3 Tips Hadapi Haters Tanpa Drama
KOMENTAR jahat di media sosial bisa membuat mental seseorang down. Dampaknya, seseorang bisa menjadi tidak percaya diri bahkan menarik diri dari lingkungan sosial.
Psikolog Indah Sundari Jayanti memberi tips untuk menghadapi komentar buruk di media sosial. Pertama, kamu harus pahami bahwa kehidupan di media sosial bukan kehidupan yang sebenarnya atau real life.
"Kita harus menyadari bahwa ini tuh bukan real life kita media sosial tuh bukan real life kita, real life kita ya yang kita temui setiap hari ketemu in person face to face," kata kata Indah dalam podcast Herspective yang tayang di Youtube Okezone, dikutip Sabtu (14/6/2025).
Dia mengingatkan, apa yang orang omongin di media sosial itu belum tentu yang sebenarnya terjadi. Jangankan omongan buruk, lanjut dia, omongan yang baik aja belum tentu terjadi.
"Orang bilang kamu cantik aku bangga belum tentu terjadi jadi kita harus menyadari itu kalau ada ketikan buruk itu bukan real life kita komentar ini gak real," imbuh dia.
Sinopsis Layar Drama Indonesia Preman Pensiun X Eps 10A: Pengeroyokan Orang Tak Dikenal pada Cano
Kemudian tips kedua, manfaatkan fitur-fitur yang ada di media sosial seperti block, mute dan hide. Kamu berhak untuk memblokir seseorang jika sudah merasa tidak nyaman.
"Kalau berlebihan kita punya hak untuk block orang itu, ada pilihan block mute hide dimanfaatkan," ujarnya.
Bagi kamu punya tenaga dan waktu luang, Indah memberikan tips ketiga nih yaitu meladeni haters. Balas komentar haters kalian dan lihat dampaknya.
"Kalau kita balas komen itu dampak ke kita apa, kalau makin marah ya sudah stop tapi kalau kita jadi bisa lepas yaudah berarti itu cara yang tepat untuk dilakukan," imbuhnya.
Indah juga menyebut fenomena ketikan julid netizen sebagai proses pelampiasan emosi. Dalam istilah psikologi, kata Indah, disebut sebagai katarsis.
Katarsis adalah proses pelepasan atau pelampiasan emosi, terutama emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau ketakutan, dari dalam diri seseorang.
"Jadi sosial media adalah proses katarsis yang paling mudah yang bisa kita lakukan dan paling terjangkau, paling gampang kita tinggal ambil handphone dan ketik," kata dia.
Menurutnya, netizen-netizen julid di media sosial memiliki masalah dalam kehidupan yang sebenarnya. Mereka menjadikan sosial media sebagai tempat untuk meluapkan emosinya.
"Jadi orang yang melampiaskan emosi negatif di sosial media di real life-nya ada hal yang juga sedang membebani mereka entah mereka stress atau ada masalah," ucapnya.
Saksikan podcast lengkap Herspective bersama Psikolog Indah Sundari Jayanti yang membahas mengenai "Kenapa Gaya Perempuan Selalu Jadi Urusan Netizen?"