Hati-hati! Sering Abaikan Emosi Anak Sebabkan Childhood Emotional Neglect

Hati-hati! Sering Abaikan Emosi Anak Sebabkan Childhood Emotional Neglect

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 16 Mei 2023 - 11:23
share

AKURAT.CO, Mendengar rengekan anak merupakan sesuatu hal yang sangat menjengkelkan, terutama bagi orang tua. Apalagi kalau sudah di luar kontrol orang tua, tangisan semakin tidak bisa dikendalikan.

Apa cara yang tepat untuk menghadapi hal ini? Menanggapi tangisannya atau justru mengabaikannya?

Ternyata, mengabaikan tidak hanya dengan cara mendiamkannya. Orang tua harus tahu bahwa mengabaikan emosi anak bisa dengan kata-kata yang sepertinya terdengar peduli, tetapi sebenarnya menolak emosi anak.

Nah, emosi anak yang sering diabaikan berisiko alami anak akan mengalami Childhood Emotional Neglect (CEN). Chilhood emotional neglect adalah sebuah keadaan ketika orang tua mengabaikan kebutuhan emosional anak.

Apa itu Childhood Emotional Neglect?

CEN atau Childhood Emotional Neglect merupakan salah satu bentuk penganiayaan atau abuse yang paling umum dilakukan kepada anak.

CEN dapat menimbulkan dampak buruk bagi psikologis anak dan menurunkan kemampuan akademis. Hal ini dapat terjadi karena otak emosi yang berfungsi merespon secara emosional stimulus dari lingkungan sekitarnya.

Ketika anak sedang mengalami CEN, otak emosi menjadi semakin besar dan reaktif, akibatnya anak cenderung merasakan emosi takut dan cemas yang berlebihan.

Nah, perasaan emosi takut dan cemas berlebihan inilah yang kemudian dapat menghambat proses belajar anak sehingga menimbulkan menurunnya kemampuan akademis pada anak.

Contoh kalimat Childhood Emotional Neglect

  1. "Loh kok nangis? Nih pak satpam ada anak nangis nih," pada contoh tersebut, orang tua bertujuan ingin segera membuat anaknya yang menangis untuk diam. Akan tetapi, orang tua cenderung mengabaikan perasaan anak yang sedih tanpa menanyakan sebab akibat menangis dan seberapa sedihnya anak. Anak yang ketakutan bisa saja langsung diam, tetapi ia berakhir diam dengan emosinya yang terabaikan.
  2. "Masa gitu aja nangis, lebay kamu," pada contoh kedua ini, perasaan anak sangat jelas telah diabaikan. Orang tua menjadi meremehkan perasaannya dan merasa yang dirasakan anak tidak penting. Kemudian orang tua melabeli anak dengan kata \'lebay\'. Tentu saja anak mungkin akan diam, tetapi di sisi yang sama ia merasa sakit hati.
  3. "Harusnya kamu bersyukur sudah dibelikan sepeda, nggak perlu nangis cuma karena nggak ada keranjangnya!" pada kalimat tersebut juga mencerminkan ketidakpedulian orang tua terhadap perasaan anak. Kemudian, menekankan bahwa anak seharusnya bersyukur bukannya malah menangis, yang menyebabkan emosi anak ditolak oleh orang tua.
Topik Menarik