Tim Dosen PENS Kembangkan Motor Penggerak Kendaraan Listrik, Siap Produksi!
Tim dosen lintas jurusan dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) melalui Center for Research and Innovation on Advanced Transportation Electrification (CReATE), kembali mencuri perhatian dalam ajang Indonesia International Auto Parts Accessories & Equip Exhibition (INAPA) 2025.
Dalam pameran otomotif bertaraf internasional yang berlangsung di JIExpo Kemayoran Jakarta ini, PENS memperkenalkan inovasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Inovasi tim dosen PENS ini pun siap menjadi penantang kuat dominasi teknologi luar, khususnya dari Cina.
Di bawah kepemimpinan Prof. Dadet Pramadihanto dan didampingi Prof. Amang Sudarsono, tim CReATE menampilkan berbagai produk unggulan hasil riset dosen, mahasiswa, hingga alumni. Produk tersebut mencakup:
- Motor Axial Flux BLDC 2–5KW / 72 Volt
- Motor Axial Flux BLDC dan Controller 20KW / 153 Volt
- Dua kendaraan prototipe: sepeda motor listrik sport dan All-Terrain Vehicle (ATV)
Menurut Prof. Dadet, teknologi ini lahir dari semangat kemandirian dan kolaborasi antardisiplin ilmu — mekatronika, teknik komputer, sistem pembangkitan energi, dan teknologi informasi — serta berlandaskan semangat berdikari dan kontribusi nyata terhadap kemandirian teknologi nasional.
“Kami ingin membangun supply chain untuk motor traksi EV di Indonesia, dari desain hingga produksi. Beberapa komponen sudah bisa diproduksi lokal, walaupun masih ada yang perlu dukungan investasi untuk skala industri,” jelas Dadet.
Inovasi Berdikari, dari Kampus untuk Negeri
Proyek riset ini didukung pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui program Berlian dalam skema Berlian pada program Katalisator Kemitraan Berdikari, Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek.Dalam proses pengembangan selama lebih dari dua tahun, tim peneliti harus melakukan berbagai iterasi desain dan pengujian layaknya menyempurnakan sebuah resep masakan. Hasilnya, kini lahir generasi terbaru dari rotor, stator, dan enclosure motor yang lebih efisien, siap untuk diserap industri.
Namun, Dadet mengakui tantangan terbesar justru terletak pada hilirisasi.
“Kita bisa menciptakan, tapi tidak bisa memproduksi massal sendirian. Kita butuh investor dan industri yang siap ambil bagian dalam rantai produksi ini. Harapan kami, motor listrik buatan dalam negeri bisa digunakan untuk motor-motor listrik produksi nasional,” tambahnya.
Ia tidak menampik kehadiran Cina yang melakukan penetrasi pasar di negara-negara lain, termasuk Indonesia. “Pengusaha Cina ini sungguh-sungguh dalam berbagai hal, etos kerja sekaligus semangatnya dalam melayani. Lingkungan dan pemerintahnya sangat mendukung. Apa yang kami buat dalam Berdikari ini, merupakan langkah lanjutan yang ke depannya masih perlu dukungan investasi, dari industri dan pemerintah untuk ke fase industrialisasi,” lanjut Dadet yang optimistis dengan perkembangan teknologi otomotif Indonesia.
Untuk memproduksi motor BLDC misalnya, dibutuhkan berbagai komponen, dan sebagaian bisa diproduksi di skala lokal Indonesia. Sementara beberapa part masih perlu diimpor atau diproduksi dengan mesin khusus, seperti magnet.
“Stator motor juga memiliki kontruksi khusus, sehingga membutuhkan mesin dengan spesifikasi tertentu. Termasuk mesin coil winding yang tidak ada di pasaran. Namun pada akhirnya, kami dapat menyiapkan sendiri di kampus,” tukasnya.
PENS Tunjukkan Daya Saing Indonesia di Kancah Global
PENS menjadi satu dari sedikit kampus di Indonesia yang secara aktif ikut serta dalam pameran komunitas EV internasional, menunjukkan bahwa inovasi dari dunia pendidikan tinggi bisa bersaing secara global.Yogi Herdani, PMO Program Berdikari Kemendiktisaintek, menyatakan bahwa keikutsertaan PENS merupakan bentuk nyata dari Gerakan Kampus Berdampak.
“Sudah saatnya kampus tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga mencetak dampak. PENS sudah di jalur yang tepat, menyumbang teknologi bagi masa depan otomotif Indonesia,” ujarnya.