan adanya herniasi karena herniasi otak itu terjadi beberapa jam sampai beberapa hari," lanjutnya.
Meski begitu, pihak forensik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi untuk melengkapi laporan medis secara menyeluruh. "Karena standar daripada autopsi itu harus ada pemeriksaan juga, pemeriksaan toksikologi. Nah, jadi kita masih menunggu hasilnya," tandasnya.









