Contoh Teks Drama Singkat Untuk Anak Sekolah
JAKARTA, iNews.id - Contoh teks drama singkat untuk anak sekolah jadi informasi patut diketahui. Drama merupakan salah satu kesenian populer di tengah masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, drama merupakan cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Sedangkan menurut Budianta (2002) pada bukunya yang berjudul Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi, menjelaskan drama adalah salah satu jenis karya sastra menampilkan dialog atau percakapan antara tokoh-tokoh.
Mementaskan drama menjadi salah satu materi yang kerap ditemui di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tentu pada setiap drama diperlukan sebuah teks yang berisikan alur cerita dan dialog setiap tokoh.
Nah, berikut ini ulasan mengenai contoh teks drama singkat untuk anak sekolah yang dikutip dari berbagai sumber, Rabu (4/10/2023).
Contoh Teks Drama Singkat Untuk Anak Sekolah
1. Judul: Kejadian Aneh di Kafe Kocak
Andi, Budi, Cindy, dan Dini duduk di meja di sebuah kafe. Eko adalah pelayan kafe.
Andi: (mengamati menu) Hei, lihatlah menu ini! Ada minuman yang disebut \'Kopi Terbang\'.
Budi: (tertawa) Kopi terbang? Apa itu, kopi yang bisa membuat kita melayang?
Cindy: (menertawakan) Mungkin mereka memberikan sayap ke cangkir kopi!
Dini: Siapa yang mau mencoba?
(Eko mendekati meja mereka).
Eko: Halo, apa yang bisa saya bantu?
Andi: Kami ingin memesan Kopi Terbang!
Eko: (Tertawa) Baik, satu Kopi Terbang datang!
(Eko datang dengan cangkir kopi dan menaruhnya di meja.)
Budi: (Terkejut) Wow, ini benar-benar kopi terbang!
Cindy: (Mengangkat cangkir) Siapa yang mau mencicipinya terlebih dahulu?
Dini: Ayo, kita coba bareng-bareng!
(Mereka semua minum kopi, lalu mereka melompat ke udara dengan wajah kaget.)
(Andi, Budi, Cindy, dan Dini terbang di udara dengan ekspresi campur aduk.)
Andi: Ini benar-benar kopi terbang!
Budi: Siapa yang perlu pesawat jika punya kopi ini?
Cindy: Ayo kita ke Bulan!
Dini: Tapi bagaimana kita turun?
(Mereka akhirnya turun dan kembali ke meja cafe. Eko datang dengan ekspresi kaget.)
Eko: Wah, saya belum pernah melihat minuman mempengaruhi pelanggan seperti ini sebelumnya.
Andi: (tersenyum) Kopi Terbang memang pantas namanya!
Budi: Tapi satu hal yang belum terjadi, kita belum membayar tagihan.
Cindy: Kami bisa membayar dengan melompat?
Dini: (Tertawa) Atau kita bisa membayar dengan kacang yang kita temukan di sini.
(Mereka membayar tagihan dengan normal dan keluar dari kafe sambil tertawa.)
Andi: Siapa sangka sekadar mencicipi minuman bisa membuat kita terbang.
Budi: Inilah yang saya sebut petualangan tak terduga.
Cindy: Setidaknya kita memiliki cerita lucu untuk diceritakan sekarang!
Dini: Ingatlah, jangan terlalu percaya dengan nama minuman di kafe.
(Mereka berjalan menjauh dari kafe sambil terus tertawa dan bercanda.)
2. Judul: Kejar-kejaran Kekacauan
Amanda sedang duduk di sofa, memegang ponsel. Bella dan Cici masuk dengan wajah terburu-buru.
Bella: Amanda, kamu tahu nggak? Ada berita besar di TV!
Cici: Benar, benar! Kamu harus dengar ini!
Amanda: (Tenang) Baik, baik. Sampaikan dengan tenang.
(Bella dan Cici berdiri tegang, memegang ponsel mereka sambil melihat berita di TV.)
Berita: Penting untuk diumumkan bahwa es krim raksasa sedang meluncur ke kota kita!
Bella: (Panik) Es krim raksasa? Apa yang harus kita lakukan?
Cici: (tertawa) Tenang, Bella. Ini bukan hal serius.
(Mereka duduk bersama di sofa, berpikir keras.)
Amanda: Baik, kita perlu membuat rencana untuk menghadapi es krim raksasa ini.
