Keberadaan Alien Hoax? Ini Penjelasan Ahli
JAKARTA - Kabar tentang keberadaan alien sudah sering muncul di berbagai belahan dunia. Namun sampai detik ini belum ada juga bukti yang jika alien benar-benar ada, dan kini lebih sering dianggap hoax alias palsu.
Gagasan yang diajukan oleh para peneliti dalam sebuah makalah baru mencoba menjawab hal tersebut. Terungkap bahwa ini karena alien tidak bisa menyalakan api. Apa sebabnya.
Sebagaimana dilansir dari Metro , Selasa (22/8/2023), api merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi. Tanpa api, tidak ada masa depan yang cerah sehingga tidak akan mampu membentuk peradaban.
Bisa dilihat bagaimana manusia melakukan banyak hal dengan api. Dari zaman besi, api dibuat untuk meleburkan logam. Kemudian selama ribuan tahun api menghasilkan penemuan mesin pembakaran internal, sebuah revolusi dalam sejarah manusia.
Api juga digunakan untuk memasak makanan manusia. Yang mana ini juga berpengaruh pada perluasan kapasitas otak, sehingga memungkinkan perkembangan manusia yang luar biasa pesat.
Didampingi PNM Urus Dokumen Usaha, Ibu Rantiyem Mantap Kembangkan dan Wariskan Usaha Batik
Intinya, tanpa api, tidak ada masa depan yang cerah. Tapi kenapa hal itu tidak bisa dilakukan di planet lain?
Nah, percobaan laboratorium telah menunjukkan bahwa atmosfer dengan kadar oksigen di bawah sekitar 18% tidak memungkinkan terjadinya pembakaran.
Jadi, bahkan jika kehidupan alien memang ada, tidak peduli seberapa pintar mereka, kemungkinan besar mereka tidak akan pernah mampu mengembangkan teknologi yang cukup canggih untuk menemukan manusia, begitu juga sebaliknya.
"Anda mungkin memiliki cukup oksigen di atmosfer planet ekstrasurya untuk memiliki kehidupan multisel yang kompleks, tetapi Anda mungkin tidak memiliki cukup oksigen untuk memulai pembakaran," kata Profesor Amedeo Blabi.
Ilmuwan Universitas Roma, bersama Profesor Adam Frank dari Universitas Rochester New York, menyebut kemungkinan terlalu banyak oksigen juga bisa membuat hidup sama sulitnya dengan tidak cukup.
Menurutnya, kadar oksigen antara 18,5% dan 21% adalah ideal, tetapi jika konsentrasinya naik di atas 30%, kemungkinan meluasnya kebakaran yang menghancurkan kehidupan akan sangat tinggi karena pembakaran akan sangat mudah.
Sementara beberapa teleskop mengamati planet ekstrasurya memiliki kemampuan untuk mendeteksi tingkat oksigen atmosfer saat ini, Teleskop Luar Angkasa James Webb mulai memantau tingkat oksigen atmosfer di planet ekstrasurya dengan mengukur perubahan cahaya inframerah ketika molekul O2 bertabrakan.
"Kami baru mulai mencari atmosfer planet kebumian. Ini adalah hal yang menarik - kami berada di perbatasan sekarang," ungkap Profesor Frank.









