Viral! Maskapai Eropa Siapkan Kursi Berdiri Mulai 2026 demi Tiket Super Murah
Viral di media sosial, sejumlah maskapai Eropa dikabarkan tengah bersiap menerapkan kursi berdiri dalam kabin pesawat mulai 2026. Inovasi ekstrem ini digadang-gadang mampu menekan harga tiket hingga super murah, bahkan hanya sekitar Rp20 ribu.
Dilansir dari Time Out, Minggu (25/5/2025), beberapa maskapai penerbangan berbiaya rendah di Eropa dikabarkan tengah bersiap untuk mengimplementasikan desain inovatif ini dalam waktu dekat, dan rencananya mulai diberlakukan pada 2026 untuk rute jarak pendek.
Kursi berdiri ini bukan konsep baru, namun kembali menjadi viral setelah muncul kabar bahwa model terbaru bernama Skyrider 2.0 diklaim siap digunakan secara komersial. Inovasi ini diperkenalkan oleh Aviointeriors, perusahaan desain kabin pesawat asal Italia, yang pertama kali mengenalkan konsep tersebut pada publik di tahun 2018.
Berbeda dari kursi pesawat biasa yang memungkinkan penumpang bersandar santai, Skyrider 2.0 dirancang menyerupai pelana sepeda, yang menempatkan penumpang dalam posisi setengah berdiri dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Posisi ini mengharuskan penumpang menopang sebagian besar berat tubuh dengan otot kaki dan otot inti, bukan hanya duduk santai seperti biasa.
Foto/Instagram @enterpreneurshipquoteDesain ini memungkinkan penambahan kapasitas penumpang hingga 20 persen lebih banyak dalam satu penerbangan. Selain itu, bobot kursi yang ringan, hanya setengah dari berat kursi konvensional juga berkontribusi terhadap pengurangan berat keseluruhan pesawat, yang otomatis menekan konsumsi bahan bakar.
Kursi berdiri ini menjadi perbincangan hangat lantaran dianggap sebagai langkah radikal dalam industri penerbangan komersial. Banyak yang menganggapnya sebagai solusi brilian untuk menghadirkan tiket murah dan mengurangi dampak lingkungan penerbangan, khususnya emisi karbon. Namun, kritik keras juga bermunculan dari berbagai kalangan.
Isu kenyamanan dan keamanan menjadi sorotan utama. Dalam kondisi turbulensi atau keadaan darurat, posisi penumpang yang tidak sepenuhnya duduk dikhawatirkan memperbesar risiko cedera. Selain itu, pertanyaan mengenai apakah postur setengah berdiri dapat ditoleransi selama lebih dari satu jam menjadi bahan perdebatan tersendiri.
Daya tarik terbesar dari implementasi kursi ini tentu saja adalah harga tiket yang sangat murah. Dalam pernyataan lamanya, CEO Ryanair Michael O’Leary pernah menyebut bahwa kursi ini memungkinkan maskapai menawarkan tiket penerbangan dengan harga serendah 1 pound sterling atau setara dengan Rp20 ribu.
Skema ini diyakini bisa menjangkau penumpang dari semua kalangan dan menjadikan terbang sebagai moda transportasi paling terjangkau. Meski belum ada maskapai yang mengumumkan secara resmi penggunaan kursi berdiri ini, laporan menyebutkan bahwa sejumlah maskapai bertarif rendah di wilayah Eropa Timur dan Spanyol telah menunjukkan minat serius terhadap desain Skyrider 2.0.
Maskapai seperti Ryanair disebut-sebut paling berpotensi menjadi pionir dalam pengaplikasiannya. Jika sesuai rencana, Skyrider 2.0 akan mulai digunakan pada tahun 2026, khusus untuk penerbangan jarak pendek di bawah dua jam, guna mengurangi risiko ketidaknyamanan jangka panjang bagi penumpang.
Meskipun sisi efisiensi dan biaya tampak menjanjikan, tantangan terbesar dari implementasi kursi ini datang dari aspek regulasi. Otoritas penerbangan sipil Eropa maupun global masih harus mengevaluasi kelayakan teknis dan keselamatan dari desain kursi berdiri ini sebelum memberikan izin penggunaan.










