Sindiran Tajam Ernest Prakasa soal Tambang Nikel di Raja Ampat: Iya, Iya, Pasti Ulah Asing Kan?

Sindiran Tajam Ernest Prakasa soal Tambang Nikel di Raja Ampat: Iya, Iya, Pasti Ulah Asing Kan?

Gaya Hidup | sindonews | Sabtu, 7 Juni 2025 - 07:00
share

Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa menyindir pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, terkait keberadaan tambang nikel di wilayah Raja Ampat, Papua. Dalam pernyataan resminya, Bahlil menyebut bahwa aktivitas tambang tersebut tidak berlokasi di kawasan wisata utama, seperti Piaynemo.

Menurut Bahlil, aktivitas tambang tersebut berada di Pulau Gag yang diklaim berjarak 30 hingga 40 kilometer dari destinasi wisata unggulan Raja Ampat. Ia menegaskan bahwa Pulau Gag memang menjadi lokasi tambang milik PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk, dan letaknya cukup jauh dari pusat pariwisata yang dikenal secara global karena keindahan alamnya.

"Di beberapa media yang saya baca, ada gambar yang diperlihatkan itu seperti di Pulau Piaynemo. Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat. Saya sering di Raja Ampat," kata Bahlil di Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag itu, itu kurang lebih sekitar 30 kilometer, sampai dengan 40 kilometer," sambungnya.

Baca Juga:Denny Sumargo Minta Prabowo Selamatkan Raja Ampat dari Tambang Nikel: Papua Bukan Tanah Eksploitasi

Foto/X @ernestprakasa

Pada kesempatan yang sama, Bahlil menegaskan bahwa kawasan Raja Ampat merupakan wilayah yang luas dan kompleks. Di mana tidak hanya terdiri dari destinasi wisata seperti Piaynemo yang selama ini dikenal dunia karena keindahannya dan menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara.

"Dan di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi. Tapi, luas wilayah pulau-pulau Raja Ampat itu ada yang sampai pendekatan Maluku Utara," jelasnya.

Selain itu, Bahlil menyebut bahwa Raja Ampat, sebagai kabupaten kepulauan di Papua Barat Daya, memiliki karakteristik geografis yang unik dan terbagi atas berbagai zona fungsi. Mulai dari kawasan konservasi, pariwisata, hingga kawasan yang telah dialokasikan untuk pertambangan.

Ia menyatakan bahwa sangat penting untuk memahami konteks ini secara utuh agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait lokasi tambang yang sedang dipermasalahkan.Baca Juga:Jumbo Geser Agak Laen Jadi Film Indonesia Terlaris Kedua, Ernest Prakasa: Kekalahan Membanggakan

"Itu juga teman-teman harus tahu. Jadi wilayah Kabupaten Raja Ampat itu banyak hutan konservasi, banyak pulau-pulau untuk pariwisata, tapi ada juga pulau-pulau yang memang ada pertambangan," ujarnya.

Namun, penjelasan tersebut tidak membuat publik sepenuhnya tenang. Ernest Prakasa, yang dikenal vokal dalam isu-isu sosial, melontarkan sindiran melalui akun media sosial X miliknya. Menanggapi unggahan berita dari media daring yang memuat pernyataan Bahlil, Ernest menuliskan komentar bernada sarkastik.

"Iya, iya. Kalaupun ternyata mengancam pariwisata, pasti ulah asing kan? Siap," tulis Ernest dikutip dari X @ernestprakasa, Sabtu (7/6/2025).

Sindiran tersebut langsung mencuri perhatian warganet dan memicu diskusi luas. Banyak yang menilai komentar bintang film Agak Laen itu sebagai bentuk kekhawatiran terhadap potensi kerusakan lingkungan yang bisa mengancam eksistensi kawasan wisata Raja Ampat, salah satu destinasi unggulan Indonesia yang telah mendunia.Baca Juga:Ramai Tagar PPN Memperkuat Ekonomi, Ernest Prakasa: Buzzer!

Sebelum Ernest, aktor dan mantan pebasket Denny Sumargo juga menyuarakan penolakannya terhadap eksploitasi sumber daya alam di kawasan Raja Ampat. Dalam pernyataannya, pria yang akrab disapa Densu itu secara terbuka meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan menyelamatkan ekosistem Raja Ampat dari ancaman aktivitas pertambangan.

"Saya sebagai orang yang pernah menjelajah Indonesia hampir 600 pulau di seluruh Indonesia dan Papua adalah salah satu pulau yang pernah saya jelajah," tutur suami Olivia Allan itu dalam video yang diunggah di akun Instagram @sumargodenny.

"Saya memohon dengan sangat pada bapak Prabowo mewakilkan diri saya pribadi dan aspirasi dari masyarakat Papua, tolong ditinjau kembali kebijakan untuk pengolahan nikel di Papua. Tolong sekali pak," tandasnya.

Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, menuai sorotan publik karena dinilai mengancam kelestarian lingkungan. Kawasan seperti Pulau Gag, Kawe, dan Manuran yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia kini terancam rusak akibat pembabatan hutan dan operasi alat berat.

Dampak ekologis dari tambang ini dikhawatirkan akan merusak ekosistem dan keindahan alam yang menjadi daya tarik utama wisata Raja Ampat.

Topik Menarik