7 Skandal Percintaan Kerajaan Inggris Paling Mengejutkan dalam Sejarah

7 Skandal Percintaan Kerajaan Inggris Paling Mengejutkan dalam Sejarah

Gaya Hidup | sindonews | Rabu, 5 Februari 2025 - 09:40
share

Beberapa skandal percintaan Kerajaan Inggris telah mengejutkan monarki, memengaruhi takhta, dan bahkan mengubah sejarah Inggris. Kisah cinta di lingkungan kerajaan ini sering kali lebih dramatis daripada dongeng.

Skandal percintaan telah menjadi tantangan besar bagi Keluarga Kerajaan Inggris sejak lama, dengan berbagai tingkat keparahan dan dampak yang signifikan terhadap masyarakat, agama, dan budaya Inggris. Meskipun beberapa tetap menjadi misteri, banyak yang menciptakan kontroversi yang bertahan hingga kini.

Dalam sejarah panjang Kerajaan Inggris, skandal cinta dan nafsu terus menarik perhatian publik. Dari raja-raja abad pertengahan hingga anggota kerajaan modern, berbagai kisah cinta terlarang, perselingkuhan, dan pernikahan yang mengguncang tradisi kerajaan telah terjadi.

Beberapa di antaranya bahkan mengubah jalannya sejarah kerajaan, membentuk persepsi masyarakat terhadap Keluarga Kerajaan, dan memengaruhi kebijakan kerajaan di masa depan. Berikut sederet skandal percintaan Kerajaan Inggris dilansir dari History Extra, Rabu (5/2/2025).

7 Skandal Percintaan Kerajaan Inggris Paling Mengejutkan dalam Sejarah

1. Raja Eadwig

Foto/History Extra

Pemerintahan Eadwig sebagai raja Inggris (955–957) dan penguasa Wessex (957–959) dikenal penuh skandal dan pertikaian. Berbeda dengan pamannya, Raja Æthelstan, yang dianggap sebagai penguasa sukses, Eadwig justru dicatat dalam sejarah karena pilihannya yang lebih berfokus pada kepentingan pribadi, terutama dalam urusan asmara.

Salah satu skandal paling terkenal terjadi saat penobatannya. Di mana Eadwig dikabarkan meninggalkan upacara untuk menemui dua wanita sekaligus, Ælfgifu, yang diduga calon istrinya sekaligus kerabat dekatnya, serta ibu dari wanita tersebut, Æthelgifu. Meskipun peristiwa ini baru dicatat sekitar 50 tahun kemudian dan kebenarannya masih diperdebatkan, kisah tersebut mencerminkan citra buruk pemerintahannya.

Tindakannya yang tidak bertanggung jawab menyebabkan ketegangan di istana, merusak hubungan dengan Keluarga Kerajaan, politisi, dan pemuka agama, serta melemahkan otoritasnya sebagai raja. Akibatnya, ia dikenang sebagai penguasa kontroversial yang lebih dikenal karena skandal pribadinya daripada prestasi kepemimpinannya.

2. Raja Edward II

Foto/Thoughtco

Pada 1308, Raja Edward II menikahi Isabella dari Prancis untuk meredakan ketegangan politik antara Inggris dan Prancis. Namun, perhatian dan kasih sayangnya justru lebih terarah pada Piers Gaveston, orang kepercayaannya sejak 1300, yang diduga memiliki hubungan lebih dari sekadar platonis dengan sang raja.

Kedekatan Edward II dengan Gaveston menimbulkan kecemburuan dan ketegangan di istana. Ayah Edward, Raja Edward I, bahkan sempat mengasingkan Gaveston ke Eropa pada 1307, kemungkinan karena khawatir akan hubungan dekat mereka. Setelah naik takhta, Edward II segera memanggil Gaveston kembali dan memberinya gelar Earl of Cornwall, memicu kemarahan para bangsawan dan keluarganya sendiri, termasuk Isabella.

Tekanan dari ayah Isabella, Raja Philip IV, menyebabkan Gaveston diasingkan lagi pada 1308. Namun, Edward II tetap mempertahankan hubungan erat dengan Gaveston, yang kembali ke Inggris pada 1309 dengan gelarnya yang dipulihkan.

Hubungan Edward II, terutama terhadap Gaveston dan kemudian Hugh Despenser, akhirnya menimbulkan kebencian di kalangan bangsawan. Konflik ini berkontribusi pada penggulingan dan eksekusi Edward II pada 1327, menjadikannya salah satu raja Inggris yang paling kontroversial dalam sejarah.

3. Henry VIII

Foto/Britannica

Setelah mendirikan Gereja Inggris demi menceraikan istri pertamanya, Henry VIII kembali terlibat skandal besar dengan mengeksekusi ratu keduanya, Anne Boleyn, pada 19 Mei 1536. Boleyn dihukum mati atas tuduhan pengkhianatan, termasuk dugaan perselingkuhan dengan beberapa pria, bahkan saudara laki-lakinya sendiri.

Namun, sebagian besar sejarawan modern meyakini bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan sengaja dibuat untuk menyingkirkannya. Ada dugaan bahwa Henry VIII sendiri yang menjebaknya agar bisa menikahi istri lain, atau bahwa penasihat raja, Thomas Cromwell, merancang fitnah ini karena melihat Boleyn sebagai ancaman terhadap kekuasaannya.

