5 Ciri-ciri Makanan Mengandung Minyak Babi, Perhatikan Tekstur dan Aromanya

5 Ciri-ciri Makanan Mengandung Minyak Babi, Perhatikan Tekstur dan Aromanya

Gaya Hidup | sindonews | Jum'at, 30 Mei 2025 - 07:00
share

Ciri-ciri makanan mengandung minyak babi bisa diketahui dari beberapa tanda seperti tekstur dan aroma. Sayangnya, minyak ini tidak selalu mudah dikenali karena sering kali tidak disebutkan secara eksplisit dalam label atau komposisi makanan.

Minyak babi atau lard sendiri merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan dalam berbagai jenis masakan, terutama untuk menghasilkan tekstur makanan yang lebih renyah dan rasa yang lebih gurih. Namun bagi sebagian orang, terutama umat Muslim, minyak ini adalah bahan yang harus dihindari karena alasan agama dan kesehatan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri makanan yang mengandung minyak babi. Dari tekstur yang lebih renyah, aroma khas daging, hingga kilau makanan yang mencolok, semuanya bisa menjadi petunjuk penting.

Di sisi lain, minyak babi kembali menjadi perbincangan publik setelah mencuatnya kasus kuliner legendaris Ayam Goreng Widuran di Solo, Jawa Tengah. Rumah makan yang sudah berdiri sejak tahun 1973 itu menuai sorotan karena salah satu menu andalannya, ayam kremes, diduga digoreng menggunakan bahan tidak halal.

Berikut ciri-ciri makanan yang mengandung minyak babi dilansir dari HuffPost, Jumat (30/5/2025).

5 Ciri-ciri Makanan Mengandung Minyak Babi

Baca Juga:Heboh Ayam Goreng Widuran Solo Non Halal, Manajemen Sampaikan Permohonan Maaf

1. Tekstur Makanan yang Sangat Renyah dan Empuk

Salah satu ciri paling menonjol dari makanan yang digoreng menggunakan minyak babi adalah teksturnya yang sangat renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Minyak babi memiliki titik asap yang tinggi, memungkinkan penggorengan pada suhu optimal yang menghasilkan kerenyahan sempurna tanpa membuat makanan kering atau keras.

Pada makanan panggang seperti pastry atau roti, minyak babi juga memberi efek flaky atau bersisik, menambah kesan lembut dan lapisannya lebih terasa.

2. Aroma dan Rasa Gurih Khas yang Tak Biasa

Minyak babi memiliki aroma alami yang lembut dan khas, sering kali menyerupai wangi daging atau kaldu babi yang samar. Rasa yang dihasilkan juga lebih gurih, bahkan mengandung sentuhan rasa manis yang sulit ditiru oleh minyak nabati.Jika Anda mencicipi makanan yang memiliki rasa umami berlebihan atau gurih yang tidak biasa, patut diwaspadai kemungkinan penggunaan minyak babi di dalamnya.

3. Warna dan Penampakan Minyak

Secara fisik, minyak babi dalam kondisi suhu ruangan biasanya berbentuk padat berwarna putih kekuningan, mirip mentega putih. Namun saat dipanaskan, minyak ini akan mencair menjadi bening dan nyaris tidak berwarna.

Bila Anda melihat minyak bekas gorengan berwarna agak keruh kekuningan namun tidak terlalu hitam atau pekat seperti minyak goreng biasa, itu bisa menjadi indikator awal bahwa lemak hewani mungkin digunakan.

Baca Juga:10 Masakan Terbaik di Dunia, Makanan Indonesia Posisi 7

4. Kilau dan Tampilan Makanan yang Mengilat

Makanan yang digoreng atau dipanggang menggunakan minyak babi sering kali memiliki tampilan mengilat dan terlihat lebih berminyak meski tidak terasa berat di mulut.Kilau pada permukaan makanan seperti kremesan atau gorengan bisa lebih mencolok dibanding makanan yang digoreng dengan minyak nabati. Bahkan pada makanan kering seperti keripik, kilau tersebut bisa menjadi petunjuk awal.

5. Label Produk dan Kandungan Bahan Tambahan

Untuk produk makanan kemasan atau olahan industri, sangat penting membaca label dengan cermat. Kata-kata seperti lard, animal fat, atau shortening bisa menandakan penggunaan minyak babi.

Lebih lanjut, perhatikan pula kode bahan tambahan seperti E471 (mono- dan digliserida asam lemak), E472 (ester asam lemak), E481 (natrium stearoil laktilat), dan E482 (kalsium stearoil laktilat).

Meski kode-kode ini tidak selalu berasal dari babi, beberapa di antaranya bisa berbahan dasar lemak hewani, termasuk babi, jika tidak dinyatakan halal atau bersertifikat.

Mengidentifikasi makanan yang mengandung minyak babi memang tidak selalu mudah, apalagi bila tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun dengan mengenali beberapa ciri fisik, rasa, dan informasi komposisi pada kemasan, Anda bisa lebih waspada.

Terutama bagi mereka yang menjalani pola makan halal atau memiliki alasan kesehatan tertentu, kehati-hatian adalah kunci utama dalam menjaga konsumsi yang sesuai dengan keyakinan dan kebutuhan.

Baca Juga:10 Makanan Terbaik di Dunia 2025, Nomor 8 dari Indonesia

Topik Menarik