Viral Wacana Sound Horeg Jadi Kekayaan Intelektual Tuai Kritik Pedas: Ganggu Orang, Bikin Bising, Ngancurin Fasum
JAKARTA - Fenomena sound horeg semakin marak di berbagai daerah, khususnya di wilayah Jawa Timur. Sound horeg merujuk pada pertunjukan audio dengan sistem pengeras suara berukuran besar yang biasanya disusun dalam jumlah banyak, lengkap dengan pencahayaan seperti lampu sorot.
Perangkat-perangkat ini diangkut menggunakan mobil bak terbuka atau bahkan truk besar, dan biasa digunakan dalam berbagai acara hiburan rakyat.
Namun, di balik kemeriahannya, sound horeg kini menarik perhatian dari kalangan pemerintahan. Bahkan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur (Kemenkumham Jatim) melalui Kepala Kantor Wilayah, Haris Sukamto, menyebut bahwa sound horeg patut mendapat perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Kami ada tugas yang terkait dengan perlindungan terhadap karya anak bangsa. Sound horeg ini sebetulnya adalah sebuah nama dari hasil olah pikir karya dari anak bangsa. Maka produk mereka, desain mereka itu harus kita hargai," ujar Haris pada Selasa (22/4/2025).
Menurut Haris, sound horeg memiliki unsur kreativitas dalam penciptaan produk dan desainnya, yang menjadikannya layak masuk dalam kategori hak cipta maupun hak desain industri. Ia menegaskan bahwa bentuk penghargaan ini diberikan kepada komunitas atau kelompok pelaku sound horeg, bukan kepada individu tertentu.
Lebih lanjut, Haris menyampaikan rencananya untuk menjalin komunikasi dan bersilaturahmi dengan komunitas sound horeg sebagai langkah awal penjajakan perlindungan hukum terhadap fenomena ini. Namun, ia juga memberi catatan penting bahwa perlu ada pembinaan terhadap komunitas tersebut agar tidak menimbulkan gangguan sosial.
Respons Publik
Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk mengapresiasi sound horeg, masyarakat luas justru memberikan banyak kritik dan penolakan. Banyak warga merasa bahwa aktivitas sound horeg justru mengganggu ketertiban umum.
Salah satu masalah utama yang disoroti masyarakat adalah dampak fisik yang ditimbulkan. Karena ukurannya yang besar dan tinggi, sound horeg kerap kesulitan melintasi gang sempit atau kawasan padat penduduk.
Akibatnya, tidak jarang kru sound horeg terpaksa membongkar gapura atau bagian rumah warga agar kendaraan dapat lewat. Hal ini tentu saja menimbulkan kerugian dan keresahan di lingkungan sekitar. Selain itu, suara yang terlalu kencang dari sound horeg juga bisa menggantu kesehatan pendengaran.
“Apa sih bagusnya sound horeg? Kalau hanya untuk hiburan, masa harus merusak bangunan warga?” ujar salah satu warga yang merasa dirugikan.
Fenomena ini pun ramai diperbincangkan di media sosial. Netizen menumpahkan keluh kesah dan kritik mereka lewat berbagai komentar pedas. Berikut beberapa respons warganet:
“Tim orang Jatim tapi tidak suka sama sekali sama horeg” – akun @pri***
“Kocak, cape banget jadi orang Jatim” – akun @mar***
“Ganggu orang, bikin bising, ngancurin fasum, itu intelek?” – akun @tek***
“Yaudah besok pasukan sound horeg tampil di kantor Kemenkumham Jatim yaa” – akun @ang***