Benarkah Kentang Hijau dan Bertunas Itu Beracun? Pakar IPB Jelaskan Faktanya
Kabar meninggalnya pasangan WNI di Jepang yang diduga akibat mengonsumsi kentang bertunas menghebohkan media sosial. Informasi tersebut ramai dikaitkan dengan keracunan senyawa berbahaya seperti solanin dan chaconin, yang memang secara alami terdapat dalam kentang.
Menanggapi hal ini, Dr Andi Early Febrinda, dosen sekaligus Supervisor Jaminan Mutu Pangan Sekolah Vokasi IPB University, menegaskan bahwa informasi tersebut benar dan perlu menjadi perhatian publik. Menurutnya, masyarakat harus lebih waspada terhadap kentang yang sudah bertunas atau berubah warna menjadi hijau.
Baca juga: Viral TKI Meninggal di Jepang Akibat Kentang Bertunas, Ini Bahaya Nyata di Baliknya
Kentang Bertunas dan Berwarna Hijau Mengandung Racun Alami
Dalam penjelasannya, Dr Andi mengungkap bahwa solanin dan chaconin adalah senyawa glikoalkaloid yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman kentang terhadap hama. Namun, jika dikonsumsi manusia dalam jumlah berlebihan, kedua zat tersebut bisa sangat berbahaya.“Solanin bisa ditemukan di seluruh bagian tanaman kentang, mulai dari daun, kulit, daging umbi, hingga tunas. Kandungannya akan meningkat jika kentang disimpan dengan cara yang salah, belum matang saat dipanen, atau terlalu lama terpapar cahaya,” jelasnya.
Baca juga: 7 Makanan yang Menjadi Racun Jika Dipanaskan Kembali, Bahaya!
Memasak Tidak Ampuh Hilangkan Kandungan Racun Solanin
Banyak yang mengira proses memasak seperti merebus atau menggoreng dapat menghilangkan racun pada kentang. Sayangnya, hal itu tidak sepenuhnya benar. Dr Andi menegaskan bahwa pemanasan tidak efektif menurunkan kadar solanin secara signifikan.“Penelitian menunjukkan, proses perebusan hanya mampu mengurangi solanin sekitar satu persen. Kentang dengan kadar solanin tinggi biasanya memiliki rasa pahit. Gejala keracunan meliputi rasa terbakar di mulut, mual, muntah, kram perut, diare, bahkan pendarahan internal,” ujar Dr Andi.Bagian Kentang yang Harus Dihindari
Dr Andi mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi kentang yang memiliki tunas atau bagian yang berwarna hijau. Menurutnya, warna hijau pada kentang menandakan tingginya kadar solanin.“Bagian tunas dan hijau harus dibuang. Jika direbus bersamaan, senyawa beracun tersebut bisa menyebar ke seluruh umbi kentang. Jadi, pastikan untuk tidak mengonsumsinya,” tegasnya.
Tips Menyimpan Kentang yang Aman di Rumah
Untuk mencegah risiko keracunan, berikut beberapa tips aman menyimpan kentang yang disarankan Dr Andi:1. Simpan kentang di tempat sejuk, gelap, dan kering.
2. Hindari menyimpan kentang yang sudah bertunas, mengerut, atau berwarna hijau.
3. Jika ingin makan kentang beserta kulitnya, pastikan kentang masih segar dan bebas tunas.4. Jangan makan kentang yang rasanya pahit.
Untuk anak-anak, sebaiknya hanya diberi kentang yang telah dikupas karena lebih rentan terhadap racun.
Buang air rebusan kentang, karena racun bisa larut ke dalamnya.
Edukasi Keamanan Pangan Harus Terus Ditingkatkan
Di akhir penjelasannya, Dr Andi menekankan pentingnya edukasi tentang keamanan pangan di kalangan masyarakat. Menurutnya, hal-hal yang terlihat sepele seperti penyimpanan kentang dapat membawa dampak besar terhadap kesehatan.“Kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan harus terus ditingkatkan. Pilihan bahan makanan yang tepat dan penanganan yang benar dapat mencegah risiko serius bagi kesehatan,” pungkasnya.










