Waspada Pasien Pasca-Stroke Ternyata Butuh Rehabilitasi, Ini Alasannya!
JAKARTA - Banyak orang mengira bahwa proses pemulihan pasien stroke selesai saat keluar dari rumah sakit.
Faktanya, fase pasca-stroke justru menjadi tahap krusial yang menentukan apakah seseorang bisa kembali menjalani hidup secara mandiri atau tidak.
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, dr Raymond Posuma, rehabilitasi pasca-stroke adalah proses yang tidak bisa ditunda ataupun diabaikan.
“Stroke dapat memengaruhi fungsi motorik, bicara, hingga daya pikir. Tanpa terapi yang tepat dan berkelanjutan, pasien berisiko tinggi mengalami disabilitas permanen,” jelasnya.
Rehabilitasi pasca-stroke mencakup lebih dari sekadar latihan fisik. Proses ini melibatkan fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, stimulasi kognitif, hingga dukungan psikologis dan sosial.
Semua elemen ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali sistem saraf yang terganggu dan membangun kembali kemandirian serta kepercayaan diri pasien.
Post-Hajj Syndrome: Psikolog IPB University Jelaskan Rasa Hampa Usai Pulang dari Tanah Suci
Yang tidak kalah penting adalah aspek sosial dalam pemulihan. Intervensi sosial seperti mengikutsertakan pasien dalam kegiatan komunitas, hobi, atau kelompok pendukung terbukti mampu meningkatkan semangat dan kualitas hidup mereka.
Pendekatan ini dikenal sebagai social prescription intervention, yakni metode yang kini semakin banyak digunakan dalam rehabilitasi modern. Data menunjukkan, bahwa 8 dari 10 penyintas stroke berisiko kehilangan kemandirian jika tidak menjalani rehabilitasi secara terstruktur.
Sayangnya, masih banyak pasien dan keluarga yang belum menyadari pentingnya fase ini. Akibatnya, banyak penyintas stroke mengalami kemunduran fungsi hingga depresi karena kehilangan peran dalam kehidupan sosialnya.