Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi Berbagai Tema
JAKARTA, iNews.id Contoh teks anekdot dalam bentuk narasi akan dijabarkan dalam artikel ini. Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot berisi cerita singkat yang lucu dan mengesankan, biasanya anekdot berisi tentang orang penting atau terkenal dan berdasarkan pada kejadian sebenarnya.
Teks anekdot tidak hanya singkat dan lucu, tapi memiliki maksud untuk mengkritik. Dan biasanya yang dikritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik. Tokohnya bisa manusia, atau hewan, dan bentuknya bisa berupa dialog dan juga narasi.
Mungkin lebih sering membaca teks anekdot dalam bentuk dialog, mari simak contoh teks anekdot dalam bentuk narasi dikutip berbagai sumber, Jumat (15/9/2023) sebagai berikut:
4 Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi
1. Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi Makan Rumput
Pada hati itu Pak Suranto tengah mengendarai mobil mewahnya di suatu lokasi. Namun tiba tiba Pak Suranto merasa heran pada saat ada seorang ibu ibu yang nampak sedang makan rumput. Pak Suranto pun akhirnya memutuskan berhenti serta hendak bertanya mengapa ibu tersebut memakan rumput. Selama ini Pak Bahagiao tahunya manusia hanya makan nasi, bukan makan rumput.
Pak Suranto pun kemudian bertanya, Maaf bu, kenapa ibu memakan rumput?. Ibu tersebut dengan wajah memelasnya menjawab, Saya lapar pak serta tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Mendengar jawab itu, Pak Suranto pun merasa sangat iba. Kemudian ia ibu tersebut agar naik ke dalam mobil mewahnya. Tetapi tanpa diduga ibu tersebut menolak.
Saya tidak dapat naik mobil mewah bapak, saya memiliki lima anak yang juga tengah memakan rumput di rumah. jelas dari ibu tersebut. Mendengar hal itu, Pak Suranto pun lantas menjawab, Ya sudah bawa saja kelima anak ibu itu. Tentu saja ibu merasa sangat girang, iya kemudian memanggil seluruh anakanaknya agar naik mobil mewah Pak Suranto.
Pada saat berada di dalam mobil, anak -anak ibu pun merasa sangat senang. Salah satu anak ibu itu juga ada yang bertanya, Bapak akan mengajak kami kemana?. Pak Suranto menjawab Tentu saja saya akan membawa kalian ke rumah saya. Mereka pun bertambah girang. Memangnya kenapa bapak mau membawa kami ke rumah bapak?, tanya anak yang lainnya. Pak Suranto pun menjawab Iya, soalnya rumput yang ada di rumah saya sudah mulai panjang panjang.
2. Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Pada suatu hari, seperti hari biasa, dari pagi hingga siang tukang kupat tahu ini berdang di SMP 4 Tasikmalaya pukul 12 siang. Ia dia biasanya akan menyusuri rel kereta guna mengambil jalan pintas menuju arah lokasi dagang berikutnya, yaitu Pasar Pancasila.
Namun kebetulan pada hari itu, dagangannya telah habis. Yang mana pembeli terakhirnya berada di sisi rel kereta.
Sesudah pembeli terakhir tersebut selesai, tukang kupat tahu pun langsung membersihkan piringnya yang berwarna merah kemudian mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan.
Dan secara kebetulan lagi, waktu itu terdapat kereta yang melintas. Melihat terdapat tanda merah yang dikibas -kibaskan dari jauh, masinis kereta pun kaget kemudian menginjak rem dengan keras.
Sebab disangka terdapat hal darurat yang membahayakan. Kemudian kereta pun berhenti tepat di samping tukang kupat tahu tadi. Masinis bertanya Ada apa, pak?, tukang kupat tahu menjawab Tidak ada apaapa, pak, tinggal bumbunya saja.
Seketika Masinis pun turun kemudian langsung memukuli si tukang kupat tahu.
3. Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi Pencuri Sandal dan Koruptor
Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang Arya bergegas untuk segera pulang.
Di tengah perjalanan pulang Arya mengalami kecelakaan karena terserempet sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Arya putus.
Dengan terpaksa Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi apa daya uangnya tidak mencukupi.
Karena uangnya tidak mencukupi, Arya pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.
Lagi Viral Gen ZTaiwan Jalan Menunduk seperti Budaya Indonesia, Netizen: Beneran Apa Ngejek?
Sambil duduk diteras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi ketika targetnya sibuk beribadah ia segera mengambil sandal tersebut. Ternyata aksinya berjalan dengan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tak diduga sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya.
Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Apes sekali Arya, perutnya yang buncit membuat ia tidak bisa berlari kencang. Arya pun dibawa ke kantor polisi. Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan satu minggu lagi. Sial sekali bagi Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk. Hakim mengatakan Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri sandal seharga Rp30 ribu rupiah. Dengan ini anda dihukum selama lima tahun penjara. Arya kebingungan loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?
Kemudian hakim memberikan penjelasan kepada Arya, bahwa ia mencuri sandal sehingga merugikan seseorang Rp30 ribu. Sedangkan para koruptor mencuri uang Rp2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah kalau dihitung koruptor hanya merugikan Rp10 saja setiap orang. Jadi kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.
4. Contoh Teks Anekdot dalam Bentuk Narasi Larangan Merokok
Lina merupakan wanita kecil yang berada dalam satu keluarga. Pada sesuatu hari, Lina memandang bapaknya lagi merokok di depan rumahnya.
Lina yang mengenali kalau merokok itu sangat beresiko untuk kesehatan, maka langsung menegur bapaknya. Bapak, jangan merokok, rokok itu bahaya buat badan bapak. Ucap Lina wanita kecil yang masih lugu.
Bapaknya juga merasa malu, lantaran anaknya yang sangat pintar. Bapak Lina juga cuma tersenyum sambil mengusap rambut gadis kecilnya.
Bapak, cepat matikan rokoknya. Ucap Lina sekali lagi memerintahkan kebaikan buat Bapaknya.
Demi mencari jawaban yang pas, bapaknya juga berkata Nak, kamu benar sekali. Ini Bapak lagi memusnahkan rokok dengan membakarnya satu- persatu. Soalnya jika bakar pabriknya sekalian ya ga boleh dong. Sang anak jitak pala ayahnya.
Sekian penjabaran mengenai empat contoh teks anekdot dalam bentuk narasi mengenai berbagai tema, semoga dapat menambah wawasan terkait teks anekdot dalam bentuk narasi dan menjadi acuan dalam membuat teks anekdot dalam bentuk narasi.









