Kembali Tampilkan Koleksi Terbaru Desainer Tanah Air, Senayan City Fashion Nation Kembali Digelar

Kembali Tampilkan Koleksi Terbaru Desainer Tanah Air, Senayan City Fashion Nation Kembali Digelar

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 29 September 2023 - 18:29
share

Sempat vakum selama dua tahun, Senayan City Fashion Nation akhirnya kembali digelar. Dalam pembukaannya yang berlangsung di Main Atrium Senayan City pada Kamis (21/9) lalu, sejumlah tiga desainer ternama Tanah Air, yakni Rama Dauhan, Wilsen Willim, dan Mel Ahyar menghadirkan koleksi terbaru mereka.

Sesi acara yang mengangkat tema DIVERSESTYLE tersebut diibaratkan sebagai sebuah rajutan, di mana dengan gaya mode yang berbeda di antara ketiganya, terjalinlah permainan alur emosi cukup kuat.

Rama Dauhan x Nabil Ghassani \'Harmoni\'

Dalam proyek ini, Rama Dauhan berkolaborasi dengan seniman internasional Nabil Ghassani dalam menciptakan sebuah koleksi gabungan. Bentuk karya antara keduanya melahirkan kompleksitas seni kriya dengan gaya.

Alasan Rama memilih Nabil sebagai partner- nya dalam eksperimental kali ini karena ia kagum dengan ciptaan pelukis tersebut. Karena itu, ia merasa Nabil merupakan kolaborator yang tepat. I adore your work and everything, ungkap Rama kepada Nabil yang juga hadir dalam sesi Opening Night Fashion Nation 2023.

Dirinya juga menjelaskan alasan pengambilan tema Harmoni sebagai ide dasar dari koleksi ini. Menurutnya, \'Harmoni\' merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan proses Rama dan Nabil untuk saling menyelaraskan energi saat membuat karya tersebut. Sinkronisasi, nyaman, dan kreatif menjadi cara terpenting bagi keduanya lancar berkreasi. Selain itu, ada juga sisi eksplorasi sebagai sisi inspiratif dari karya ini.

Ada eksplorasi dalam bentuk embroidery di establishment yang bener-bener dari karyanya (Nabil) menjadi sebuah baju. Itu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi juga untuk Nabil sendiri mungkin, melukis langsung di kanvas yang berupa baju juga sesuatu yang baru. So, that\'s a lot of exploration , kata Rama.

Wilsen Willim x Project Restore Batik \'Yang Hancur dan Kembali\'

Jatuh cinta dengan wastra pada beberapa tahun terakhir membuat Wilsen memiliki minat baru dalam pelestarian budaya, terutama batik dan tenun. Selayaknya sebuah warisan budaya, Wilsen ingin melestarikan batik bukan hanya dari segi pembuatan, tetapi setiap sarat makna yang tergurat pada setiap helai kain batik patut dijaga.

Tema Yang Hancur dan Kembali tak semata-mata Wilsen pilih tanpa makna. Pada koleksi terbarunya, Wilsen menggunakan batik lawas tahun 60-an hingga 80-an dari seluruh penjuru Indonesia.Kali ini saya menggunakan batik lawas yang sudah lapuk dan terlalu ringkih untuk digunakan, papar Wilsen.

Dirinya merasa setiap sobekan, lubang atau ketidaksempurnaan pada kain batik justru mengandung banyak cerita.Kain-kain ini telah bermanfaat dan mempercantik pemakainya untuk waktu yang lama, dengan adanya aksen payet dan bordir ini justru menguatkan dan menambah keindahan perjalanan cerita batik lawas tersebut, jelasnya.

Pada koleksi Yang Hancur dan Kembali , teknik payet dan bordir keemasan pada setiap busana terinspirasi dari teknik reparasi guci dan keramik khas Jepang, Kintsugi , di mana potongan keramik disatukan dan dieratkan kembali dengan logam mulia. Wilsen menjelaskan, teknik payet dan bordir keemasan pada setiap potongan batik lawas menciptakan tekstur baru yang modis, berani, elegan dan mencuri perhatian.

--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------

Mel Ahyar x Erica Hestu \' Versecapades\'

Pada koleksinya kali ini, Mel Ahyar secara khusus menggandeng seniman lukis Erica Hestu dan menciptakan koleksi mixed media art bertajuk Versecapades . Ia mengaku terinspirasi dari konsep surreal multiverse dalam Oscar-winning movie Everything Everywhere All at Once (2022).

Verscapades adalah gabungan portmanteau dari universe (semesta) dan escapade (petualangan). Di atas kanvas, Mel menuangkan teknik fashion seperti bordir dan sulam, sementara Erica konsisten membawa ciri khasnya dengan melukis seluruh permukaan kanvas hingga penuh ke tepi, seakan memberi tahu bahwa betapa tidak terbatasnya potensi diri yang kita miliki.

Baik Mel Ahyar maupun Erica Hestu rupanya sudah mengagumi satu sama lain sedari lama. Mel bahkan merasa dirinya punya visi serupa dengan Erica dalam setiap karyanya.

Saya melihat Mbak Erica selalu berkarya dengan jujur. Lukisannya juga gitu kan, suka-suka dia saja. Tiba-tiba ada gajah, di dalam perut gajah ada mobil. Apalagi setelah ngobrol, saya jadi tahu Mbak Erica tuh melukis kadang sambil nelpon, di pesawat, udah kaya bernafas aja gitu. Sama kaya saya juga bikin desain nggak yang semedi dulu hening jangan diganggu. Kadang lagi main sama anak langsung coret-coret, jelas Mel.

Tak hanya ketiga desainer tersebut, acara yang digelar mulai dari 21 September hingga 1 Oktober ini juga menghadirkan karya-karya 15 desainer lainnya, seperti Andreas Odang, Carmanita, Chossy Latu, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Didi Budiadjo, Era Soekamto, Eridani, Ghea Panggabean, Hian Tjen, Ivan Gunawan, Liliana Lim, Mel Ahyar, Sebastian Gunawan, Yogie Pratama, Monica Ivena, Rama Dauhan, dan Wilsen Willim.

Bagi kamu yang ingin melihat langsung hasil rancangan para desainer, Fashion Exhibition juga dibuka setiap hari di Ground Floor Senayan City tanpa dipungut biaya masuk.

Topik Menarik