Hari Buku Nasional, Read Aloud Metode untuk Mengajarkan Anak Membaca Sejak Dini
JAKARTA - Menumbuhkan minat baca pada anak, Rumah Baca Zhaffa menghadirkan konsep yang berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Alih-alih hanya menyediakan rak-rak buku, mereka menghidupkan melalui berbagai aktivitas seru seperti read aloud dan edukasi bagi orangtua agar turut berperan dalam membangun kebiasaan membaca pada anak.
Read aloud adalah teknik membaca dengan suara lantang yang terbukti efektif dalam meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi anak sejak dini. Idealnya, kegiatan ini sudah bisa dimulai sejak trimester terakhir kehamilan, saat kemampuan pendengaran janin mulai terbentuk. Di masa inilah calon bayi mulai mengenali suara ibunya.
“Idealnya dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, saat bayi lahir, bahkan di trimester terakhir kehamilan, itukan fungsi pendengaran sudah terbentuk dengan sempurna. Jadi, itu sudah waktunya untuk memperkenalkan suara kita kepada jabang bayi. Cara mudahnya adalah menggunakan buku, jadi kita bacain buku, anaknya mendengarkan,” tanggap Roosie Setiawan dalam wawancara pada acara memperingati Hari Buku Nasional 2025, McDonald’s Indonesia berkolaborasi dengan Rumah Baca Zhaffa.
Membacakan buku kepada anak sejak masih dalam kandungan membawa berbagai manfaat, salah satunya membantu anak mulai mengenal dan memproduksi kata-kata lebih awal. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat hubungan emosional (bonding) antara anak dan orangtua. Kedekatan ini sangat penting untuk perkembangan anak di masa depan.
Anak yang merasa dekat dan nyaman dengan orangtuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka. Saat menghadapi masalah di kemudian hari, orangtua akan menjadi tempat pertama yang mereka cari dan rindukan untuk mendapatkan dukungan dan kenyamanan.
Selain membangun kedekatan emosional, membaca buku sejak dini juga memberikan stimulasi penting bagi perkembangan kognitif anak. Aktivitas ini mampu merangsang imajinasi, memperkaya kosa kata, serta melatih kemampuan berpikir kritis dan empati.
Universitas Brawijaya Buka Jalur Mandiri Nilai UTBK Rapor dan Prestasi 2025, Baca Syaratnya
Anak-anak yang terbiasa membaca sejak kecil cenderung memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik serta kepercayaan diri yang lebih tinggi. Membaca bukan hanya aktivitas sesaat, tetapi investasi jangka panjang dalam membentuk karakter dan masa depan anak.
“Buku adalah jendela dunia. Buku itu bisa menjadi cermin kita, refleksi kita, bahkan pintu geser. Kita bisa melihat-lihat apa saja.” kata Roosie Setiawan.
“Orangtua sebagai lembaga otoritas itu harus melakukan pembatasan, harus balance. Anak zaman sekarang tidak mungkin gamungkin ga terpapar handphone dan game. Banyak game yang juga baik, tetapi harus balance antara kemampuan kegiatan fisik, bertemu dengan buku, berinteraksi dengan orang, dan juga dengan membaca buku,” ucap Roosie memberikan pengingat dan tips kepada orangtua agar bijak dalam membatasi penggunaan handphone pada anak dan menjaga keseimbangan antara waktu bermain gadget dan aktivitas fisik.
Waktu terbaik untuk membacakan buku adalah ketika anak maupun orangtua sama-sama siap. Selain itu, membacakan buku kepada anak sebelum tidur juga dapat menenangkan sang anak setelah melakukan aktivitas seharian, jadi waktu yang terbaik orangtua membacakan buku bisa kapan saja asalkan momen tersebut nyaman bagi keduanya.
Menurut Roosie, daya ingat dan konsentrasi anak sangat bervariasi tergantung usia. Untuk anak usia dua tahun, durasi membaca selama 2–3 menit sudah cukup. Sedangkan anak yang lebih besar dan mulai memasuki usia sekolah, bisa membaca selama 10–15 menit, namun diperlukannya konsistensi dengan melakukanya setiap hari untuk membangun kebiasaan positif.
Sebagai bentuk dukungan nyata, McDonald’s Indonesia turut menyerahkan donasi 100 buku cerita bergambar yang disesuaikan dengan usia dan minat anak-anak di Rumah Baca Zhaffa. Buku-buku ini diharapkan dapat menjadi jendela pembuka dunia baru yang penuh warna, nilai, dan imajinasi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya membaca di rumah, dimulai dari hal sederhana seperti membacakan cerita sebelum tidur. Sebab, buku tak hanya dibaca, tetapi juga diwariskan—satu halaman, satu harapan,” tutup Meta Rostiawati, Associate Director of Communications PT Rekso Nasional Food.