5 Gejala Awal Batu Ginjal yang Tidak Boleh Diabaikan, Bisa Picu Komplikasi Serius
Gejala awal batu ginjal tidak boleh diabaikan lantaran bisa menyebabkan komplikasi serius. Batu ginjal merupakan kondisi yang terjadi ketika mineral dan garam mengendap dan membentuk massa keras di dalam ginjal.
Kondisi ini bisa berkembang dalam waktu lama tanpa disadari, terutama bila batunya masih berukuran kecil. Namun, jika tidak ditangani dengan benar, batu ginjal bisa menyebabkan nyeri hebat, infeksi saluran kemih, bahkan kerusakan permanen pada ginjal.
Menurut para ahli, deteksi dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Sayangnya, banyak orang cenderung mengabaikan gejala awal batu ginjal karena dianggap sepele atau mirip dengan keluhan kesehatan lainnya.
Berikut adalah lima gejala batu ginjal yang wajib diwaspadai dilansir dari Times of India, Senin (26/5/2025).
5 Gejala Awal Batu Ginjal yang Tidak Boleh Diabaikan
1. Nyeri Tajam di Punggung, Pinggang, atau Selangkangan
Gejala paling umum dan khas dari batu ginjal adalah rasa sakit hebat di area pinggang atau punggung bagian bawah, tepat di bawah tulang rusuk. Rasa nyeri ini bisa menyebar ke perut bagian bawah hingga ke selangkangan, dan biasanya datang secara mendadak dengan intensitas yang berubah-ubah.Dr. Shyam Varma, ahli urologi dari Rumah Sakit Kokilaben Dhirubhai Ambani, menjelaskan bahwa jenis nyeri ini sangat berbeda dengan nyeri otot biasa. Rasa nyeri seperti ini dikenal sebagai kolik ginjal, terjadi saat batu bergerak melalui ureter dan memicu kontraksi otot yang menyakitkan. "Rasa sakitnya sangat tajam dan bergelombang, serta tidak mereda meskipun tubuh digerakkan atau diistirahatkan," jelasnya.
2. Nyeri atau Sensasi Terbakar saat Buang Air Kecil
Saat batu ginjal mulai turun ke saluran kemih, banyak penderita merasakan sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil (disuria). Rasa tidak nyaman ini disebabkan oleh iritasi pada lapisan saluran kemih akibat gesekan dari batu.Lebih lanjut, adanya darah dalam urine (hematuria) juga sering menjadi indikator penting. Jika urine berwarna kemerahan, merah muda, atau kecoklatan, bisa jadi ini disebabkan oleh batu yang melukai saluran kemih. Bahkan jika darah tidak terlihat secara kasat mata, jejak mikroskopis dalam urine tetap bisa menunjukkan kerusakan internal.
3. Perubahan Warna dan Aroma Urine
Urine yang keruh, berbau tajam, atau berwarna tidak biasa juga bisa menjadi sinyal awal adanya batu ginjal. Batu ginjal dapat menyebabkan penyumbatan saluran kemih, menciptakan lingkungan yang memungkinkan bakteri berkembang dan menginfeksi. Hal ini bisa membuat urine menjadi keruh atau berbau menyengat, mirip dengan infeksi saluran kemih.Menurut para ahli, perubahan ini perlu diperhatikan, terutama jika tidak disertai infeksi bakteri, karena bisa menjadi petunjuk adanya penyumbatan dari batu yang harus segera ditangani.
4. Keinginan Buang Air Kecil yang Meningkat
Batu ginjal yang turun ke bagian bawah saluran kemih dapat mengiritasi kandung kemih, menyebabkan seseorang merasa ingin buang air kecil terus-menerus. Dalam banyak kasus, keinginan ini muncul meski volume urine yang keluar sangat sedikit.Pasien juga sering melaporkan sensasi pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, yang jika tidak disertai infeksi, bisa menjadi tanda adanya batu ginjal. Gejala ini kerap disalahartikan sebagai infeksi saluran kemih padahal penyebab utamanya adalah iritasi dari batu itu sendiri.
5. Mual dan Muntah Tanpa Sebab yang Jelas
Meskipun mual dan muntah bukan gejala langsung dari sistem kemih, tekanan dari batu ginjal dapat mengganggu sistem saraf yang terhubung dengan saluran pencernaan, sehingga memicu mual ekstrem hingga muntah.Dr. Ashwathy Haridas, konsultan nefrologi di Rumah Sakit Apollo Navi Mumbai, menyebut bahwa tubuh sering kali merespons rasa nyeri yang intens dari batu ginjal dengan refleks mual dan muntah. “Bukan karena masalah pencernaan, tapi karena tubuh mengalami stres akibat tekanan dari batu ginjal," terangnya.
Gejala batu ginjal dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan posisi batu. Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala sama sekali hingga batu mulai bergerak atau membesar. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, batu ginjal dapat menyebabkan infeksi kronis, penyumbatan aliran urine, dan bahkan kerusakan ginjal permanen.
Diagnosis dini biasanya dilakukan melalui pemeriksaan urine dan pemindaian seperti CT scan atau USG, yang akan membantu dokter menentukan ukuran dan lokasi batu. Penanganan bisa berupa peningkatan konsumsi air, terapi litotripsi (pemecahan batu dengan gelombang kejut), atau pembedahan pada kasus yang lebih serius.







