Bawa Majapahit Berjaya, Seberapa Dekat Hubungan Gajah Mada dengan Hayam Wuruk?

Bawa Majapahit Berjaya, Seberapa Dekat Hubungan Gajah Mada dengan Hayam Wuruk?

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 2 Oktober 2023 - 16:15
share

JAKARTA - Tokoh Hayam Wuruk dan Gajah Mada melegenda dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kedua sosok tersebut berjasa atas kejayaan Kerajaan Hindu-Budha terbesar di Nusantara, Majapahit.

Sejarah mencatat keduanya berhasil membawa Kerajaan Majapahit berada di era keemasannya dengan kemajuan di bidang ekonomi, militer, dan pertahanan.

Berhasil mencapai masa kejayaan bagi kerajaannya membuat hubungan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada menarik untuk diulas. Okezone pun merangkum seberapa dekat Hayam Wuruk dan Gajah Mada hingga dapat membawa puncak kejayaan bagi Kerajaan Majapahit?

Sosok Hayam Wuruk

Hayam Wuruk merupakan raja ke-4 dari Kerajaan Majapahit, dirinya dinobatkan menjadi raja saat berusia 17 tahun. Nama Hayam Wuruk memiliki makna yang jika diartikan ayam terpelajar. Nama tersebut mengacu pada peristiwa sesaat dirinya dilahirkan muncul berbagai peristiwa alam seperti gempa bumi, hujan lebat, dan letusan Gunung Kelud yang menandakan alam menyambut kelahirannya.

Selama menjabat sebagai raja, Hayam Wuruk dikenal dengan sosok pemberani dan tegas. Dirinya memiliki berbagai keahlian untuk dapat mengatur pemerintahan dan membawa kesuksesan Kerajaan Majapahit pada masa itu.

Tidak berdiri sendiri, untuk membawa Majapahit sebagai kerajaan yang besar dan masyhur. Hayam Wuruk juga turut dibantu oleh andil Patih Amangkubumi Gajah Mada. Di mana keduanya bekerja sama untuk meningkatkan sektor ekonomi dan pertahanan dalam negeri, dan juga berekspansi dengan kerajaan di negara tetangga,

Sosok Gajah Mada

Pengangkatan Gajah Mada sebagai Mahapatih Amangkubhumi dilakukan pada tahun 1334 M. Dan pada saat itu juga Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, yang berisi bahwa dirinya tidak akan menikmati rempah-rempah hasil kenikmatan duniawi sebelum berhasilkan menyatukan seluruh Nusantara.

Upaya Gajah Mada dalam menyatukan seluruh nusantara berlangsung selama 21 Tahun. Bersama dengan sang raja yaitu Hayam Wuruk, keduanya membawa puncak kejayaan bagi Majapahit dengan dasar Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa. Yang artinya meskipun berbeda-beda namun tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada

Hubungan yang terjadi antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada sangatlah erat, jasa Mahapatih Gajah Mada sangatlah besar bagi Majapahit selama kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Bahkan Mahapatih Gajah Mada telah mengasuh Hayam Wuruk sejak kecil.

Gajah Mada merupakan salah satu orang yang paling dipercaya oleh Hayam Wuruk, dirinya secara sukarela mengabdikan seluruh hidupnya kepada Kerajaan Majapahit. Memiliki tekad yang besar Gajah mAda berhasil mengantarkan Majapahit ke era keemasan dengan menyatukan kerajaan di seluruh nusantara dan berhubungan dengan kerajaan asing.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap Mahapatih Gajah Mada karena kebijaksanaanya dan pengabdiannya terhadap kerajaan. Raja menganugerahkan tempat beristirahat bagi Gajah Mada di Madakaripura sebuah daerah di Probolinggo, Jawa Timur sesudah Gajah Mada undur dari jabatannya menjadi Mahapatih..

Perang Babut

Walaupun telah bersama-sama mencapai puncak kejayaan bagi Majapahit. Namun sayangnya akibat perselisihan pada Perang Bubat, hubungan keduanya memburuk.

Diceritakan menurut Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada: Biografi Politik, bahwa Perang Bubat menjadi kegagalan Gajah Mada dalam menyatukan nusantara. Hal ini diawali dengan rencana pernikahan Dyah Pitaloka dengan Raja Hayam Wuruk.

Pada saat itu Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melakukan pernikahan tersebut. Namun karena ambisi besar Gajah Mada untuk turut menaklukan Kerajaan Sunda.Gajah Mada memaksa Dyah Pitaloka untuk mengakui atas kekuasaan Majapahit.

Mendapatkan penolakan dari Kerajaan Sunda, akhirnya terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Majapahit dengan Kerajaan Sunda. Dimana melalui pertempuran itu menewaskan Raja Sunda, dan karena ayah beserta pasukannya gugur, Dyah Pitaloka kemudian melakukan bunuh diri.

Melalui peristiwa ini terlihat bahwa ambisi Gajah Mada sangat besar, dirinya tidak ragu mengorbankan perasaan cinta Hayam Wuruk kepada Dyah Pitaloka. Bahkan memanfaatkan momen sakral yaitu pernikahan rajanya.

Atasi Polusi, Partai Perindo: Industri Hijau dan Pengolahan Limbah Ramah Lingkungan Harus Diberlakukan

Akibat Perang Bubat Gajah Mada kemudian tidak lagi dipercaya oleh keluarga Majapahit untuk duduk dibangku pemerintahan. Kemudian dihapuskan gelarnya dari Mahapatih kerajaan. Setelah itu Gajah Mada memilih untuk bertapa dan menghabiskan waktunya di Madakaripura, sebuah daerah perdikan yang diberikan oleh Hayam Wuruk sebagai bentuk penghargaan.

Pasca kepergian Gajah Mada dari politik Majapahit. Hayam Wuruk merasa sangat sedih karena meskipun bersalah atas terjadi Perang Bubat, namun Gajah Mada merupakan Mahapatih yang sangat berjasa bagi kejayaan Majapahit.

Breaking News! Gempa Besar M5,6 Guncang Papua Barat

Hal baik yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah Hayam Wuruk sebagai sosok raja dapat mengambil keputusan dengan lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada Gajah Mada.

Demikian kisah hubungan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada, banyak pembelajaran yang dapat diambil dari kisah keduanya mulai dari cara bekerjasama dan dengan tidak saling berkhianat dengan orang yang telah menaruh kepercayaan pada diri kita.

Topik Menarik