Terlepas dari kebenarannya, eksekusi Boleyn menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah Kerajaan Inggris, mencerminkan obsesi Henry VIII terhadap kekuasaan dan nafsunya yang tak terpuaskan untuk mendapatkan lebih banyak dari apa yang sudah dimilikinya.

4. Raja George IV

Foto/Sky History

George IV, yang menjabat sebagai bupati antara 1811–1820 sebelum menjadi raja, dikenal karena gaya hidup mewahnya yang penuh kekacauan. Selain menghadapi masalah keuangan dan kegagalan pernikahannya dengan Caroline dari Brunswick, ia juga terlibat dalam skandal pernikahan rahasia dengan Maria Fitzherbert pada 1785, saat masih menjadi Pangeran Wales.

Fitzherbert, seorang janda dua kali dan penganut Katolik Roma, tidak memenuhi syarat untuk menjadi ratu karena hukum yang melarang anggota kerajaan menikahi seorang Katolik. Namun, pesona dan status sosialnya menarik perhatian George IV, yang mendesaknya untuk menikah secara diam-diam. Pernikahan ini, meskipun disahkan oleh pendeta Gereja Inggris, tidak diakui secara hukum karena melanggar aturan kerajaan.

Pada 1795, George IV secara resmi menikahi Caroline dari Brunswick, yang kemudian menjadi ratu. Namun, hubungannya dengan Fitzherbert terus berlanjut secara sporadis hingga akhirnya mereka berpisah pada 1811. Skandal ini menambah citra George IV sebagai sosok yang lebih dikenal karena urusan pribadinya dibanding prestasi politiknya.

5. Raja Edward VIII

Foto/Wikipedia

Pada 1936, Raja Edward VIII memicu krisis konstitusional dengan memutuskan turun takhta demi menikahi Wallis Simpson, seorang janda cerai dari AS. Sebagai pemimpin Gereja Inggris dan 'Pembela Iman', Edward VIII dianggap tidak dapat menikahi Simpson karena statusnya yang telah dua kali bercerai, yang bertentangan dengan ajaran gereja dan nilai-nilai kerajaan.

Perdana Menteri Stanley Baldwin memberikan dua pilihan kepada Edward VIII yaitu tetap menjadi raja tanpa menikahi Simpson atau turun takhta untuk menikahinya. Edward VIII memilih turun takhta dan mengumumkan keputusannya dalam siaran BBC pada 11 Desember 1936.

Pemerintahannya yang berlangsung kurang dari setahun pun berakhir, dan ia digantikan oleh saudaranya, George VI, yang kemudian menjadi ayah dari Ratu Elizabeth II.

6. Putri Margaret

Foto/People

Hubungan romantis Putri Margaret, adik Ratu Elizabeth II, dengan Peter Townsend menjadi salah satu skandal cinta terbesar dalam sejarah Keluarga Kerajaan Inggris. Townsend, mantan pelayan Raja George VI, mulai menjalin hubungan serius dengan Putri Margaret setelah menceraikan istrinya pada 1952.

Hubungan mereka menjadi sorotan media setelah seorang jurnalis melihat Putri Margaret dengan penuh kasih mencabut serat dari jaket Townsend saat penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953.

Namun, pernikahan mereka ditentang oleh Keluarga Kerajaan dan pemerintah Inggris karena Townsend adalah pria yang telah bercerai, yang bertentangan dengan nilai-nilai Gereja Inggris dan peran sang putri dalam monarki.

Tekanan dari berbagai pihak membuat Margaret mengeluarkan pernyataan publik pada 1955, menyatakan bahwa ia melepaskan hubungan tersebut demi tugasnya kepada Persemakmuran. Meski begitu, ia dikabarkan tidak pernah benar-benar berdamai dengan kehilangan cinta sejatinya.

7. Ratu Elizabeth II

Foto/People

1992 menjadi salah satu periode paling sulit dalam pemerintahan Ratu Elizabeth II, yang kemudian ia sebut sebagai annus horribilis atau tahun yang mengerikan. Berbagai skandal dan krisis dalam Keluarga Kerajaan menguji ketahanan monarki di tengah perubahan sosial di Inggris.

Krisis utama pada tahun itu berpusat pada kehidupan pribadi anak-anak ratu. Putri Anne bercerai dari Kapten Mark Phillips, Pangeran Andrew berpisah dari Sarah Ferguson, dan pernikahan Pangeran Charles dengan Putri Diana semakin bermasalah, dengan skandal perselingkuhan dan perpecahan yang menjadi konsumsi publik.

Sorotan media terhadap kehidupan pribadi Keluarga Kerajaan pun meningkat, sesuatu yang sangat dihindari oleh Elizabeth II. Sebagai puncak dari tahun yang penuh kesulitan, empat hari sebelum pidato ratu pada 24 November 1992, terjadi kebakaran besar di Kastil Windsor, salah satu kediaman pribadinya. Peristiwa ini semakin mempertegas betapa beratnya tahun itu bagi Kerajaan Inggris.

Topik Menarik