Unika Atma Jaya Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor Ingatkan Indonesia Emas 2045

Unika Atma Jaya Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor Ingatkan Indonesia Emas 2045

Gaya Hidup | okezone | Kamis, 24 April 2025 - 17:27
share

JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mencatat sejarah akademik dengan mengukuhkan tiga Guru Besar Baru dalam prosesi khidmat yang berlangsung di Gedung Yustinus Lantai 15, Kampus Semanggi, hari ini. Ketiga akademisi yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Siti Saadah, S.E., M.T. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Prof. Dr. Natalia Yeti Puspita, S.H., M.Hum. dan Prof. V. Selvie Sinaga, S.H., LLM., Ph.D. dari Fakultas Hukum.

Pengukuhan ini menandai penambahan Guru Besar Tetap ke-25, 26, dan 27 di lingkungan Unika Atma Jaya sekaligus memperkuat jajaran Dewan Guru Besar universitas tersebut. Acara pengukuhan dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), dan dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Acara turut dihadiri oleh keluarga, kolega, serta para tamu undangan dari berbagai perguruan tinggi.

Rektor Atma Jaya Prof. Yuda menegaskan, peran Guru Besar bukan hanya sebagai pendidik, namun juga sebagai pemimpin pemikiran dan penggerak kemajuan ilmu pengetahuan. 

“Sebagai Guru Besar, harapannya bukan sekadar mengajar, tetapi juga memimpin dalam pemikiran, pengembangan ilmu, dan pembinaan generasi penerus. Ini adalah bagian dari komitmen kita bersama menuju Atma Jaya Emas 2045, seiring cita-cita besar Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Yuda.

Paparan Orasi Ilmiah Tiga Guru Besar Baru

Konglomerasi Keuangan dan Potensi Risiko Sistemik

Dalam orasi bertajuk “Konglomerasi Keuangan dan Potensi Risiko Sistemik”, Prof. Dr. Siti Saadah menyoroti pentingnya upaya preventif dan inovatif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Ia menjelaskan bahwa di tengah kondisi dunia yang ditandai oleh VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity), sistem keuangan nasional dihadapkan pada risiko-risiko sistemik yang semakin kompleks.

“Konglomerasi keuangan kelompok lembaga jasa keuangan yang saling terkait karena kepemilikan dan pengendalian berpotensi menimbulkan risiko sistemik yang berdampak luas terhadap stabilitas perekonomian,” jelas Prof. Siti. Ia menegaskan pentingnya identifikasi dini terhadap potensi risiko serta perlunya sinergi kebijakan lintas sektor dalam menjaga ketahanan sistem keuangan.

Ketahanan Iklim Berkelanjutan dan Hukum Internasional

Prof. Dr. Natalia Yeti Puspita membawakan orasi ilmiah dengan judul “Sustainable Climate Resilience: Pendekatan Holistik Integratif Hukum Internasional Dalam Penanggulangan Bencana.” Dalam orasinya, ia menekankan bahwa perubahan iklim bukan lagi isu masa depan, melainkan tantangan nyata yang sudah dirasakan dalam bentuk peningkatan frekuensi dan intensitas bencana.

“Setiap detik adalah waktu yang sangat berharga untuk membentuk ketahanan iklim,” tegas Prof. Natalia. Ia menguraikan bahwa pendekatan holistik dan integratif melalui hukum internasional seperti Paris Agreement dan Sendai Framework merupakan pilar penting dalam membangun ketahanan iklim yang berkelanjutan. Tema orasinya selaras dengan semangat Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2025: “Every Day Counts, Act for Resilience Today.”

 

Reformasi Sistem Paten ASEAN

Mengangkat isu kekayaan intelektual, Prof. V. Selvie Sinaga dalam orasinya yang berjudul “Sistem Paten di ASEAN dan Perbandingannya dengan ARIPO, OAPI, dan EU” menyoroti pentingnya penyelarasan kebijakan paten di kawasan Asia Tenggara. Ia mencatat bahwa meskipun negara-negara ASEAN tengah berupaya harmonisasi sistem paten, masih banyak tantangan struktural yang harus dihadapi.

“Kawasan lain seperti Uni Eropa, ARIPO, dan OAPI telah memiliki pendekatan kolektif dan efisien dalam pengelolaan paten. ASEAN perlu belajar dari praktik terbaik ini untuk meningkatkan daya saing inovasi di kawasan,” papar Prof. Selvie. Ia juga menekankan perlunya kerjasama regional yang kuat dalam menghadapi era ekonomi berbasis pengetahuan.

Dengan pengukuhan ini, Unika Atma Jaya menegaskan kembali komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penguatan budaya akademik yang unggul. Tiga Guru Besar yang baru dikukuhkan diharapkan menjadi inspirasi bagi sivitas akademika dan masyarakat luas dalam membangun Indonesia yang lebih maju, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Topik Menarik