Perilaku Tak Biasa Bisa Jadi Tanda Anak Stres, Ini Tips Mengatasinya
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR Stres tidak hanya terjadi pada orang dewasa dan remaja saja. Tetapi, kerap juga terjadi pada anak. Orang tua perlu mengetahui gejalanya, untuk melakukan penanganan. Jika tidak, berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar, Novita Maulidya Jalal SPsi MPsi Psikolog menuturkan, sumber masalah stres pada anak bisa muncul karena masalah dari lingkungan disekitarnya, seperti masalah orang tua, sekolah, dan teman.
Di lingkungan keluarga misalnya; orang tua bercerai, bisa juga karena masalah pelajaran sekolah, cemas kepada matematika, ataupun karena lingkungan pertemanan dan lingkungan sosialnya.
Masalah-masalah yang terjadi pada anak ini, menarik perhatiannya, sehingga dirinya telah banyak melakukan penelitian terkait masalah yang kerap menimpa anak.
Apalagi, kata dia, sumber masalah yang berujung pada stres ini berdampak buruk pada pertumbuhan anak.
Rasa sakit di dalam hati akan dibawa hingga dewasa, mereka tidak memiliki masa kecil yang tidak mengenakkan, tidak seperti anak lain yang seharusnya menikmati masa kanak dengan bermain, bahagia, tertawa. Justru mereka cepat berpikiran dewasa karena masalah yang dihadapi, jelasnya.
Adapun masalah yang kerap dihadapi anak, jelas Novita, yaitu terkait kecemasan berlebih terkait tugas-tugas akademis (cemas pada mata pelajaran tertentu, misal kecemasan pada mapel Matematika), perundungan di sekolah, menghadapi masalah di lingkungan pertemanan.
Lalu, masalah keluarga seperti perceraian orang tua, atau keluarga kesulitan ekonomi turut menyumbang membuat mereka tertekan dan merasa cemas. Bisa juga karena keluarga tidak harmonis, mendengar pertengkaran orangtua, kekerasan pada anak, KDRT, atau mendapat informasi yang belum sesuai dengan usianya.
Tanda stres pada anak adalah munculnya perilaku yang tidak biasa. Ada perubahan dalam dirinya, ada perilaku yang tidak pernah dilakukannya kini dilakukannya.
Misalnya, sebelumnya ceria, periang, ramah menjadi murung, sebelumnya suka bermain menjadi penyendiri. Sebelumnya pemberani menjadi penakut dan pemalu. Tanda tidak biasa ini dapat ditemukan pada perubahan perilaku anak menjadi tidak seperti biasanya. (mia/lin)
Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres pada anak:
- Bantu anak menyadari dirinya stres
Jika anak sudah menunjukkan gejala-gejala stres, belum tentu ia sendiri menyadari kalau gejala tersebut adalah bentuk dari stres. - Dengarkan keluh kesahnya
Ketika anak sudah mulai tenang dan mau membuka diri, dengarkan baik-baik keluh kesahnya tanpa maksud menyalahkan, menghakimi, atau menggurui. - Bantu pecahkan masalahnya
Orang tua harus membantu memecahkan masalahnya, sebab anak belum bisa memecahkan masalahnya sendiri. - Jangan terlalu tegas pada anak
Bila terjadi perubahan perilaku pada anak jangan terlalu tegas. Sebaliknya, bila dimarahi, anak justru tidak akan menghentikan tingkah lakunya, bahkan bisa membuat anak semakin takut. - Bantu anak memahami perasaannya
Yakinkan anak bahwa Anda memahami dan sangat memaklumi perasaannya. Jelaskan baik-baik kalau apa yang dirasakan dan dialaminya adalah bagian dari proses hidup. - Ajarkan anak mengelola emosi
Bila sudah paham bahwa emosi negatif itu adalah hal yang wajar, bantu anak untuk mengelola emosinya dengan baik. Setiap anak berbeda sehingga caranya mengelola emosi pada masing-masing anak juga tidak sama. - Cari solusi stres pada anak bersama-sama
Langkah selanjutnya yaitu mencari solusi bersama-sama. Membantu anak mencari solusi dan jalan tengahnya. Kalau masalah berat, orang tua harus turun tangan, tetapi bila anak bisa memecahkan sendiri hanya perlu dituntun (diarahkan) dan diberi solusi. - Bangun rumah yang nyaman
Rumah yang nyaman akan membuat anak ikut nyaman. Sebaliknya rumah yang seperti neraka akan membuat anak tertekan. - Luangkan waktu untuk anak
Sesibuk apapun, luangkan waktu berbicara dengan anak sehingga dapat mengetahui apa yang terjadi pada anak. Tunjukkan pada anak bahwa Anda akan selalu ada di sisinya sehingga tidak segan menceritakan masalahnya.