Bella: Aku punya ide! Kita bisa membeli lebih banyak keripik kentang.
Cici: (Bingung) Kenapa keripik kentang?
Bella: Kamu tahu kan, es krim dan keripik kentang pasti punya masalah. Kami bisa memalangnya dengan makanan ringan!
Amanda: (Tertawa) Ide yang unik, Bella.
(Mereka berusaha menata makanan ringan di sekitar pintu masuk apartemen.)
Cici: Aku merasa ini adalah rencana teraneh yang pernah aku dengar.
Bella: Jika es krim itu pintar, dia akan berhenti dan makan keripik kentang!
Amanda: Tapi sebaiknya kita siap dengan rencana cadangan.
(Es krim raksasa yang sebenarnya adalah karakter kostum datang dengan riang.)
Es Krim: Halo! Ada pesta makanan di sini?
Amanda: (Tertawa) Hai, Es Krim. Kami punya makanan enak untukmu.
Bella: Kamu suka keripik kentang?
Cici: Ini waktumu untuk menunjukkan sopan santun, Bella.
(Es krim raksasa duduk dan bersama-sama mereka menikmati makanan ringan.)
Es Krim: Terima kasih atas keramahan kalian. Ini benar-benar lezat!
Bella: Siapa sangka, es krim raksasa suka keripik kentang!
Cici: Dan siapa sangka, kami akan memiliki tamu seperti ini di apartemen.
Amanda: Tentu saja, hidup ini penuh dengan kejutan lucu.
(Mereka tertawa dan bersenang-senang bersama Es Krim raksasa, menunjukkan bahwa dalam situasi apa pun, tawa dan keceriaan selalu ada.)
3. Judul: Ikatan Persahabatan Abadi
Maya, Rian, Dina, dan Reza duduk di meja belajar, sedang berbicara. Bella dan Dito datang.
Maya: (tersenyum) Hei, teman-teman. Bagaimana hari kalian?
Bella: Hari ini cukup heboh. Dito, kamu harus dengar ceritanya!
Dito: (Sambil tertawa) Tentu, aku dengar.
(Bella bercerita dengan semangat tentang pengalaman lucu yang baru saja dialaminya. Semua orang tertawa dan menikmati ceritanya.)
Rian: Itu benar-benar kejadian yang unik!
Dina: Kamu memang punya kemampuan untuk menciptakan cerita-cerita lucu, Bella.
Reza: Tapi bagaimanapun juga, kita selalu bersama dalam semua petualangan ini.
(Mereka semua sedang di taman, duduk di bangku.)
Maya: Persahabatan kita selalu menjadi sumber dukungan ketika kita menghadapi kesulitan.
Dito: Kita tahu bahwa kita bisa mengandalkan satu sama lain, bahkan dalam situasi sulit.
Rian: Inilah yang membuat persahabatan kita begitu berarti.
(Mereka merayakan ulang tahun Maya di sebuah restoran.)
Dina: Selamat ulang tahun, Maya! Semoga semua impianmu terwujud.
Maya: (Tersenyum) Terima kasih, teman-teman. Aku bersyukur punya kalian dalam hidupku.
Reza: Kita punya banyak kenangan indah bersama.
(Mereka berkumpul di taman untuk merayakan pergantian tahun.)
Bella: Pergantian tahun adalah waktu yang sempurna untuk merenungkan apa yang sudah kita capai dan impian yang akan kita raih.
Dito: Mari kita jaga hubungan kita tetap kuat di tahun yang baru.
Maya: Persahabatan kita adalah harta berharga yang kita rawat bersama.
(Mereka duduk di taman pada sore hari.)
Rian: Masa depan akan membawa banyak perubahan, tapi kita akan tetap bersama.
Dina: Kita akan saling mendukung dalam setiap perjalanan hidup masing-masing.
Reza: Ikatan persahabatan kita tidak akan pernah pudar.
(Mereka berdiri di taman dengan tawa, senyuman, dan pandangan penuh harapan ke masa depan, menunjukkan bahwa persahabatan mereka adalah ikatan yang tak tergantikan.)
4. Judul: Mengejar Cita-cita
Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil bernama Adi dan Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi pindah bekerja mereka berdua pun terpisah. Pada suatu ketika tanpa disadari mereka bertemu kembali.
Ketika bertemu, mereka berbincang-bincang perihal rencana kuliah.
Anjas: Adi, rencananya kamu mau kuliah di mana?
Adi: Aku mau kuliah di PIP.
Anjas: Memangnya kamu mau pilih jurusan apa?
Adi: Pelayaran. Mau jadi kapten kapal dong hehehe. Hmm tapi
Anjas: Kamu kenapa?
Adi: Tapi aku lemah dengan pelajaran fisika.
Anjas: Duh jangan sedih dong, sudah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi kamu pasti bisa. Teruslah berusaha, jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits! Tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetap berdoa.
Adi: Iya, terima kasih ya atas masukannya. asti aku bakal belajar lebih giat lagi.
Anjas: Nah gitu dong!
Adi: Kalau kamu? Mau kuliah dimana?
Anjas: Aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus, jurusan apa?
Adi: Kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikuti kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai dengan bakat dan minat kamu juga.
Anjas: Iya sih, tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Adi: Ya, kalau menurut aku sih, soal bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain. Misalnya, ke teman, guru, dan juga orang tua. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Ya, dengan berdoa.
Anjas: Wah makasih ya, Adi, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikuti saran kamu. Oh iya, udah sore, nih. Aku pulang, ya. Makasih Adi.
Adi: Oh iya, oke, deh. Sama-sama. Makasih juga ya Anjas.
Setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar. Akhirnya, Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan kuliah. .
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Berkat kegigihan yang dilakukan Adi dan Anjas, akhirnya mereka diterima di perguruan tinggi yang mereka impikan.
5. Judul: Lomba Masak
Reni, Ria, Untari, dan Susi sedang duduk-duduk di teras rumah Ria. Di atas meja terhidang minuman dan sepiring pisang goreng. Peristiwa itu terjadi pada suatu sore hari.
Reni: Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide?
Ria: (Penuh tanda tanya). Sebetulnya sudah, tapi apakah kalian setuju dengan ideku ini?
Untari dan Susi: (Hampir bersamaan). Coba katakan, apa idemu?
Ria: Begini (diam sebentar). Kita buat saja masakan dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kebetulan kami panen pisang dan singkong, kemarin. Nah, kita bisa memanfaatkan kedua bahan itu.
Untari: Tapi apakah masakan kita tidak memalukan? Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah.
Susi: Benar pendapat Untari, tentunya kelompok kita akan membuat masakan dari bahan yang lebih baik dan lebih mahal.
Reni: Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria. Dengan bahan yang sederhana kita pun dapat membuat makanan yang enak. Kebetulan kakakku pernah membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Jadi, kita dapat belajar dari dia.
Ria: Ya, ibuku pun pernah memasaknya, dan hasilnya Kami semua senang.
Untari: (Bernada khawatir). Tapi Bagaimana dengan kelompok lain?
Susi: Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak dan mahal.
Reni: Ah, makanan mahal belum tentu enak rasanya. Dan kita harus mengingat kemampuan kita.
Ria: Betul kata Reni, sebaliknya makanan yang murah belum tentu tidak enak. Maka, sekarang kita putuskan saja, kelompok kita, kelompok II, akan membuat makanan dari bahan singkong dan pisang.
Reni: Ya, aku setuju, bagaimana Untari, dan kau Susi?
Untari: (Bernada pasrah). Bisa begitu Ya sudahlah, aku setuju.
Susi: Aku juga setuju.
6. Judul: Malin Kundang
Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.
Malin: Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar).
Puteri: Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.
Mande: (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu, Nak? (berteriak-teriak kegirangan).
Puteri: Siapakah wanita tua itu Kanda?
Malin: (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.
Mande: Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?
Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).
Mande: (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun, jika ia benar anakku si Malin Kundang maka hukumlah dia yang telah durhaka itu. (Sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya.
Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.
7. Judul: Impian Masa Depan
Suatu ketika, empat orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.
Toni: Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan dua pilihan, kerja di perusahaan besar, tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil, tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?
Linda: Yaa kalau aku pilih yang di perusahaan kecil, tapi gajinya besar.
Norman: Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya, walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya.
Toni: Kalau kamu bagaimana, Am?
Ami: Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti ke depannya bisa cukup menjanjikan bagiku.
Toni: Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan? (sambil menunjuk Ami).
Ami: Iya benar!
Norman: Kalau kamu sendiri, Ton?
Toni: Ya kalau aku kurang lebih sama dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang kariernya, buat apa juga? (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).
Norman: Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karier masa depan nanti.
Linda: Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?
Ami: Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan ke depannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita.
Norman dan Toni: Siippp!









